Zian

Zian

yaraa

5

"Jodoh itu dekat tapi kita harus berjuang dulu untuk mendapatkannya"


- Zian Azkar Nugraha -


•••


Percobaan pada alat penanak nasi hingga menjadi robot tidak kunjung berhasil sedikit pun justru telah terjadi ledakan ringan untung keadaan rumah yang sepi jadi faktor penyelamat dan hikmah dari kejadian itu, Zian terlambat bangun tapi masih dengan gaya santainya mengendarai sepeda motor maticnya menuju sekolah.


Zian Azkar Nugraha, Cowok berperawakan 173 cm, baju dikeluarkan dengan rambut gaya jamur di dukung raut wajah yang datar. Meskipun bel sebentar lagi akan berbunyi tidak ia hiraukan sama sekali hingga panggilan telepon mengganggu pendengaran bersuara berulang kali dan mau tidak mau ia harus menepikan dulu motornya.


Belum sempat berbicara, suara seseorang mendahului dan siapa lagi kalau bukan teman seperjuangannya yaitu Algoritma atau biasa dipanggil Algo.


"Woy lo udah sampe mana? gue tunggu di perempatan tapi gak muncul-muncul?" suara Algo dari sebrang terdengar kesal.


"Gue dijalan, tapi nanti gue buat deh motor terbang supaya bisa cepet sampe," ujar Zian santai.


"Percobaan mulu lo urusin, dimana-mana belajar yang bener baru bisa buat tuh penemuan," sahut Algo lalu dengan cepat mematikan sambungan telepon.


Zian akan mengeluarkan umpatan harus ditelan bulat-bulat. Untung Algo temannya kalau bukan, besok dipastikan tinggal nama tuh anak. Zian pun kembali menyalakan motornya menuju tempat tujuan.


Di SMA Gardanussa bel sudah berbunyi lima belas menit lalu, banyak murid ramai-ramai masuk kelas setelah mendapatkan informasi kelas apa yang akan ditempati di situs grup sekolah. Gadis bernama Zevanya Granola malah berbelok ke toilet setelah melemparkan tasnya asal ke kelas dan tidak peduli beberapa murid menatapnya aneh.


Zevanya pergi ke toilet bukan hanya ingin buang air tapi ingin menenangkan diri supaya siap menerima perubahan dikelas barunya serta menghadapi kemungkinan murid-murid cewek yang memandangnya tidak suka saat datang ke kelas tadi.


Akhirnya Zian sampai di depan gerbang sekolah SMA Gardanussa meskipun sudah tertutup rapat, Pak Tatang yang notabenenya satpam ganteng sekolah siap membukakan namun bukan berarti Zian selamat dari hukuman. Dia harus siap ditegur ketua OSIS yang berjaga sambil membawa buku hitam bernama Rifky Anugerah.


"Eh Rif, gue boleh masuk kelas kan? masa gue kena hukum lagi kalau telat." Zian berusaha bernegosiasi dengan Rifky. 


Rifky memperhatikan Zian malas. "Itu udah peraturan dan siapa suruh lo datangnya telat, jadi lo harus tanggung konsekuensinya,"


"Eh, Pak Kendar!" Zian menyapa Pak Kendar dibelakang Rifky otomatis Rifky menoleh ke belakang dan dimanfaatkan Zian untuk kabur. Ternyata pura-pura menyapa pak Kendar, guru tergalak se-SMA Gardanussa ada untungnya.


Zian sekarang melanjutkan berjalan ke kelas dan kebetulan sudah ada guru didalamnya. Zian tidak peduli membuka pintu dengan santai lalu masuk tanpa mengucapkan sepatah kata. Padahal ini adalah hari pertama bersekolah sampai Pak Aji yang melotot tajam ke arahnya karena nyelonong masuk tidak ditakutkan sama sekali.


"ZIAN, MAU KEMANA KAMU?!" tegur Pak Aji emosi dan tentu guru-guru sudah mengenal namanya karena sudah langganan telat dari kelas 10.


Zian berbalik. "Duduk pak!" jawabnya santai dan sukses membuat pak Aji menggeram marah.


"Push up 30 kali, baru kamu boleh duduk!" perintah pak Aji tegas.


"Sekarang kan bukan pelajaran olahraga Pak?" Zian menanggapi seolah perintah pak Aji hanya angin lalu.


Pak Aji menggebrak meja membuat semua murid terperanjat. "Tidak ada bantahan lakukan se-ka-rang!" titahnya tidak bisa dibantah.


Semua murid menatap Zian takjub plus heran karena baru masuk satu hari sudah kena hukuman. Bagaimana dengan hari-hari berikutnya nanti? 


Setelah melakukan push up sebanyak 30 kali, Zian diperbolehkan duduk di bangkunya bersama Algo.


"Permisi pak!" sapa seorang siswi mengetuk pintu.


"Kamu murid perempuan terlambat juga?" tanya pak Aji masih kesal.


"Tidak pak, saya ke toilet sebentar, itu tas saya kalau bapak tidak percaya," jawab siswi itu ramah menunjuk satu tas yang tidak ada pemiliknya.


Pak Aji melirik sebentar lalu sedikit percaya."Duduk!" 


Pak Aji memperkenalkan dirinya bahwa ia menjadi wali kelas lalu disusul semua murid yang berjumlah 34 dan satu cewek yang berhasil membuat Zian tidak melepaskan pandangannya.


Setelah sesi perkenalan selesai, Pak Aji pamit. Kesempatan ini Zian pakai untuk berkenalan dengan Zevanya cewek yang menarik perhatiannya.


"Nama lo Zevanya?" tanya Zian menghampiri bangku Zevanya bermaksud mengajak kenalan dengan mengulurkan tangannya namun malah di dibiarkan. Tentu Zian tidak kehabisan akal. "Kenalin, gue jodoh lo yang selama ini lo tunggu," lanjutnya sambil menyugar rambut ke belakang dengan penuh percaya diri sementara Zevanya memandang Zian sekilas lalu pergi begitu saja.


Zian mengamati kepergian Zevanya lalu terbit seulas senyum tipis di bibirnya. Ia akan mulai mencari cara agar bisa mendekati Zevanya Granola karena sudah membuatnya tertarik daripada segudang penemuan-penemuan ajaibnya yang tak kunjung selesai dibuat.


Zevanya tidak habis pikir ada cowok se-aneh itu di kelasnya. Sudah telat terus berani berkenalan perihal jodoh-jodohan memang dia ke sekolah tidak ada tujuan lain daripada memikirkan perihal cowok aneh tadi, Zevanya pergi menemui Mila Puspita sahabatnya di kelas IPA.


"Hai jodoh!" hampir saja Zevanya melemparkan ponsel ke tanah karena kaget dengan cowok aneh tadi muncul tiba-tiba didepannya dan jangan lupakan senyuman lebarnya yang Zevanya artikan senyuman menyeramkan.


"Jodoh, mau kemana sih kok ninggalin gue?" tanya Zian menaik-turunkan alisnya menggoda.


Zevanya melanjutkan perjalanan namun Zian mengikuti dengan berjalan mundur hampir punggungnya menabrak Mading jika Zevanya tidak berhenti.


Duk!


Zian mengumpat pelan sambil memegangi kepalanya yang terbentur kusen mading cukup keras sementara Zevanya menahan tawa melihatnya.


"Kok ditahan ketawanya? ketawa aja, soalnya ketawa lo cantik," ucap Zian mengeluarkan jurus gombal andalannya.


Kalau Zevanya tipe cewek centil mungkin akan senyam-senyum lalu dengan tidak tahu malu, ingin lagi mendengar gombalan receh Zian namun Zevanya berbeda, ia hanya cewek biasa yang tidak terlalu tergoda oleh rayuan seperti itu jadi Zevanya lebih memilih melanjutkan perjalanan sempat tertunda dan membiarkan Zian memanggil-manggil namanya dengan sebutan jodoh.


"Lo mau kemana? sebat ditempat biasa yok!" ajak Algo kesal sudah kesana kemari mencari Zian akhirnya bertemu juga di depan kelas sepuluh.


Zian berdecak sebal Algo mengganggu dirinya mengejar Zevanya.


"Gue lagi ada urusan penting. Lo duluan aja," jawab Zian mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Zevanya. 


"Biasanya gue berdua sama lo, ayo!" ajak Algo tidak menyerah mengguncang lengan Zian.


Zian menepis tangan Algo, jijik. "Nanti gue nyusul, pergi sono!" Zian mengusir Algo supaya jauh-jauh darinya untuk sekarang.


"Oke gue pergi, awas jangan cari gue lagi!" ujar Algo ngambek dibuat-buat supaya Zian mengejarnya tapi nihil.


Zian lebih fokus mencari-cari keberadaan Zevanya entah pergi kemana. Ini semua gara-gara Algo datang tidak tahu kondisi jadi Zian kehilangan jejak jodohnya.


"KAK ZIAN NYARI AKU YAA?!" tanya Cinta berbinar melihat keberadaan Zian di depan kelasnya selang beberapa lama muncul Bunga kembaran Cinta langsung keluar dari kelas tidak mau melewatkan kesempatan.


"NGGAK BOLEH! PASTI KAK ZIAN NYARI AKU, IYA KAN?" ucap Bunga tidak kalah heboh sambil lengan Zian dicolek-colek.


"KAK ZIAN AKU PADAMU!" teriak Cinta memberikan simbol finger heart ala Korea menggunakan kedua tangannya dan kalau bisa pakai jari kaki juga supaya jadi empat buah.


"KAK ZIAN HALALIN AKU DONG!" teriak Bunga siap-siap memeluk Zian namun secepat kilat Zian menghindar.


Bunga Kinanti dan Cinta Andina duo kembar yang selalu berebut Zian layaknya mainan. Mereka berdua adik kelas Zian yang super duper bikin telinga Zian sakit. Bagaimana tidak sakit, setiap Zian berpapasan entah sengaja atau tidak mereka selalu berteriak heboh layaknya melihat Zian seperti barang diskonan saja dan yang Zian harus lakukan adalah memakai jurus langkah seribu sekuat tenaga, tapi kalau ada Algo duo kembar itu berubah kalem sehingga Zian tidak perlu susah payah untuk melarikan diri.


Algo selain menjadi sahabat bisa jadi bodyguard meskipun badannya lebih kecil dari Zian sayangnya tadi malah ia usir. Penyesalan itu memang datang diakhir kalau diawal, perkenalan sama Zevanya sang pencuri hati tetapi diabaikan begitu saja.


Zian sampai lupa tujuan kemana harus berjalan karena terus memikirkan Zevanya. bagaimana kalau benar-benar jadi pacarnya? bisa-bisa dunia Zian hanya berputar nama Zevanya saja.


"Jodoh itu dekat tapi kita harus berjuang dulu untuk mendapatkannya," gumam Zian lalu kembali fokus mencari keberadaan Zevanya.


****


Gimana pendapatmu tentang part pertamanya nih?


Supaya kalian gak kecewa sosok Zian itu gimana aku gak cantumkan foto alias kalian bayangin aja sesuai imajinasi masing-masing oke


Spam komentar dong


Jangan lupa like dan share biar banyak yang baca cerita ini


See you next chapter šŸ‘‹šŸ‘Œ