Saat itu, setelah reuni sekolah. Aku menghubungi nya di Facebook.
"Dek, mau foto kemarin."Kataku
Dia memang adik kelasku. Saat di boarding school dulu aku kelas 8 dan dia kelas 7.
Dia mengirim semuanya. Foto bersama teman - teman, saat diluar gedung, dan foto kita berdua.
"Oke Bas! makasih ya." Kataku lagi
"Iya re sama-sama. Lagi kerja re?" Tanya Bastian
"Iya Bas, bentar ya.” Jawabku
Ditahun 2018 itu, aku bekerja menjadi kasir disalah satu percetakan besar di Karawang. Ada tiga kasir waktu itu. Dan masing-masing dari kami di berikan HP untuk berkomunikasi dengan pelanggan.
Tapi aku meng-install beberapa aplikasi di HP kerjaku. Kalau pelanggan dan pesanan sedang low, aku suka iseng buka Facebook dan Instagram.
Kebetulan tanggal 2 Juli 2018, aku tidak terlalu sibuk. Semua pekerjaan hampir selesai. Kalau bos lagi ga ada, ya aku bisa sedikit santai hehe.
Terlihat balasan pesan di Facebook dari Bastian. Aku hanya melihatnya dari layar notifikasi.
" Semangat re! Padahal gua pengen ngobrol,” Kata Bastian.
Tanpa berfikir panjang, aku langsung buka Facebook.
"Mumpung sepi kan?", Kataku dalam hati.
"Mau ngobrol apa Bas?", Tanyaku ke Bastian.
"Mau ngobrol aja re. Kita ngobrolin masalah kita aja. Masalah masa depan kita mau gimana! Wkwkw."
Aku kenal Bastian. Dari semenjak SMP dia suka bercanda orangnya. Kadang suka susah bedain kapan dia ngomong serius.
"Biasanya yang suka bercanda, ga pernah serius.", Jawabku sambil meledek.
" Tapi kan gak selamanya orang bercanda ga bisa serius. ", Kata Bastian.
" Lo dari kemaren bercanda Mulu ah Bas!", Kata ku kesal.
"Itu kan menurut lo, bukan gua. Ngobrolin yang serius aja sekarang. Masa depan Lo sama gua gimana?", Jawab Babas lagi.
"Masa depan gua pokoknya pengen jadi lebih baik lagi.", Kataku tegas.
"Kalau itu udah pasti. Terus ada lagi ga? Ga mau coba serius sama gua?", Tanya Bastian lagi.
"To the Point aja. Lo ngajak gua nikah? Kuliah aja dulu yang bener hahah", jawab ku meledek.
"Kuliah butuh duit, nikah juga butuh duit. Kalau ga kuliah nikah aja gapapa. Asal sama Rere." kata Bastian lagi.
"Kemaren-kemaren gua ajakin chatan ga mau. Sekarang kesurupan apa Lo?", Jawabku lagi dengan jengkel.
Sebelum ini aku pernah menghubunginya, menanyakan kabar nya, adiknya, ayah dan bundanya. Cuma dia jarang merespon.
Dari awal pokoknya aku menganggapnya hanya sebuah candaan. Sampai dia bilang,
"Udah gua post ya. Foto Lo sama gua di instagram. Biar ga dikata bercanda terus. Kalau diliat dikamera, sama liat langsung sama-sama manis sih, hehe. Udah gua kasih caption juga noh", kata Bastian lagi.
" Ih nama instagram lo apa? Loh beneran post Bas? Gua pengen liat!” Kataku sedikit kaget.
"Tuh ya Lo mah nganggepnya bercanda terus. Lu pantengin nih Instagram gua. Kemaren gua juga post foto kita tapi baru di snapgram.", jelas Bastian.
Aku langsung mencari Instagram Bastian. Dan benar, dia mem-post foto kita berdua. Dan tertulis caption "Senyumnya lebih manis daripada gula".
Aku langsung diam. Bingung juga ada. Bicaranya seperti orang main main. Tapi terus ngeyakinin kalau dia ga bercanda.
"Jadi gimana? Udah percaya sekarang kalo gua ga bercanda?", tanya Bastian lagi.
"Sama mantan Lo dulu serius juga ga?", Tanyaku balik.
" Yang udah lama gausah dibahas. Sekarang itu bahasanya kita. Kita seriusin lagi aja yuk, Kayak dulu. Ya walau waktu itu cuma sehari wkwkw.", Kata nya lagi.
Aku pun termasuk mantan nya. Mantan satu hari menurutnya. Ya walau pun aku ingat kalau hubungan kita hanya 3 hari waktu itu.
Hubungan kami dulu hanya hubungan dua anak ABG yang main main. Tidak punya kesan manis, tidak banyak waktu yang dihabiskan berdua. Hanya anak SMP. Dan dia menembakku dua kali. Kedua kalinya barulah aku menerimanya. Tapi dulu aku tak ada perasaan. Hanya karena hobi kita yang sama, sering bertemu saat pergantian kelas, dan dia sering mampir ke kelasku. Kita menjadi dekat. Kita sering duduk berdua di tangga sekolah, bernyanyi bersama, dan mengobrol. Aku ingat dia menembakku pertama kali. Namun aku tolak. Tapi saat teman sekelasnya Zaky menembakku, aku menerima nya. Karena dulu aku lebih menyukai Zaky.
Selang setahun hubungan ku dengan Zaky selesai, Bastian pun menyatakan perasaan nya lagi. Namun kali ini berbeda. Dengan alih alih dia akan pindah sekolah besok. Jadi dia memintaku menerimanya walau cuma satu hari. Biar hari itu menjadi hari terakhir yang lebih berkesan untuknya. Ya mau ga mau aku menerimanya.