Sunflower Girl

Sunflower Girl

horseprincess30

0

"Eh Mona, orang dari kantor ada panggil lu," ucap Terry salah seorang teman kelasnya sedang Mona masih tertawa terbahak-bahak membaca novel comedy yang ia beli beberapa hari lalu, Mona menyampaikan terima kasih lantas menuju kantor sekolah.

Sesampainya di kantor ia langsung melihat orang tuanya yang tengah berbincang dengan kepala sekolahnya, Mona menghampiri orang tuanya sehingga kepala sekolah pamit dari situ membiarkan anak dan orang tua itu berbicara.

"Kenapa jadi Bapa deng Mama ada di sini?" tanya Mona saat sudah duduk.

"Papa sama Mama mau ke kota karena kebetulan kita tidak akan bertemu di rumah jadi Papa Mama langsung ketemu, ada beberapa hal yang Bapak sampaikan!" Mona mengangguk paham mendengar penjelasan Papanya ia tak banyak bicara seperti biasanya.

"Papa sama Mama minta maaf sebab nanti persiapan kuliahmu tidak akan dibantu semaksimal mungkin, karena banyak sekali pekerjaan dan ada beberapa proyek yang mengharuskan Papa sama Mama harus stand by di perusahaan," ujar Adri, Papanya Mona.

Mona tersenyum ia sudah duga akan seperti ini karena hal seperti ini sering kali terjadi di kehidupannya jadi dia sudah tidak terkejut, ia memperbaiki posisi duduknya ia mencoba paham lagi terkadang rasa kesal itu ada tetapi mau bagaimana lagi.

Mona masih belum berbicara ia mendengar dengan seksama apa yang disampaikan Papa sama Mamanya secara bergantian, ia tersenyum kecut dalam hati ia menggeleng sedikit tak percaya.

"Sa paham jadi Bapa deng Mama tidak usah khawatir itu semua sa su atur sedemikian rupa. Berkas-berkas yang dibutuhkan juga sa su siapkan jauh-jauh hari, Bapa deng Mama tau to sa kuliah di mana?" tanyanya memastikan, diluar dugaan Mona Adri dan Natali menengok sambil saling melempar pertanyaan.

"Di Makassar." Mona memutar bola matanya malas ia sepertinya kehabisan kesabaran daripada di sini ia mengomel mendingan ia memutuskan untuk mengakhiri pertemuan bodoh ini, ia keluar dari ruangan meninggalkan kedua orang tuanya yang melanjutkan percakapan dengan kepala sekolah.

Sepulang sekolah ia tidak langsung ke rumah melainkan menuju tempat biasa yaitu ke rumah BBA (Belajar Bermain Bersama Anak-Anak) anak-anak yang biasa bersamanya sudah duduk rapi menunggu Mona bercerita mengenai pelajaran.

Sekitar pukul 17.00 sore ia akan pulang tak juga langsung pulang ia sesekali akan mampir ke Mama-Mama untuk bercerita yang merupakan pedagang jajanan di jalan sambil bercerita ini itu.

"Iya Mama, memang begitu pemerintah di awal tu manis tapi pas di akhir tiba-tiba jadi orang rakus hahaha," ucapnya tak tanggung-tanggung, selesai berbincang dengan Masel atau Mama Sella ia akan menuju gang kompleksnya tak sampai di situ ia akan mampir terlebih dahulu.

Hidup di kampung jika tidak bergaul dengan orang-orang maka siap-siap cibiran akan terdengar dari ujung hingga ke ujung sudut kampung, ia sangat sadar diri orang tua yang jarang berkomunikasi dengan warga membuatnya harus mengambil peran tersebut yaitu berhubungan dengan para warga, agar ketika sesuatu tidak baik terjadi masyarakat bisa membantunya ketika orang tuanya sedang tidak di rumah.

Ia disuguhkan kopi hitam khas, warga sekampung sudah tahu jika Mona Gabriella Ryht tidak suka buah Pinang lahir dan tumbuh hingga empat tahun usianya di Jawa Tengah karena Adri yang merupakan asli di sana membuatnya sedikit berbeda dengan orang-orang asli Alor namun hebatnya ia tidak menerima rasis sama sekali dari awal 2007 dia berada di sini.

Mona sudah berada di depan laptopnya topik tentang keperempuanan yang dibahas dalam webinar, dia sangat tertarik dengan hal-hal yang berbau dengan perempuan ia akan sangat tidak suka bahkan membenci ketika ada perempuan diluar sana atau di kampungnya sendiri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, pacaran, pertemanan, keluarga dan sebagainya.

Sebatang rokok mengepulkan asap di sampingnya menari-nari di udara lantas menghilang tanpa jejak bau enak sebungkus rokok merk L.A ice purple terlentang hebat diatas mejanya, ia fokus pada materi yang disampaikan narasumbernya namun sesekali jari lentiknya menyentuh rokok ia menghisap lembut lantas menyemburkannya ke udara.

Rhyn menyodorkan sebatang rokok yang tinggal setengah itu ke arah Mona ia tak berkedip melihat sikap Rhyn kepadanya tak biasanya ia seperti itu kepadanya, namun tanpa ragu Mona mengambilnya memasukkan ke sela-sela bibirnya lantar menyesapnya perlahan sehingga ia terbatuk-batuk melihat itu Rhyn tertawa Mona merasa tertantang sehingga ia mencoba menghisap kembali hingga ke berapa kali tujuannya agar ia tidak terbatuk-batuk lagi, sudah kesekian kalinya rokok dua batang sudah habis ternyata Mona keenakan dan sungguh dia mulai terbiasa akan hal itu.

Setelah kejadian di belakang kota itu bersama Rhyn, Mona memutuskan merokok tanpa sepengetahuan orang tua dan keluarganya.