cover landing

Istriku Fangirl

By Myemimark


Ayesha

 

Air.

Api.

Tanah.

Udara.

Dahulu keempat elemen dikendalikan dengan damai, tetapi semuanya berubah saat negara Api menyerang.

Hanya Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen yang dapat menghentikannya. Namun seiring berjalannya waktu, dan punahnya Avatar dari kancah pertelevisian Indonesia. Kini, keempat elemen hanya dapat dikuasai oleh satu kaum tanpa ada yang dapat menghentikannya.

Wanita.

Terlebih, para fangirl.

Mengapa demikian?

Biar aku jabarkan secara luas dari sudut pandang fangirl senior, ya!

Pertama, semua manusia berpijak di atas tanah. Karena cuma setan yang kakinya enggak napak. Kedua, kita butuh udara untuk bernapas. Ketiga, kita butuh air untuk energi dalam tubuh. Keempat, kita butuh api buat koar-koar sampai bakar-bakaran.

Terakhir, ada elemen tambahan. Yakni, cowok ganteng nan berbakat. Dengan hadirnya cowok ganteng yang punya nilai plus-plus, semua elemen tergabung menjadi satu yang dinamakan elemen fangirl.

Teriak sampai puas panggil nama bias, kalau tenggorokan kering ya minum, kalau haus akan belaian ya ngehalu.

Cuma nih ya, ada satu musuh terbesar fangirl yang sangat sulit untuk di kalahkan—padahal masih satu kaum. Siapa lagi kalau bukan …

"AYESHA!"

"MAK LAMPIR!"

Aku terjungkal, buru-buru mematikan lagu Sit “Down” yang di putar di mini sound system dan pencet tombol tengah di HP. Ini jantung rasanya udah ketar-ketir akan kemunculan Mak Lampir di kamar.

Mak lampir setia di depan pintu kamar. Posenya sudah mirip emak-emak yang mergokin anaknya nonton film bokep. Padahal aku cuma nge-live buat para follower yang masih ribuan.

Maka dengan senyum andalan dan jurus merayu level eceng gondok, aku nyengir mancing-mancing konser solo sang Mak Lampir.

"Good morning, Eomma!"

"Kamu itu kebiasaan, ya! Bangun tidur bukannya bantuin Bunda beres-beres rumah malah mainan HP! Ada apa sih HP-nya? Ada setannya?"

Nah kan, pasti opening-nya kayak gini.

Berhubung aku fan Bunda, maka dengan senang hati aku melanjutkan opening yang tertunda. Bunda, kembaran Yeri Red Velvet anak baik, loh!

"Bunda tuh malu! Punya anak gadis malesnya minta di rukiyah. Udah gitu tetangga sering ngomongin kamu karena denger omelannya Bunda. Bunda juga capek, satu kompleks pada protes karena kamu nyetel lagu yang bikin pengang kuping!" Sampai hafal saking seringnya.

"Kamu itu susah banget sih di kasih tau, Ayesha Kurniawan!" Nyai Roro kacak pinggang, akting jadi ibu tirinya Cindergembel.

"Gadis!" Nama tengahku yang awet ketinggalan.

Bunda inhale-exhale, paham kok lagi capek banget ngadepin Bidadari yang lagi mode manis manja—najis.

"Kamu itu udah umur 24 inget? Dua-puluh-empat tahun! Dua bulan lagi hampir seperempat abad. Gak malu apa sama umur? Kelakuan masih aja kayak ABG."

Duh Bunda, bisa enggak jangan diingetin lagi kalau udah hampir setengah abad? Aku tetap gadis di saat sahabat-sahabatku udah berbuntut. Aku malah sempat curiga kalau bunda sama ayah kasih nama tengah “Gadis” supaya bisa di sandang gelarnya sampai tua. Bukankah nama adalah doa, Sahabat yang Budiman?

"Gak malu kok Bun, aku kan baby faceUlzzang gini, orang-orang taunya aku itu masih 17 tahun."

Secara, punya follower IG yang udah hampir ratusan ribu. Ngapain harus malu kalau awet muda? Kan, kalau kayak gitu endorse datang dengan sukarela.

Bunda duduk di rajang, tatapannya tumben banget penuh makna gitu. Aduh, Permaisurinya Jaehyun bisa-bisa luluh kalau ditatap sedemikian rupa sama Nyai Roro Tamara.

"Sampai kapan mau gitu terus? Emang kamu gak kepikiran buat nikah apa? Apalagi kamu kerjanya cuma depan laptop sama HP, tapi banyak maunya." Pembahasannya ini lagi.

Aku manggut-manggut, mencongkel kuku tempelan glitter dan muter-muter di kursi komputer. Bunda kayaknya harus diberi pengertian oleh putrinya yang cantik jelita ini, deh.

"Aku nunggu di lamar Jaehyun, Bun. Dia masih sibuk di Korea. Nanti kalau udah nikah pasti aku langsung kaya, kok!"

Mungkin hari ini Bunda lagi erupsi. Dengan brutalnya beliau tarik photo card Jaehyun kesayanganku yang digantung cantik di lampu warna-warni tujuh belasan.

"Bunda! Itu printilan mahal! Hasil sharing dari official goods-nya!"

Aku pungut foto-foto kesayangan yang kini berhamburan di lantai. Rasanya mau sambil nyetel lagu “Hati yang Kau Sakiti” punya Rossa biar sad-nya lebih kena.

"Berhenti ngayal tinggi-tinggi, Ayesha! Manusia plastik itu gak akan mungkin ngelamar kamu. Lagian, emang mereka kenal kamu? Enggak kan?"

Aku terkejut. Betapa teganya Bunda bicara begitu pada anak gadis satu-satunya ini. Udah gitu nohok banget lagi. Mas Jahe, nikahi aku sekarang, Mas! Aku mau keluar dari sarang Mak Lampir ini!

"Bunda jahat banget. Mereka jelas kenal aku, Bun!"

"Iya, kenalnya cuma sebatas warga rumput hijau di daratan hitam."

Mau banget deh peluk cium orang yang jadi haters tapi tahu segalanya. Kayak Bunda ini salah satunya. Duh, makin sayang Bunda.

"Bunda tuh capek tau, ngenal-ngenalin kamu sama anak-anak temen Bunda. Kemarin tuh, Jeng Delia protes karena anaknya pulang kencan sama kamu badannya lumpur semua. Kamu apain itu Ricky?"

Princess otomatis berpikir. "Ricky? Yang photographer itu ya, Bun?"

Bunda membenarkan.

Kalau Princess enggak salah ingat, si Ricky itu yang matanya sipit dan member band Astroboy. Yah, ganteng sih. Seumuran pula. Tapi tetep, hanya Jung Jaehyun seorang yang menempati peringkat satu di list calon suami.

Haduh, geli sendiri bilangnya.

"Kemarin tuh kebetulan aku dapet tawaran endorse sepatu boot sama jas hujan. Kebetulannya lagi, kak Rain ada job di Bali. Ya udah, aku minta bantuan Ricky fotoin aku di empang lele punya Mang Iwan. Waktu itu kan, Mang Iwan lagi panen lele. Lagian dia fine-fine aja, kok."

"Iya, tapi kok bisa sampai kayak gitu si Ricky?"

"Kan dia photographer handal, Bun. Aku nyuruh dia buat tiduran ngambil fotonya, Kak Rain juga suka gitu kalau fotoin aku. Jadi hasilnya bagus."

Bunda mana paham urusan anak muda yang kerjaannya endorse barang orang di IG. Apalagi bidadari ini sudah tanda tangan kontrak buat jadi model pribadinya Kak Rain, photographer yang terkenal di seluruh dunia flora dan fauna.

Tapi, melihat Nyai Roro hela napas pasrah gitu beneran bisa bikin kepala yang bebal ini lemah. Aduh Bunda, jangan gitu dong! Masih pagi, aku belum mandi jadi mau cium Bunda.

Bunda menepuk bahu. Bikin jantung kelojotan enggak tahu arah. "Udah saatnya kamu berubah, Sha. Kamu gak bisa gini terus, udah waktunya kamu belajar jadi calon istri yang baik."

Betul banget Bunda. Aku capek juga kayak gini terus. Tapi otak bebal ini kalau maunya enggak diturutin malah melunjak. Maafkan isi otak putrimu yang kuliahnya kena DO ini ya, Bunda.

"Sekarang, bantu Bunda masak. Kita bakal kedatangan tamu."

Wait, tamu yang mana lagi, nih?

"Jangan bilang tamu yang Bunda maksud calon suami?" tudingku yang sepertinya tepat sasaran. Terbukti dari Bunda menahan senyum sambil angguk-angguk.

Bunda ini beneran ada udang di balik bakwan, ya!

Bisa aja bikin calon istri Jaehyun luluh.

***

Kayaknya kehidupan perawan di atas 20 tahun itu enggak jauh dari pertanyaan soal 'nikah'. Apalagi kalau orangnya suka diem di rumah dan siklus hidupnya mirip kucing. Makan-tidur-buang air-repeat.

Duh, Bidadari bukannya enggak mau nikah, cuma belum ada yang mau saja. Sekalinya ada, itu gak sesuai kriteria.

Gimanapun, aku berhak pilih-pilih calon suami, dong. Secara, orang itu yang nantinya bakal aku tatap setiap hari, yang fisiknya mewarisi calon anak-anakku yang lucu nan gemesin.

Minimal yang kaya manajer NCT, lah.

Terus-terus, aku juga masih mau datang ke fan sign suami-suami masa depanku. Masih mau dance cover cewek-cewek cantikku. Masih mau teriak-teriak sambil angkat light stick dan lompat-lompat kegirangan. Masih mau maraton drama sampai MV jadul. Pokoknya aku masih mau nge-fangirl.

Secara nih ya, nikah itu banyak risikonya kalau belum siap. Sebagai anak perempuan, sudah jelas pas nikah nanti, orang tua udah enggak bertanggung jawab lagi atas segala sesuatu yang aku lakuin dan aku mau. Intinya, aku enggak bisa sebebas sekarang.

Pasti penuh kekangan karena apa-apa tergantung suami. Masih mending kalau suamiku nanti terima apa adanya. Princess akan dengan senang hati meracuni otak suami tercinta dengan segala konten Korea. Kan kalau suami-istri sama-sama pecinta Korea enak. Saling mengerti satu sama lain. Album baru, tiket konser, official merchandise, semuanya pasti dibeliin.

Duh, indahnya mimpi.

Beda cerita kalau suamiku nanti enggak bisa terima aku dan hobiku.

Kemungkinan besar, aku disuruh berhenti dan melakonin kehidupan rumah tangga yang ideal dan monoton. Cuci baju, cuci piring, masak, arisan, dan rumpi di tukang sayur. Belum lagi kalau hamil, punya anak, mending kalau suaminya penganut paham “Dua anak lebih baik”, lah kalau yang “Banyak anak banyak rezeki”, gimana? Makin ruwet lah, Bidadari. Lama-lama enggak punya waktu lagi buat melakonin hobi yang sudah bermula sejak SD itu. Mau enggak mau, Permaisurinya Jaehyun ketinggalan info update dan gak ada lagi jadwal ikut fan sign ataupun konser.

Tapi, tidak semudah itu, Maemunah!

Ketika menikah nanti, aku akan melakukan gencatan senjata agar hobiku yang satu itu tidak dapat dihalang-halangi oleh suami. Sungguh rencana yang bagus dari putri Kurniawan ini.

Salah satu rencanaku adalah dengan pakai make-up menor di hari pertama ketemu. Aduh, anaknya Nyai Roro Tamara pinter banget. Bangga deh.

Dempul bedak bayi sekilo. Ceklis.

Gincu merah cabe-cabean. Ceklis.

Pipi dan mata emping kayak orang abis ditonjok. Ceklis.

Bulu mata anti banjir. Ceklis.

Alis yang tebelnya ngalahin shincan. Ceklis.

Terakhir, eyeliner sampai ujung telinga. Sempurna.

Kalau bersanding sama boneka Mampang gak akan kalah lucunya. Apalagi kalau sama boneka-bonekaan yang sempat trending di Youtube. Jelas! Lebih cantik kembaran Yeri Red Velvet.

Samar-samar, aku denger suara bapak-bapak tertawa di lantai bawah. Yakin nih, tamunya sudah datang. Dan spekulasi orang cantik enggak pernah meleset, kalau calon suamiku om-om.

Ogah! Mending jadi perawan tua aja.

Pintu kamar kebuka. Pasti Bunda yang masuk.

Kugenggam erat foto Jaehyun kesayangan. Gak mau pisah sama dia cuma buat sama om-om gendut.

"Ayesha? Kamu udah siap bukannya turun malah masih di sini!"

"Aku gak siap, Bun. Aku gak mau ketemu sama calon suamiku, Bun. Aku udah janji setia sehidup semati sama Jaehyun!"

Bunda berusaha merebut foto Jaehyun di tangan, dan aku makin menunduk. Untung, rambut panjang harum mewanginya Bidadari bisa menutupi muka Anabel-ku ini.

"Tinggalin Jaehyun kamu yang gak nyata itu! Di bawah udah ada yang lebih nyata nungguin kamu!"

Nyata apanya, Bunda? Jaehyun lebih nyata kok, walaupun cuma bisa aku genggam dalam harap.

"Simpen itu dan kita ke bawah sekarang! Orang-orang nunggu kamu!" Kalau nada suara Bunda meninggi gini sudah pasti siap mengamuk.

"Gak mau, Bun! Calon suami Yesha itu om-om gemuk! Yesha gak mauuu! Ayesha udah janji setia, sehidup, seranjang, susah-senang sama Jaehyun!"

"Ish, liat dulu ke bawah! Gak ada om-om gemuk!"

Saking kuatnya tarikan Nyai Roro Tamara, aku enggak bisa menyeimbangi, sampai wajah Anabelku terpampang nyata dan bikin Bunda menganga.

Halo, Bunda!

"Ya ampun, Ayesha! Kamu itu mau ketemu calon suami, bukan mau ikut audisi ondel-ondel!"

"Bodo amat. Biar aku gak usah nikah aja sekalian!"

Bunda mengurut keningnya lagi. Tangannya mengambil kapas dan micelar water. Wah, diambang penghapusan ini make up 'cantik'.

"Bunda gak mau tau, harus di hapus! Calon suami kamu itu orang hebat, pinter, ganteng dan kaya. Harusnya kamu bangga dijodohin sama cowok kayak Mahesa!" katanya sambil menarik-narik tangan mulus Princess.

"Tapi percuma Bun, kalau gendut!"

"Liat dulu! Kamu pasti kaget karena ngeliat Mahesa nanti. Dia itu kayak boyband Korea tau!"

"Mana ada! Sementok-mentoknya orang Indo yang kayak boyband di mata Bunda itu yang kayak Atalarik Syah sama Sarungan yang orang India itu."

Bunda mesam-mesem. Bener ya, emak-emak memang seleranya artis jadul sama artis India.

"Udah, jangan banyak omong. Kasian itu tamu nungguin!"

Bidadari Cibubur cuma bisa pasrah, benar-benar pasrah. Apalagi, Bunda udah menangkap basah senjata pamungkas.

"Ada syaratnya!" Aku tahan tangan Bunda. "Aku mau ketemu Malih tanpa make up!"

Lupa, tadi nama calon suami siapa.

***

Anak Sultan turun tangga dengan langkah lebar. Bukan enggak sabaran, tapi kesyel. Udah dijodohin, dipaksa pula. Kenapa sih, punya ortu yang hartanya enggak bakal habis tujuh turunan enggak betah banget ngeliat anak perawannya jomblo pengangguran. Gini-gini juga aku cukup membanggakan, udah nerbitin novel.

Pas Bunda udah bawa aku ke dapur, aku menunduk dan ngumpet di belakang badan Bunda. Udah mirip anak baru lulus TK mau masuk SD.

Sampai Bunda bersuara, "Ayesha, itu diliat dulu Mahesa!"

Dengan terpaksa nih ya, aku mendongak. Menatap cowok yang mukanya enggak asing banget di mata, dan bikin jantung gonjang-ganjing.

Serius ini di depan manusia?

"Halo?" Dia bersuara. Bukan robot berarti. Dan bidadari ini lagi enggak mimpi.

Bunda, aku kayaknya lemah jantung sekarang. Aku lirik Bunda buat memastikan, laki-laki yang pakai jas biru tua dan tampang kayak bule itu calon suami apa bukan. Dan Nyai Roro Tamara mengangguk sambil senyum, dong!

Maka, hati yang telah lama terkunci ini otomatis terbuka dan diri ini meraung layaknya jomblo—emang jomblo.

"Ayesha, ini calon suami kamu. Nama—"

"BUNDAAA AKU MAU NIKAH SAMA MARK NCT!"

Haduh, aku tarik semua pikiran-pikiran negatif di awal. Siapa sangka kalau calon suamiku itu KW-nya Mark NCT grade A plus plus. Tahu gini kan, tadi Princess dandan yang cantik dan pakai gaun yang cantik pula.

Kenapa sih, kalau enggak nurut sama Bunda tuh, suka ada nyeselnya?

Abis aku teriak kayak gitu, si Mark KW ini tatapannya langsung berubah. Enggak tahu kenapa, ilfeel kali, ya?

Tapi bodo amat, abisnya ganteng banget enggak kuat. Aku berusaha cari perbedaan wajah Malih sama Mark. Tapi hasilnya nihil. Terlalu mirip. Gantengnya keterlaluan. Apalagi rambut hitam rapi dan badannya dibalut tuxedo navy yang bikin aku ingat Mark di era Regullar-Irregular.

Ganteng banget sumpah!

Ciptaan Tuhan mana yang engkau dustakan, Ayesha!

Betah deh, kalau punya suami modelan gini. Rela baget lepas Jaehyun yang enggak nyata kalau di depannya udah ada Mark NCT versi nyata.

Malam ini tuh, berasa jadi fangirl paling bahagia sedunia.

***