cover landing

Rythm of The Soul

By PutuFelisia


Ini tidak mungkin terjadi!

Gadis kecil itu memeluk dirinya sendiri. Air matanya turun ke pipi. Dia sungguh tak memercayai kejadian tadi. Semua berjalan begitu cepat bagaikan mimpi. Yang lebih penting lagi, dia sama sekali tak menyangka hari ulang tahunnya akan berubah jadi petaka.

“Hyeri … hari ini Appa dan Eomma akan menemanimu seharian …. “

Mata Hyeri berbinar-binar. Dia tidak menyangka kalau Appa-nya yang selalu sibuk itu akhirnya akan menyempatkan diri merayakan ulang tahun bersama. Kalau saja Kak Jaehoon-nya saat itu tidak di asrama, mereka akan bisa berkumpul sebagai keluarga.

Appa dan Eomma tadi mengajak Hyeri ke taman bermain. Mereka naik berbagai wahana dan membeli berbagai makanan enak. Setelah puas bermain, mereka pergi jalan-jalan ke pasar jajanan seperti keluarga pada umumnya.

Lalu, senja pun datang.

Mereka pulang dengan gembira. Hyeri duduk bersama Appa dan Eomma di bangku belakang. Sopir keluarga mengemudi sambil ikut merasakan kebahagiaan itu. Sampai akhirnya ... sebuah truk dari arah depan melaju melawan arah. Dengan cepat, truk itu menghantam mobil keluarga Hyeri. Hyeri sendiri sulit menyadari apa yang terjadi hingga dia kehilangan kesadaran. Waktu Hyeri sadar, dia telah ada di rumah sakit ini. Kedua orang tuanya sudah tidak ada lagi.

“Hyeri, semua akan baik-baik saja ... tenanglah, anak manis .... “ Suara Eomma terngiang-ngiang di telinga Hyeri. Dia mengingat kehangatan yang melingkupinya di dalam mobil yang ringsek itu. Rupanya, Eomma memeluknya erat-erat, melindungi Hyeri dari kematian.

Brak!

Jendela menjeblak dengan tiba-tiba. Secara logika, kamar VVIP Hyeri dengan panel jendela yang kokoh tidaklah mungkin bisa terbuka begitu saja. Namun, rupanya malam ini adalah pengecualian. Angin malam yang dingin kini menerobos masuk dengan ganas, menerbangkan barang-barang di dalam kamar Hyeri.

Fu~ Fu~

Hyeri menggigil seraya menutup telinga secara naluriah. Suara angin itu begitu asing dan janggal, suara yang sepertinya bukan berasal dari dunia ini. Hyeri menangis semakin keras, terlebih ketika melihat asap putih di depannya berputar-putar lalu sebuah tangan putih terulur dari sana.

Suara tawa menggema di dalam kamar. Tangan sekurus buluh bambu itu kian panjang ... berusaha meraih Hyeri yang kini meringkuk ketakutan di tempat tidur.

“Kau bisa melihatku, kan? Ayo ikut denganku ... ayo ... Kau seharusnya ada di Alam Baka. Hihihihi~”

“Tidak! Tolong!”

Hyeri berteriak-teriak dan melemparkan barang-barang di dekatnya ke arah tangan kurus itu. Namun, tangan itu terus memanjang dan bergerak menggapai-gapai mencari Hyeri.

“Ikutlah denganku ... kau harus ikut denganku!”

Hyeri merapatkan diri ke dinding di belakang. Sayangnya, tangan itu telah berhasil menyentuhnya. Dengan segera, tangan itu mencengkeram leher Hyeri dan mencekik gadis itu.

Hyeri berusaha memukul-mukul tangan itu. Mulutnya bergerak-gerak mencari udara. Sayangnya, tangan itu terlalu kuat. Dengan cepat, Hyeri kehabisan tenaga dan pandangannya kian menggelap.

“Lepaskan dia!” hanya suara itu yang berhasil ditangkap Hyeri sebelum dia tidak sadarkan diri lagi.

***

Namanya Jugeun. Dia adalah hantu 150 tahun yang mengejar target untuk meringankan hukumannya di neraka. Tugasnya adalah membawa roh orang yang seharusnya meninggal atau gentayangan ke pengadilan akhirat. Di sana, roh-roh itu akan menerima hukuman berat atau tugas untuk meringankan hukumannya, kehidupan yang sungguh berbeda dengan Alam Langit yang penuh kesucian.

Sayangnya, akhir-akhir ini, dia selalu keduluan Makhluk Langit. Mereka sering membawa roh-roh bajik yang mengalami kematian terpuji (menurut mitologi Korea, kematian terpuji merupakan salah satu 8 berkat kehidupan dan ada syarat tertentu untuk mendapatkannya). Teknologi kedokteran juga mempersulit usahanya. Ini benar-benar mengesalkan. Kadang, Jugeun bahkan berspekulasi kalau Alam Baka semakin kejam gara-gara Raja Yeomma (Raja Alam Baka) melampiaskan kekesalannya pada Alam Langit dan Alam Manusia.

Kali ini, Jugeun akan membawa Kim Hyeri yang lolos dari kecelakaan mobil. Meski ini agak melanggar peraturan, ia tidak peduli. Yang penting, target terpenuhi dan dia tidak disiksa oleh petugas Alam Baka.

Jiwa ke 998.

Kalau saja tadi dia berhasil, 3 jiwa keluarga Kim akan menggenapkan target 1000 jiwa. Sayangnya, dia lagi-lagi keduluan makhluk langit. Rupanya, orang tua Kim Hyeri melakukan banyak kebajikan selama hidupnya, termasuk mengadopsi seorang anak korban KDRT di panti asuhan.

Namun, tenang saja ... kali ini, Jugeun akan berbaik hati menjemput putri semata wayang mereka. Dia telah mengintai gadis itu dari lokasi kecelakaan. Kalau saja orang tua gadis itu tidak melindungi dengan nyawa mereka, gadis itu sudah berhasil dia tangkap sedari tadi.

Jugeun menjebol jendela dengan mudah. Dia sangat senang melihat ekspresi ketakutan di wajah mungil itu. Si Gadis Kecil mungkin pertama kali melihat makhluk halus, ekspresi polosnya membuat Jugeun semakin merasa puas.

“Kau harus ikut denganku!”

Jugeun mencekik si gadis kecil sekuat tenaga. Perlawanan si gadis kecil sama sekali tidak berarti baginya. Saat si gadis kecil mulai kehilangan kesadaran, Jugeun merasakan kemenangannya sudah sangat dekat ....

“Lepaskan dia!”

Jugeun ingin mengabaikan suara itu. Tapi, rasa panas membakar tiba-tiba menggores di bagian cengkeramannya. Jugeun kelabakan. Dengan segera, dia beralih kepada sosok pemuda yang kini berdiri tegak di hadapannya.

Aura pemuda itu merah berkobar-kobar. Jugeun merasa silau sekaligus panas. Dia segera menggerakkan tangan, bermaksud menghajar pemuda itu. Akan tetapi, ketika dia hendak maju, seorang makhluk halus berhanbok lebih dulu memblokir serangannya.

“Arrrrrrgh! Siapa kau sebenarnya? Kenapa ada Makhluk Halus 500 tahun bisa bersamamu?”

Tentu saja, Jugeun tidak sempat mendengar jawaban dari pemuda itu. Api pemuda itu bergulung-gulung, membakarnya hingga sirna dari sana. Tak lama, pemuda itu menghampiri Hyeri. Napasnya terengah-engah, tangannya mengepal erat, memendam kepanikan luar biasa.

“Hyeri, apa kau tidak apa-apa?”

Pemuda itu memeriksa jantung dan napas Hyeri. Syukurlah yang dia takutkan tidak terjadi. Hyeri hanya pingsan.

“Jangan takut, mulai sekarang, aku yang akan melindungimu.”