cover landing

Affair with Bastard CEO

By Yuuki Ahmad


Sebuah mobil McLaren P1 Coupe 2015 berwarna biru yang lelaki itu dapat dari pelelangan mobil yang digelar di New York terparkir di depan lobi hotel. Lelaki itu membuka mobil dan menyerahkan kunci itu kepada staf hotel yang bertugas memarkirkan kendaraan para tamu. Terlihat badan si pemilik mobil yang menjulang tinggi, rambut hitam yang disisir ke belakang dan berewok tipis yang menggoda seluruh kaum hawa yang melihat. Lelaki itu mengetatkan dasi. Kemudian beralaskan sepatu mengilap hitamnya, dengan tegas menaiki satu per satu anak tangga yang dilapisi oleh marmer hitam.

Lelaki itu melewati barisan orang-orang yang sedang diperiksa undangan pestanya oleh petugas. Dia tidak perlu repot-repot membuktikan bahwa dia memang diundang oleh pemilik acara. Semua orang sudah tahu siapa dirinya, beberapa wajahnya kali terpampang di majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Tidak mungkin tidak ada satu pun dari mereka yang tidak mengetahui siapa dirinya.

"Selamat malam Tuan Jeff, Anda sudah ditunggu oleh Tuan Max," ujar seorang pramusaji perempuan yang mendekatinya.

Jeff Sorgen usianya 40 tahun, lelaki dengan tinggi 185 sentimeter dan memiliki bentuk badan ideal itu banyak digemari oleh para wanita. Banyak sekali wanita yang ingin melemparkan tubuhnya kepada lelaki itu, hanya saja Jeff tidak menggubrisnya dan memilih fokus membangun SORGEN agar bisa menjadi perusahaan terbesar di dunia. Keinginan lelaki itu pun terwujud, sekarang SORGEN menjadi salah satu aplikasi jual beli terbesar di dunia. Bahkan sekarang dia sedang melebarkan sayapnya menjadi perusahaan yang berfokus pada e-commerce, komputasi awan, streaming digital, dan kecerdasan buatan.

Wanita mana yang tidak akan menyerahkan dirinya secara sukarela kepada lelaki kaya seperti Jeff. Semua wanita akan bertekuk lutut di hadapannya. Mengemis cinta kepadanya agar hidup mereka terjamin. Akan tetapi, dari sederet wanita yang berbaris di hadapannya, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mengalahkan wanita yang sepuluh tahun ini mengisi relung hatinya.

"Thanks Jeff, Kau datang juga. Kukira nggak akan datang." Lelaki yang tingginya sama dengan Jeff mendekatinya, kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan lelaki itu.

"Lagi ada kerjaan juga di sini. Selamat ya kau memang petenis yang andal dan sangat berhak mendapatkan medali emas," ujarnya memberikan selamat kepada teman masa kuliahnya itu.

Justin tersenyum bangga. Lelaki itu memang terkenal dengan kepercayaandirinya dibarengi dengan keahliannya dalam permainan tenis meja. Oleh karena itu, dia bisa menyombongkan dirinya ke semua orang. Anak dari McKenzie itu berhasil mengharumkan nama Florida sehingga lelaki itu diberikan fasilitas pesta sebesar ini dari keluarganya.

"Kau nikmati party hari ini. Ada banyak gadis yang siap membukakan selangkangannya untukmu." Lelaki itu menepuk pelan pundak Jeff dan meninggalkan lelaki itu sendirian.

Jeff menyandarkan tubuhnya di kursi ada banyak pasang mata yang kini sedang memperhatikannya. Beberapa wanita pun terdengar mengagumi tubuhnya yang ada di balik jas hitam ketat. Namun, hanya ada satu pasang mata yang begitu menarik perhatiannya. Di seberang sana, terhalang oleh kolam renang, ada sepasang mata beriris zamrud yang terus memandangnya. Mereka bertemu pandang satu menit, setelah itu wanita tersebut memutuskan kontak mata mereka, lalu memilih berbalik dan memunggunginya.

Sial! Melihat punggungnya saja membuat darahnya sudah naik ke ubun-ubun, apalagi ditambah punggung itu tidak dibaluti oleh sehelai kain pun. Kedua tangannya melonggarkan ikatan dasi, Jeff terasa tercekik ketika melihat punggung mulus seperti susu itu terbuka bebas di depan umum.

"Hai Tuan, boleh kita duduk di sini?" Para wanita dengan dress merah ketat yang memamerkan payudara sebesar bola datang menghampiri lelaki itu.

Tentu saja Jeff mengabaikan mereka semua, ketika melihat wanita beriris zamrud itu berjalan keluar dari kerumunan.

***