Stella

Stella

Athe

0

"Stella, ayo bangun. Kau harus sekolah," ucap Kimberly. Ia mengusap pelan wajah Stella sampai anak itu terbangun. Stella mengucek matanya pelan lalu tersenyum melihat ibunya.


"Selamat pagi, mommy. Aku mandi terlebih dahulu lalu akan menyusul sarapan." Kimberly mengangguk lalu keluar dari kamar Stella. Stella bangkit dari tidurnya lalu berjalan kearah kamar mandi dan memulai rutinitas paginya.


Selesai mandi, Stella melihat Handphonenya menyala dan mengeceknya. Ternyata, pacarnya Trevor mengirimkan sebuah pesan. Stella melihatnya dan tersenyum. Ia kemudian membalas pesan Trevor.


 


Selesai berganti pakaian dan menata rambutnya, Stella turun ke lantai satu sambil membawa tas yang berisi buku sekolah. Ia berjalan ke ruang makan dan melihat Kimberly dan Anastasya sedang menata makanan sedangkan Kevin sedang mengurus Molly. Kevin sangat sayang dengan Molly sehingga sewaktu Molly mati, Kevin mengadopsi kucing lain dan menamainya Molly Kedua.


"Good morning everyone."


"Good morning princessnya daddy." Kevin berjalan kearah Stella lalu memeluknya. Stella membalas pelukan Kevin. Kemudian mereka duduk di meja makan sambil menunggu satu orang lagi.


"Good morning, sis," ucap Stella. Anastasya hanya melirik sekilas lalu kembali menatap sarapan mereka. Stella menghela napas pelan melihat tingkah kakaknya. Entah kenapa sikap Anastasya berubah semenjak Ia berpacaran dengan Trevor.


"Ana, kenapa kau seperti itu kepada adikmu? Kalian bertengkar?"tanya Kimberly. Stella menggeleng sementara Anastasya tetap diam. Kevin dan Kimberly hanya menghela napas mereka. Mereka menyadari ada perubahan sikap Anastasya namun mereka tidak tahu alasannya.


"Sayang, aku sudah lapar. Aku mau kau suapi aku."


"Morning. Daddy, kau sangat kekanak-kanakan," ucap Arthur. Kevin cemberut dan menatap kearah anak ketiganya. Arthur membalas tatapan Kevin dengan muka datarnya kemudian duduk disebelah Stella.


"Kutukan Michael sepertinya menjadi kenyataan." Kevin berdecak kesal mendengar ucapan Kimberly. Namun Ia juga membenarkan ucapannya.


"Daddy menganggapku sebagai kutukan?" Tanya Arthur dengan alis yang terangkat. Kevin hanya terkekeh pelan.


"Sepertinya begitu, Archie." ucap Stella sambil tertawa pelan. "Oh ya dad, Trev yang akan mengantarku ke sekolah."


"Lalu kau akan membiarkan aku seorang anak berumur dua belas tahun untuk pergi ke sekolah sendiri?"


"Kau terlalu melebih-lebihkan, Archie. Kalau kau mau kau bisa menumpang. Kita masih sekolah di satu kawasan hanya beda gedung." Archie hanya berdeham sebagai jawaban. Ia tahu akan menjadi nyamuk disana. Ia bisa saja menolak dan memilih untuk diantar oleh Kevin tapi mengingat ayahnya yang sangat bawel membuatnya pusing sendiri.


"Kau tidak ingin diantar oleh daddy?"


Arthur menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Mungkin kalau ada mommy, Arthur mau."


"Sudah-sudah. Mommy harus di rumah karena nanti adik kembarmu akan pulang dari acara menginapnya."


"Ya makanya, aku tidak mau diantar daddy."


"Terserah kau saja son. Kalian berdua harus makan dengan cepat kalau begitu. Kasian Trevor nanti kalau harus menunggu kalian."


Stella dan Arthur mengangguk. Mereka berlima memulai sarapan mereka. Setelah selesai, Stella dan Arthur berpamitan dengan Kevin dan Kimberly. Mereka selesai disaat yang pas. Trevor baru saja sampai didepan pekarangan rumah mereka.


"Hai, Stella," ucap Trevor. Ia merentangkan tangannya membiarkan Stella memeluknya seperti biasa. Saat Stella memeluknya, Trevor mencium kepala Stella. Tercium aroma shampoo yang biasa Stella gunakan. Aroma yang sangat memabukkannya.


"Sampai kapan kalian akan seperti itu? Aku tidak mau telat." Stella terkekeh pelan lalu mengajak Arthur masuk kedalam mobil. Stella bersama Trevor duduk di kursi depan sementara Arthur di kursi tengah. Kemudian Trevor melajukan mobilnya. Meninggalkan pekarangan rumah dan menuju ke sekolah.


Tanpa mereka sadari, Anastasya sedari tadi berdiri di depan pintu melihat interaksi Trevor dan Stella dengan tatapan kesal. Saat Anastasya menutup pintunya, Kimberly yang berdiri dibelakangnya langsung bertanya kepada Anastasya.


"Kau suka kepada Trevor bukan?" Tanya Kimberly. Kevin yang mendengar pertanyaan istrinya ikut menatap kearah Anastasya. Anastasya tidak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya.


"Jika itu benar maka lupakan Ana. Trevor milik adikmu dan jangan coba-coba untuk merebut kebahagiaannya."


"Vin, jangan seperti itu. Kau bisa bilang dengan baik."


Anastasya kemudian memilih untuk pergi ke kamarnya. Untungnya hari ini dia tidak ada jadwal kuliah ataupun pemotretan. Anastasya sejak berumur 10 tahun sudah sangat senang di foto. Oleh karena itu Kevin memutuskan untuk memasukannya ke agensi model dan sekarang Ia sudah menjadi sukses dan terkenal.


Kevin yang melihat kepergian putrinya hanya menghela napas pelan. Ia hanya tidak mau Anastasya menjadi seperti Evelyn. Kevin kemudian merubah ekspresi wajahnya dan memberikan dasi kepada Kimberly.


"Tolong."


Kimberly menerima dasi itu lalu mulai memasangkannya di leher Kevin. Setelah selesai, Kevin memberikan hadiah berupa ciuman.


"Aku pergi dulu." Kimberly mengangguk lalu membukakan pintu untuk Kevin. Setelah suaminya pergi, Kim menutup pintunya dan pergi ke kamar Anastasya.


***


"Baiklah kita sudah sampai. Arthur kau bisa turun duluan."


Arthur memutar bola matanya pelan. "Kau tidak perlu bilang. Aku sudah tahu." Arthur keluar dari mobil lalu segera pergi ke gedung sekolahnya.


"Baiklah, kita hanya berdua. Aku juga tidak mau kau telat," ucap Trevor. Kemudian Ia mencium bibir Stella lembut. "Jangan dekat-dekat dengan Raven ya sayang."


Stella mengangguk lalu keluar dari mobil. Trevor terus melihat kearah Stella hingga akhirnya gadis itu masuk ke gedung sekolahnya. Trevor menyalakan mesin mobilnya lalu pergi menuju kampusnya.

***

Hai semua~

Selamat datang di cerita ini. Sebelum itu, Author ingin memberi tahu kalau rate cerita ini 21+ ya!! Author juga mau menambahkan kalau dicerita ini hanya Stella yang merupakan minor. Sisanya udah dewasa ya :)

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK <3


Sekian~