cover landing

KILLER J.K

By Anditia Nurul


"Korban berinisial BSH, 45 tahun, pengusaha. Korban ditemukan tewas di ruang kerjanya dengan luka tembak di kepala. Dari hasil olah TKP, ditemukan dua butir peluru full metal jacket, satu berada di dekat pintu ruang kerja, satu lagi bersarang di kepala korban. Sudah bisa dipastikan bahwa jenis senjata yang dia gunakan untuk merenggut nyawa BSH adalah pistol berjenis tokalev." Seokjin baru saja membacakan hasil pemeriksaan terhadap korban pembunuhan yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Dan jangan lupa, ciri khas orang itu, tulisan KillerJK yang terdapat di pakaian korban." Ho Seok menambahkan.

Satu lagi korban dari pembunuh misterius yang pihak kepolisian sebut dengan nama KillerJK—sebab selalu ada tulisan tersebut di pakaian korbannya.

Kasus pembunuhan misterius yang dilakukan oleh KillerJK ini telah bergulir sejak dua bulan yang lalu. Karena itu, pihak Kepolisian Seoul membentuk sebuah tim khusus untuk menangkap siapa manusia keji yang bersembunyi di balik nama KillerJK.

"Sampai sekarang, aku tidak mengerti apa motif di balik pembunuhan yang dilakukan KillerJK. Dia seperti membunuh orang-orang secara acak. Seperti mencari sensasi," ujar Ji Min.

"Kupikir Ji Min benar," celetuk Yoon Gi. "Coba ingat lagi. Korban pertamanya adalah seorang gadis berinisial PSW. Lalu, korban kedua adalah seorang gadis berinisial JEH. Korban ketiga adalah seorang pria berinisial SJ. Lantas, korban terakhir adalah BSH. Sampai hari ini, satu-satunya persamaan di antara keempat korban adalah cara mereka dibunuh. Mati karena tembakan di kepala."

Ya, sampai hari ini, aku, Kim Nam Joon, dan timku belum berhasil mengungkap motif di balik pembunuhan berantai yang ia lakukan. Apakah benar hanya ingin mencari sensasi? Jika iya, dia sungguh melakukan cara yang sangat bodoh!

Jika kau penasaran, saat ini, aku dan tim yang beranggotakan tujuh orang sedang berada di dalam sebuah ruangan. Untuk kesekian kalinya kami membicarakan KillerJK. Jika London memiliki Jack The Reaper, maka Seoul memiliki KillerJK. Sungguh! Seorang pria yang bersembunyi di balik nama KillerJK ini berhasil membuat seluruh kota penasaran.

"Yang paling membuatku tidak mengerti adalah," tutur Tae Hyung yang sedari tadi duduk di depan komputer, menyimak hasil rekaman CCTV yang berada di ruang kerja BSH, "KillerJK selalu menyembunyikan wajahnya di balik topeng kelinci saat melakukan aksinya. Pertanyaanku, kenapa harus topeng kelinci?"

"Mungkin itu hewan favoritnya atau mungkin... itu untuk menyembunyikan wajahnya yang jelek... hahahaha." Ho Seok berhasil mendapat tatapan sengit sebab ucapannya.

Aku berjalan menghampiri Tae Hyung, berdiri tepat di belakangnya. Kuminta lelaki itu memutar kembali rekaman CCTV yang baru saja ditontonnya. Dan, ya, seperti yang dia katakan, lagi-lagi KillerJK menyembunyikan wajahnya di balik topeng kelinci.

Dari hasil rekaman CCTV yang timku kumpulkan dari kasus pertama hingga kasus keempat, kami bisa menyimpulkan bahwa KillerJK adalah seorang pria muda. Usianya mungkin sekitar 20-23 tahun. Tingginya sekitar 175 cm-180 cm. Dan, dia tampaknya cukup ahli menggunakan pistol atau senjata jarak jauh lainnya mengingat korban kedua mati di depan sebuah gedung, di tengah keramaian. Seorang saksi berkata bahwa ia melihat sekelebat cahaya di lantai sebelas, sesaat sebelum dia mendengar suara tembakan yang menewaskan gadis JEH.

"Omong-omong, kenapa hanya ada kita berenam? Di mana anak itu?" tanya Seok Jin.

‘Anak itu’ yang dimaksud Seok Jin adalah seorang polisi muda. Dia baru saja lulus dari akademi polisi sekitar dua tahun yang lalu. Awalnya, dia bekerja di kepolisian Yongsan. Akan tetapi, keahlian menggunakan senjata api membuatnya mendapat promosi untuk bekerja di kepolisian pusat.

"Aku di sini."

Seorang pemuda yang mengenakan pakaian serba hitam, berdiri di ambang pintu. "Maaf aku sedikit terlambat. Ada urusan sebentar." Dia masuk ke ruangan, menutup pintu yang berada di belakangnya.

"Urusan apa?" Yoon Gi terdengar sinis. "Apa kau tidak menyadari bahwa kau selalu datang terlambat setiap kali tim kita membahas kasus pembunuhan misterius yang dilakukan KillerJK?"

"Min Yoon Gi, tenanglah. Bukan waktunya untuk bertengkar saat ini," leraiku.

"Kim Nam Joon, sebagai ketua tim, seharusnya kau bertindak tegas jika anggotamu tidak disiplin!"

Aku menghela napas. Yoon Gi benar. Selama ini, aku terlalu membebaskan polisi muda ini. Sudah waktunya ia diberi peringatan.

"Jeon Jung Kook, dengarkan aku. Kau diutus menjadi anggota tim sebab inspektur menganggap kau punya keahlian yang cukup untuk membantu kami. Tolong sadari tanggung jawab yang diberikan padamu."

Jung Kook mendecih samar sembari berjalan santai menuju meja. Tangannya meraih pistol yang tergeletak, memutar-mutarnya di jari telunjuknya. "Aku tidak bisa mengerti sikap kalian. Kenapa kalian begitu heboh mencari tahu siapa orang di balik nama KillerJK?"

"Justru kami yang tidak bisa mengerti dengan sikapmu!" potong Ji Min. "Kenapa kau terlihat begitu santai, sedangkan pihak kepolisian telah dibuat pusing oleh kasus pembunuhan misterius yang sudah menewaskan empat orang!" lanjut Ji Min. "Empat orang, Jeon Jung Kook. Empat nyawa telah pergi begitu saja di tangan orang gila yang jago menggunakan pistol!"

"Apa masalahnya dengan empat nyawa? Semua orang bisa menghilangkan nyawa orang lain. Bahkan, si pemilik nyawa itu sendiri bisa menghilangkan nyawanya jika dia mau."

Aku dan lima orang lainnya berhasil dibuat geleng-geleng kepala mendengar ucapan yang tidak bisa diterima itu.

"Apa kau baru saja minum soju*?" celetuk Ho Seok. "Apa kau paham apa yang barusan kau katakan?" (*Minuman beralkohol)

Jung Kook hanya mendecih. Pemuda itu berhenti memutar-mutar pistol. Kali ini, dia hanya mengamati benda berwarna hitam itu.

"Jeon Jung Kook, kumohon, mulai hari ini, tolong bekerja samalah dengan kami. Jangan bertindak apatis seperti ini," ujarku.

"Nam Joon benar," celetuk Tae Hyung. "Lagi pula, sebagai polisi baru di kepolisian pusat, seharusnya kau bersikap sopan. Kami seniormu di sini!"

Aku melihat Jung Kook berhenti memainkan pistol di tangannya. Dia lantas mengedarkan pandangan, memandangi kami satu per satu. Lalu, sebuah seringai menghias wajahnya.

"Kalian sungguh berlebihan menyikapi kasus ini. Sudah menjadi risiko jika seseorang kehilangan nyawa. Bukankah pada akhirnya kita semua akan kehilangan nyawa?"

Kemudian, Jung Kook mengarahkan moncong pistolnya padaku. Semua orang terkejut.

"A-apa yang akan kau lakukan?" tanyaku. Moncong pistol yang tepat mengarah padaku, membuatku merasa dalam bahaya.

"Aku hanya ingin memberi contoh bahwa semua orang bisa mengambil nyawa orang lain, seperti aku. Dan, semua orang bisa kehilangan nyawa, seperti kau, Kim Nam Joon."

Jung Kook menarik pelatuk pistolnya. Aku segera memejamkan mata. Sepersekian detik kemudian, aku merasakan sesuatu menempel di dahiku. Peluru tempel dari pistol mainan.

"Kau beruntung, pistol yang aku gunakan bukan pistol sungguhan, Kim Nam Joon."
Lantas, Jeon Jung Kook berjalan keluar dari ruangan dengan santainya.

"Hei, Jeon Jung Kook, kau mau ke mana?" teriak Seokjin.

"Jeon Jung Kook!"

"Jung Kook!"

Tunggu!

Pria muda?

Pistol?

Ahli menembak?

Jung Kook.

JK.

Mungkinkah dia orangnya?

Jung Kook. KillerJK.

***