cover landing

The Bastard's Betrayal

By ReeeanaBullton


Dentuman musik terdengar jelas di telinga seorang pria yang sekarang sedang mengedarkan pandangannya di sebuah kelab ternama Jakarta, Axelion Calandra Chevalier. Pria yang sangat dikenal oleh publik. Axel mempunyai paras yang sangat tampan dan memikat. Ia sekarang sedang menyipitkan matanya akibat sorot lampu diskotek.

Axel termasuk artis muda dan pengusaha muda terkenal. Seharusnya setelah menyelesaikan sebuah syuting ia beristirahat, tetapi tidak untuk hari ini karena dirinya harus menjemput gadis yang belum berada di apartemen padahal hari sudah terbilang larut. 

Axel kembali berjalan menelusuri sebuah kelab yang terbilang luas tetapi terasa sempit karena banyaknya penghuni. Beberapa kali Axel mengembuskan napasnya karena banyak sekali orang yang mabuk dan berjalan sempoyongan. 

"Lepas, gue mau pulang bajingan!" 

"Lepas!"

"Dasar bajingan sialan!" Sumpah serapah keluar dari bibir gadis cantik yang ingin keluar dari kerumunan. Gadis itu sekarang memberontak karena laki-laki hidung belang yang sedari tadi memeganginya.

"Gak usah pegang-pegang gue, ya!" tegas Leyna saat menghindari pria yang sedari tadi mengikutinya.

Bruk!

Suara seseorang yang terjatuh di belakangnya membuat seorang gadis itu menoleh. Leyna Natalie Walterputri semata wayang dari seorang pengusaha sukses. Leyna tidak mabuk, dirinya masih sadar dan bisa melihat bahwa ada seorang pria yang ia kenal tengah bersedekap menghadapnya. 

"Siapa yang nyuruh dugem?" tanya Axel. Tentu ucapan pemuda itu tidak terlalu jelas didengar karena musik diskotik yang terlalu berisik. 

"Axel, aduhhhh narik lo kekencengan bisa lecet tangan gue!" protes Leyna saat Axel menarik tangannya. 

"Ngapain dugem, lo tau gak ini jam berapa?" jawab Axel sembari berdecak kesal. 

"Kan gue dah chat lo. Gue juga gak mabuk kok, masih waras." 

"Lo tuh dah stres dari dulu," jawab Axel yang masih kesal dengan Leyna.

Padahal Axel sudah melarang gadis itu untuk pergi, tetapi Leyna tidak membaca pesan yang ia kirimkan. 

"Ada air putih gak? Tenggorokan gue pahit banget," ungkap Leyna tidak memedulikan Axel.

"Biarin, biar copot sekalian tenggorakan lo." Jawaban Axel masih tidak dihiraukan oleh Leyna.

Axel memilih untuk mengajak Leyna keluar dari diskotik tersebut.

“Anjing, ini tangan gue bisa lecet loh!” Leyna berusaha melepaskan genggaman Axel.

Axel membukakan pintu mobil dan menyuruh Leyna untuk cepat masuk karena hari sudah semakin pagi.

Pemuda itu hanya melirik Leyna. Jika bukan karena orang tua Leyna, mungkin ia akan membiarkan gadis itu. Namun Axel sudah diberi tanggung jawab oleh Reviano untuk menjaga putrinya.

Semenjak lulus dari SMA, keduanya memang memilih untuk menetap bersama. Apalagi saat itu kedua orang tua mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya, membuat keduanya memilih hidup bersama untuk saling melindungi.  

Setelah itu Axel masuk ke dunia hiburan, meski Sean—sang ayah—tidak pernah mengizinkannya. Sebagai kompromi atas pilihannya, Axel juga harus menjalankan perusahaan keluarga. 

"Ley, bangun udah sampe!" ucap Axel sembari meggoyangkan tubuh Leyna. Selama perjalanan pulang, Leyna memilih untuk tidur sementara Axel menyetir sembari mendengarkan musik.

"Gendoongggg!" pinta Leyna dengan mata terpejam. 

"Gak bisa, capek gue. Cepetan atau mau gue tinggalin?" 

"Tega?" Leyna akhirnya membuka mata. Gadis itu menatap Axel dengam tajam sebelum membuka pintu mobil dan kembali menutupnya dengan kasar.

Axel hanya menghela napas. Padahal jalanan tidak terlalu ramai karena sudah hampir pagi, tetapi rasa lelah di tubuh membuat dirinya hanya ingin berbaring dan tidur. 

"Besok-besok dugem lagi aja ya, Ley!" sindir Axel 

"Diizinin, nih?" tantang Leyna dengan nada yang mengejek.

"Iya, habis itu gak usah pulang!" 

"Halah, itu mah biar lo bisa cuddle sama cewek lo, kan? Biar bebas gak ada gue," protes Leyna yang membuat Axel berdecak kesal. 

Sebenarnya Leyna juga mempunyai pekerjaan, yaitu memimpin perusahaan Reviano. Namun karena gadis itu baru saja lulus kuliah, membuat Reviano belum bisa memercayakan perusahaan pada Leyna sepenuhnya. Alhasil Reviano menyuruh Leyna untuk bekerja pada Axel. Menjadi sekretaris Axel untuk sementara waktu. 

"Besok habis ngantor ada pertemuan keluarga," ucap Axel dengan tiba-tiba saat keduanya sudah masuk ke apartemen. 

"Serius? Kok Mama gak bilang sih sama gue." 

"Males kali ngomong sama lo." 

"Bisa gak sih lo gak ngeselin sehari aja? Sampe bosen gue dari kecil sama lo mulu," ungkap Leyna. 

"Ya udah, sana! Noh ada pintu kalau mau pergi," kata Axel dan berjalan ke arah kamarnya. Sebelum masuk Axel menyempatkan berbalik dan menjulurkan lidah ke arah Leyna yang kesal. 

Setiap hari keduanya seperti itu. Tak heran kekasih Axel selalu cemburu pada Leyna, meski jelas gadis itu merupakan sahabat Axel sedari kecil. Berbeda dengan Axel yang mempunyai seorang kekasih, Leyna memilih tidak terlibat dalam sebuah hubungan dengan siapa pun. Sebab menurutnya semua itu hanya membuang waktu.

***