cover landing

(Not) A Cold Marriage

By Alfylla


Prolog

Menjadi anak tunggal membuat Athar mau tak mau harus menjadi penerus bisnis orang tuanya. Walau begitu, Athar tak keberatan sama sekali. Dia menikmati pekerjaannya dengan sangat baik. Athar merupakan sosok pria yang berhasil dididik orang tuanya menjadi pria yang baik dan bertanggung jawab. Karena didikan orang tuanya yang cukup keras juga, akhirnya Athar berhasil menjadi orang yang berkualitas.

Selama bekerja di perusahaan orang tuanya, Athar sudah beberapa kali ganti sekretaris. Ada yang resign sendiri karena alasan tertentu, ada juga yang tak profesional hingga Athar tak nyaman dan akhirnya diberhentikan sepihak. Dan satu tahun yang lalu, Athar mendapatkan sekretaris bernama Raina. Dalam pandangan pertama, Athar menerka kalau sekretaris barunya terlihat sangat profesional dalam bekerja, dan ternyata terkaan Athar benar. Akhirnya, Athar pun nyaman dengan semua sikap profesional sekretaris barunya tersebut.

Namun, hari demi hari terlewati dengan sering bersama, sebuah perasaan suka yang cukup menggebu hadir dalam hati Athar untuk Raina. Athar ingin mendekat, tapi dia paham kalau Raina sudah memiliki seseorang. Karena itu, Athar menahan diri karena tak mau menjadi penyebab rusaknya hubungan seseorang. Walau begitu, secara diam-diam Athar selalu memperhatikan Raina. Dan tentu saja, Raina tak pernah menyadarinya. Selama ini Raina menganggap Athar hanya sebatas atasan saja, tanpa berharap lebih karena dia memang sudah memiliki seseorang. Namun nyatanya, secara diam-diam sang atasan malah menyimpan rasa suka padanya.

***

Bab 1

Raina Ravellina. Seorang wanita cantik yang sudah berusia 25 tahun. Memiliki tubuh tinggi dan ramping bak seorang model. Wajah cantik, kulit putih, dan attitude yang baik. Dia bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan besar sejak satu tahun yang lalu.

Selama 25 tahun hidupnya, semuanya berjalan dengan baik. Kariernya semakin hari semakin bersinar, hingga dia bisa berada di posisi sekarang. Tentu menjadi seorang sekretaris di sebuah perusahaan besar adalah impian banyak orang. Apalagi, di perusahaan besar ini banyak yang ingin jadi sekretaris adalah karena gajinya yang lebih besar dari perusahaan lain. Tambahan, CEO-nya masih lajang. Jadi, akan terhindar dari fitnah 'sekretaris menggoda bosnya yang sudah berkeluarga'.

Semuanya terasa semakin sempurna, karena Raina memiliki kekasih yang baik dan sangat mencintainya. Mereka sudah bertunangan, dan berencana akan menikah enam bulan lagi.

Hari ini, Raina pun tak berhenti tersenyum. Sang kekasih tercinta, mengirim pesan padanya dan berkata ingin bertemu setelah pulang kerja nanti. Raina senang, karena hari ini dia tak perlu lembur. Sudah seminggu lamanya dia tak bertemu dengan kekasihnya karena pekerjaannya yang padat dan keadaan memaksanya untuk lembur.

"Kenapa senyum-senyum? Apa kamu sudah menyiapkan semua berkas untuk meeting siang ini?"

Raina tersentak kaget saat menyadari sang bos sudah berdiri di dekat mejanya dan menatapnya dengan tajam. Raina segera berdiri dan memberikan hormat, serta meminta maaf.

“Maaf, Pak. Semua berkas untuk meeting siang ini sudah selesai. Saya sudah menyiapkan semuanya.” Raina menjawab dengan jantung berdegup sedikit kencang karena terkejut.

“Pastikan jangan sampai ada yang kurang atau tertinggal nanti. “ Athar berkata dengan tegas, memberikan peringatan. Raina hanya bisa diam dan menundukkan pandangan saja mendengar itu.

"Jangan lalai. Kamu tahu sendiri meeting siang ini sangat penting." Raina mengangguk pelan setelah mendapatkan teguran tegas dari sang bos. Dia kemudian bisa bernapas lega setelah bosnya tersebut masuk ke dalam ruangannya. Entah dari mana bosnya tersebut barusan, karena Raina tak menyadari bosnya keluar. Mungkin, saking bahagianya hingga dia abai dengan sekitar.

Athar Wishnutama, itulah nama bos Raina. CEO FC Company, yang juga merupakan pewaris tunggal A3 Group. A3 merupakan gabungan nama dari empat bisnis milik orang tua Athar. Dari empat bisnis itu, Athar memilih memimpin FC Company. Sisanya, diserahkan pada orang kepercayaan.

Raina dengar dari ayahnya, FC Company memang sudah terkenal dan berjaya sejak dulu. Athar adalah generasi keempat yang memimpin perusahaan setelah ayahnya.

Athar adalah sosok yang dikagumi banyak orang. Pria, maupun wanita. Tak bisa dipungkiri, Raina pun kagum pada bosnya tersebut. Selain memiliki wajah tampan dan sifat tegas, bosnya tersebut juga tidak genit seperti mantan-mantan bosnya terdahulu. Hal itu membuat Raina nyaman bekerja.

Siang ini, Raina dan Athar memang ada meeting dengan kolega yang berasal dari Singapura. Karena kedatangan koleganya tersebut khusus membahas hasil akhir dari proyek kerja sama, maka meeting kali ini dianggap sangat penting. Raina pun berusaha fokus pada persiapannya. Dia harus semakin memperbaiki kualitas diri dalam pekerjaan. Jangan sampai dia kehilangan pekerjaan istimewa ini!

***

Raina pulang dari kantor pukul empat sore, beberapa jam sebelum matahari terbenam. Beruntungnya pekerjaannya hari ini selesai tepat waktu hingga dia tak perlu lembur. Sebenarnya saat pekerjaannya belum selesai pun Athar tak pernah memaksanya untuk lembur dan memberikan keringanan agar mengerjakannya di hari besoknya saja.

Raina adalah anak satu-satunya, atau biasa disebut anak tunggal. Ibunya sudah meninggal dunia sejak 10 tahun yang lalu. Kini, Raina juga memiliki seorang ibu tiri dan adik tiri yang resmi menjadi keluarga sejak tujuh tahun yang lalu.

Ayah Raina yang bernama Dedi Triharsa bukanlah seorang pebisnis atau pengusaha. Dia adalah seorang karyawan di perusahaan FC Company juga dan posisi tertinggi yang dia dapatkan adalah Manager Keuangan. Namun karena sering sakit-sakitan, ayahnya memutuskan untuk berhenti kerja sejak dua tahun yang lalu demi kesehatan. Akhirnya, mau tak mau Raina yang menjadi tulang punggung keluarga.

Maya Dhitawini, adik tiri Raina masih mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan dan akan lulus tahun depan. Dia kuliah di sebuah universitas yang cukup bergengsi di Jakarta atas kemauannya sendiri dan Raina mendukung sepenuhnya. Tentu saja biaya kuliahnya ditanggung oleh Raina. Namun, Raina ikhlas melakukan semuanya. Karena yang dia rasakan, Maya maupun ibunya, menyayangi Raina sebagai keluarga sendiri.

Namun, pemikiran itu berubah hari ini. Raina sudah sangat bahagia karena bisa kembali bertemu dengan sang kekasih hati, Viko. Viko mengungkapkan niatnya berkunjung ke rumah Raina bersama orang tuanya. Raina dengan senang menyambut mereka, namun ternyata itu semua menghantarkan perasaan sakit tak terkira untuk Raina.

"Rai, aku rasa hubungan kita cukup sampai di sini saja. Sebentar lagi kita akan menikah dan kamu tetap sibuk dengan kariermu. Setelah menikah, aku ingin istriku menjadi ibu rumah tangga saja seperti ibukuDan aku tahu, kamu gak akan bisa melepaskan karirmu begitu saja." Viko berucap dengan lancar tanpa rasa gugup. Kepalanya menunduk, seolah memperlihatkan penyesalan.

"Tapi Viko, kita sudah merencanakan pernikahan kita enam bulan lagi!"

"Kamu lebih tepatnya, Rai. Bukan kita. Aku ingin kita menikah sejak tahun lalu. Namun, kamu menolak demi karir." Viko membalas dengan cepat. Raina menatap tak percaya pada pujaan hatinya tersebut. Kenapa semua jadi begini?

"Setinggi apapun pendidikan seorang wanita, tugasnya setelah menikah ya tetap ke dapur dan urus anak. Karir tak seharusnya di nomor satukan," timpal ibu Viko tanpa rasa bersalah sedikit pun. Raina terdiam dengan rasa sesak memenuhi jiwa.

"Maaf, Rai. Aku ingin menikah dengan wanita yang sanggup menuruti segala kemauanku dan orang tuaku. Maaf sekali lagi, aku sudah menemukan penggantimu." Pernyataan Viko seperti palu besar yang menghantam dada Raina. Sakit, sakit sekali. Raina tak menyangka kalau dia akan dikhianati seperti ini oleh orang yang selama tiga tahun ini menempati hatinya.

"Selesaikan saja semuanya sekarang, Nak Viko. Toh, ditunda pun Raina akan tahu juga." Tiba-tiba Feni, ibu tiri Raina bersuara. Raina menatap semua yang ada di sana tak mengerti.

"Maaf, Rai. Tapi aku mencintai Maya, adikmu. Kami saling mencintai," lirih Viko. Bagai disambar petir, Raina mencengkeram lengan sofa dengan kuat. Apa-apaan ini?

"Sebelum memutuskan ini semua, aku dan Maya sudah berkomitmen. Maya bersedia aku nikahi kapan pun. Dia juga mau jadi ibu rumah tangga seperti yang aku mau. Dan orang tuamu juga setuju dengan keputusan kami. Jadi-"

"Begitukah? Semudah itukah kalian mempermainkan perasaanku?" Raina bertanya dengan suara bergetar. Air mata sudah lolos dari kedua matanya.

"Jika mereka saling mencintai, mau bagaimana lagi?" Pertanyaan dari Feni, membuat luka Raina semakin menganga.

"Yah?" Raina bertanya pada sosok ayahnya. Namun Dedi, hanya membuang muka.

"Viko sudah memutuskan memilih Maya untuk dijadikan istri, Rai. Ayah tak bisa memaksanya. Benar kata Viko, kamu terlalu sibuk dengan pekerjaan. Jadi-"

"AKU SIBUK KERJA JUGA UNTUK MAKAN KALIAN!" Semua orang membelalak kaget mendengar teriakan Raina. Kini, Raina tak bisa lagi menahan emosi kemarahannya. Bahkan ayahnya, ikut memojokkan.

"Jika aku tak kerja, siapa yang akan membayar tagihan listrik? Jika aku tak bekerja, siapa yang akan membayar biaya pengobatan Ayah? Jika aku tak bekerja, siapa yang akan membayar cicilan tas Ibu? Jika aku tak bekerja, siapa yang akan memberi kalian makan? Jika aku tak bekerja, siapa yang akan membayar biaya kuliah Maya? SIAPA?!" Dada Raina naik-turun seiring dengan kemarahan yang sudah menguasai hati.

"Oh, berarti kamu tak ikhlas ya mengurus kita hah?!" Feni malah balik membentak. Raina menatap ibu tirinya tersebut tak percaya. Sekarang dia paham, dia dimanfaatkan. Pengertiannya tentang perhatian mereka salah besar.

Raina memaksakan diri untuk berdiri, walau kepalanya terasa berat dan pusing. Kakinya terasa lemas, hampir tak bisa menahan bobot tubuhnya sendiri. Semua ini terlalu menyakitkan. Bukan hanya Viko, bahkan keluarganya pun mengkhianatinya!

"Kalian mau menikah? Silahkan. Jangan minta uang sepeser pun padaku mulai sekarang," ucap Raina. Dengan langkah gontai dan bahu bergetar, dia pergi dari sana. Tak ada yang membela kesakitan Raina, bahkan ayahnya pun hanya diam.