Sebuah Lamborghini Huracan berwarna merah terparkir di depan sebuah rumah bergaya Eropa yang berada di New York. Seorang pria keluar dari mobil dan menyerahkan kuncinya kepada salah satu staf yang ada di sana. Kedua kakinya melangkah dengan tegas menginjak anak tangga yang terbuat dari marmer berwarna hitam yang menghubungkan pintu utama rumah ini. Tangan pria itu membuka pintu utama yang ukurannya dua kali lipat darinya.
Ketika pintu terbuka, dia tertegun ketika melihat seorang wanita berdiri di ruang tamu dengan memakai bodycon mini dress yang mencetak tubuh cantiknya dengan indah. Apalagi warna dress yang digunakan oleh wanita itu berwarna hitam, membuat kulit putihnya terlihat kontras.
Pria itu meneguk ludah ketika tatapan mereka bertemu. Kedua mata beriris hijau tersebut tidak bisa memutuskan dahaganya kepada bahu putih yang tidak tertutup apa pun milik si wanita.
"Olivia!" Itu suara anaknya, David.
Pria itu pun berusaha untuk tidak menunjukkan ketertarikannya agar David tidak memandangnya dengan tatapan aneh
Setelah David menghampiri wanita itu dan menepuk bahu polosnya dengan santai, barulah pria itu menyadari kehadiran sang ayah. Pria itu menatap sang ayah sembari memamerkan senyum lebar.
"Dad!" panggilnya dengan suara melengking yang membuat wanita di dekatnya berbalik ke belakang.
Pria tadi membeku ketika melihat iris biru seperti samudra milik si wanita menatapnya. Sangat indah. Baru pertama kali ini dia melihat mata seindah itu meskipun Jessica—istrinya—memiliki warna mata yang sama.
David menarik wanita tadi dan berjalan mendekati sang ayah. "Kenalkan ini temanku namanya Olivia."
"Oliv, kenalkan ini ayahku. Namanya Elliot Smith."
Wanita yang dipanggil Olivia itu mengangguk, kemudian mengulurkan tangannya ke hadapan ayah David. Olivia menatap iris hijau itu dengan tatapan lekat karena baru sekarang dia melihat dengan langsung ayah dari sahabatnya tersebut.
Priai itu tersenyum tipis ketika tangan mereka saling bersentuhan. Tangan mungil itu sangat halus. Elliot berniat tidak langsung melepaskan tangan Olivia. Hanya saja batuk bohongan yang dilakukan David, membuat sang ayah dengan terpaksa melepaskan tangan mungil Olivia.
"Mami sudah menunggu Daddy di belakang,” ujar David sambil menggenggam tangan Olivia dan menariknya agar berjalan bersama. "Ayo, sebentar lagi aku akan meniup lilin!"
Elliot hanya bisa menatap David dan wanita cantik itu dengan tatapan datar. Jika saja pria yang sedang menggenggam tangan itu bukan anaknya, dia bisa pastikan tangannya yang besar melayang ke wajah pria itu karena sudah berani menyentuh wanita yang sudah menarik perhatiannya.
Elliot pun berjalan menuju taman belakang tanpa mengganti setelan kantornya. Hari ini adalah hari ulang tahun David yang ke-20 tahun. Anak itu menginginkan pesta yang besar agar bisa mengundang semua teman-temannya. Sebagai ayah yang baik, tentu saja Elliot mengabulkan semua keinginan anaknya dengan menyelenggarakan pesta yang mewah di halaman belakang mansion mereka.
"Hai," sapa Jessica, istrinya. Wanita itu menggunakan maxi dress berwarna hitam yang panjangnya sampai mata kaki.
Jessica mengecup bibir sang suami dengan kecupan ringan dan mempersilakan pria itu untuk berdiri di sampingnya. Dari sini mereka bisa melihat David sedang berdiri di depan sana meniup lilin dengan memamerkan senyuman lebar.
Para tamu undangan pun bersorak hingga suasana semakin ramai ketika DJ paling terkenal di Amerika memutar musik dengan suara kencang. Sayangnya, semua itu tidak bisa mengalihkan perhatian Elliot dari wanita cantik itu. Mata pria itu terus menangkap sosok Olivia yang sedang menggoyangkan tubuh mengikuti alunan musik.
Gerakan wanita itu sederhana. Akan tetapi di matanya, wanita itu bergerak dengan cukup sensual. Membuat Elliot menggigit bibirnya dengan erat. Apalagi rambut pirang bergelombang Olivia terus bergerak seperti sedang menggodanya.
Sial! Kau harus bertanggungg jawab, Olivia!
"Sepertinya aku duluan ke kamar. Kau mau ikut?" tanya Jessica dengan wajah menahan kantuk.
Usia yang sudah memasuki kepala empat membuat jam tidur wanita itu lebih cepat dari sebelumnya.
"Kau duluan saja. Aku masih ingin melihat pesta ini. Perlu diantar?”
Wanita itu menggeleng. “Kau tetap di sini, aku bisa ke kamar sendiri.”
Elliot menyeringai puas. Dia memang sudah mengetahui jawaban apa yang akan dilontarkan oleh sang istri.
Sebelum Jessica pergi meninggalkan acara, wanita itu mengecup dahi lebar sang suami dengan lembut.
“Semoga kau bermimpi indah,”
Wanita itu pun mengangguk. Dari dulu pria itu tidak berubah, selalu romantis meskipun umur mereka tidak lagi muda.
Jessica mengecup bibir tebal sang suami sebelum berjalan menjauhi acara ulang tahun anak mereka.
Elliot kembali memusatkan perhatiannya kepada Olivia. Sebuah ide cemerlang melintas di otaknya. Pria itu segera menarik seorang pelayan ke bagian rumah yang sepi dan menyuruhnya untuk mematikan listrik rumah ini. Pelayan itu tentu saja mengikuti perintahnya, tak lupa Elliot juga berpesan agar tidak mengatakan kepada siapa pun bahwa ini adalah perintahnya.
***