cover landing

120 Days Bed Punishment

By gabrielinked


Damian menggunakan jas putih yang luar biasa mewah di beberapa sisinya, membuat pria itu tampak luar biasa malam ini. Keluarganya itu tak cukup memamerkan kekayaan dengan melakukan pesta besar seperti ini, Damian juga diharuskan ikut untuk meramaikan pesta keluarga yang tidak jelas apa manfaatnya.

"Sudah sangat sempurna,” komentar penata busana Damian.

Damian melangkah keluar dari kamar dan menuju ke bawah, tempat pesta berlangsung. Pria tersebut bosan meminum wine, lalu dihampiri oleh beberapa rekan kerja yang membawa anak perempuan mereka kepadanya. Memang mereka pikir pesta ini untuk acara perjodohan apa? Bukan sama sekali. Damian tak ada niatan menikah, apalagi menapaki hubungan yang serius bersama seorang wanita.

Tubuh tegak serta matanya menelisik ke segala penjuru arah, dengan topeng bertengger di sekitar matanya beberapa orang ternyata masih bisa mengenalinya.

 "Sangat menyebalkan," gumam Damian seraya mengaduk alkohol yang tersisa di dalam gelasnya dengan menggoyangkan gelas.

Sepasang kaki cantik terlihat oleh mata elang itu, dengan gaun merah terang serta jenjang kaki. Langkah kaki itu terdengar seksi walaupun dari kejauhan.

"Aku menyukainya," tukas Damian sembari menghampiri wanita yang baru masuk ke sana.

Ini pertama kalinya Damian mendorong diri untuk mendekati wanita asing yang bahkan tak bisa dilihat dengan jelas wajahnya. Damian bahkan tak sadar menawarkan bantuan pada wanita itu, walau pada akhirnya ditolak mentah-mentah.

Meski begitu, Damian tak menyerah sampai di sana. Sudah berapa perusahaan yang jatuh ke dalam genggamannya, kalau wanita saja bukankah harusnya lebih mudah dari itu?

Damian mungkin hanya ingin semalam ditemani oleh wanita itu. Entah karena mabuk atau apa Damian hanya menginginkan wanita itu seorang yang kini berjalan menjauh dari pandangannya. Kaki panjang Damian ikut melangkah mendekati wanita itu.

Sepertinya, pria tersebut tidak pernah melihat wanita asing itu di acara keluarganya sebelum ini.  "Apa dia orang baru, atau penelusup yang hanya ingin tahu bagaimana pesta orang kaya dilangsungkan?" gumam Damian seraya mengeluarkan senyum sarkastis.

Damian terus memperhatikan wanita itu dari jarak yang cukup jauh, sampai di mana tampaknya waktu itu ia telah terpengaruh alhokol sepenuhnya. Kaki Damian melangkah maju dan membawa tubuh wanita tersebut dengan menggandeng tangannya.

"Apa yang kamu lakukan?" pekik wanita itu.

Damian tak menjawab, pria itu memilih membawa wanita tersebut ke sebuah lorong kecil dan mengungkung tubuh itu pada akhirnya. "Harusnya aku yang bertanya, dari mana kamu berasal dan siapa nama belakang ayahmu?" tanya Damian.

Wanita itu tampak menelan saliva.

"Bingung dengan jawaban apa yang harus kamu utarakan?" tanya Damian kembali berbisik membuat wanita tersebut malah memejamkan mata.

Tangan Damian mulai meraba paha milik wanita itu. "Sebutkan nama aslimu, dengan begitu aku akan melepaskanmu karena telah menjadi penyusup di pesta ini," bisik Damian.

"Your name, baby girl?" bisik Damian lagi seraya meremas bokong wanita tersebut.

"Ah… Natalia," ucap wanita yang mengaku bernama Natalia itu. Natalia juga menjelaskan bahwa dirinya hanya menjalankan sebuah misi malam itu, misi yang berkaitan dengan tugas akhir kuliahnya.

Damian terkejut mendengar bahwa Natalia masih seorang mahasiswi. Namun, pengakuan itu tak membuat pria tersebut melepaskan Natalia dengan mudah. "Bukankah harus ada cara menebus kebaikan orang kaya yang membiarkan penyusup datang ke pesta berharga mereka?" ujar Damian yang berhasil memasukan jari tengahnya ke dalam celana dalam Natalia.

Bukannya mencoba untuk melepaskan, Natalia malah terlihat memejamkan mata seakan menikmati sentuhan Damian di bawah sana. "Kamu tahu arti dari menebus kebaikan bukan, Natalia?" tanya Damian sebelum bibir seksinya mencium leher putih jenjang milik wanita itu.

"Ah, sshh," lenguh Natalia ketika lidah Damian ikut aktif di lekuk lehernya.

"Jangan berani memandangku dengan pandangan tak suka, apalagi menolak. Aku sangat membenci hal itu, Natalia," Ujar Damian seraya membuka ritsleting celananya.

"Ah, apa aku tidak boleh mengetahui namamu?" tanya Natalia yang dijawab gelengan oleh Damian.

Natalia pasrah, tubuhnya bahkan tengah dimainkan oleh orang asing yang nama bahkan wajahnya saja wanita itu tidak tahu karena semua orang di pesta ini memakai topeng. Natalia menggeram ketika pinggul Damian mulai mendorong masuk miliknya ke dalam kewanitaannya.

"Kamu masih perawan," komentar Damian yang diangguki Natalia.

Natalia terhipnotis oleh suara parau itu juga mata dan bibir indah Damian.

"Ah, hmmm," lenguh Natalia mencoba menahannya agar tidak keluar terlalu keras.

Damian memasukinya dengan lembut, mungkin ia tahu karena ini menjadi yang pertama bagi Natalia. Pria itu cukup jantan untuk tidak melakukan sesuatu yang lebih malam ini.

"Pelan, sakit!" protes Natalia.

Melihat Natalia yang tampaknya mulai menikmati, Damian tersenyum dan semakin memasukan milikny. Percintaan mereka cukup panas walau dilakukan secepat kilat karena bel tanda tengah malam sudah berbunyi.

Petasan di atas langit mulai muncul dengan indahnya, bertepatan dengan ciuman yang sengaja diberikan Damian untuk wanita itu. Natalia menggeram kala lidah Damian dengan nakal mengeksplorisasi mulutnya.

"Kamu menyukainya, Natalia?" tanya Damian di tengah percumbuan mereka.

Natalia mengangguk dan mabuk dengan hal yang kini sedang dilakukan Damian. Mengingat kalau tengah malam sudah tiba, Natalia pergi meninggalkan Damian dengan berlari setelah melepaskan genggaman pria tersebut.

Damian hendak mengejarnya, tapi kartu mahasiswa Natalia terjatuh.

"Wanita itu bukankah terlalu polos? Dia mengatakan semuanya dengan jujur. Natalia, tunggu aku, sayang," gumam Damian seraya menatap kartu mahasiswa milik Natalia.

***