SELINGKUH SAMA BERONDONG

SELINGKUH SAMA BERONDONG

Tri Andini

0

"Gue juga manusia, punya batas kesabaran. Lo selingkuh? Gue jabanin, jangan harap hidup Lo bakal bahagia setelahnya!" -PUTRI TANJUNG-

******** 


"Gila! Cowok Lo posting foto cewek! Mana di hotel lagi!" Heboh Hera sambil menunjukan postingan tersebut tepat didepan muka Puput. Mengabaikan makanan yang terjatuh berserakan dilantai kamar bunga. 


Hera menatap Puput kasihan, ia jelas tahu siapa yang dalam postingan Riko. Dia adalah Cika, mahasiswa kedokteran yang terkenal akan harta kekayaannya. Banyak yang mengatakan bahwa Cika adalah anak konglomerat sehingga sangat susah untuk berteman dengannya. 


"Gue bukan mau bikin hubungan Lo renggang atau gimana, tapi gue sering liat Riko jalan sama Cika," jelas bunga yang membuat Hera melotot tajam. 


"Kenapa baru bilang sih lo!" seru Hera tak terima sambil memukul kesal kepala bunga. 


"Lo ahh! Puput kan lagi sibuk skripsi. Takutnya malah ngga fokus terus ngga kelar kelar!" seru bunga menjelaskan yang sebenarnya, Puput hanya menganggukkan kepalanya maklum. 


Memang, sekitar tiga bulan ini Puput benar benar disibukan dengan skripsi, apalagi revisi revisi yang begitu banyak. Membuatnya dan Riko jarang bertemu, bahkan hampir satu bulan ini mereka tak bertemu. 


Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi, dimana Puput mengetahui bahwa Riko bermain dibelakangnya. Namun, karena dibutakan oleh cinta. Puput seolah abai dan selalu memaafkan Riko. Berharap Riko akan berubah suatu saat nanti, walau nyatanya itu mustahil. 


"Terus selanjutnya gimana put? Riko kan sering kaya gitu, tapi Lo malah diem aja!" saut hera penasaran, pasalnya Riko sudah beberapa kali terciduk selingkuh namun dengan enteng Puput memaafkannya. 


"Mereka ke hotel Lo put? Booking lagi, Apa lo ngga over thinking?" Imbuh Hera menatap penuh harap kearah Puput. 


Kali ini puput akan bertekad untuk membalaskan perbuatan Riko!, hatinya sakit tentunya. Melihat orang yang kita percayai malah membuat kita kecewa karena ingkar janji. Puput tidak akan tinggal diam lagi, ia akan menjadi sosok pendendam kali ini tak peduli jika itu adalah Riko sekalipun. 


"Gue bakal balik keadaan, semakin Riko berani semakin gue buat jatuh dia!" imbuh Puput. 


Di otaknya langsung muncul beberapa rencana yang akan ia lakukan kedepannya. Sepertinya akan menyenangkan jika melibatkan keluarga Riko, ia akan membuat keluarga Riko kecewa dan mengucilkan Riko. 


"Gue bakal deketin keluarga Riko!" saut Puput enteng membuat keduanya bingung. Pasalnya Puput memang sudah dekat dengan keluarga sejak awal mereka pacaran. 


Hera dan bunga terlihat bingung akan jawaban dari Puput, pasalnya mereka tau seberapa dekatnya puput dengan keluarga Riko, terutama mamanya Riko yang terlihat sangat berharap penuh pada Puput. 


"Kali ini gue bakal deketin adiknya, gue mau buktiin ke Riko kalau gue juga bisa tanpa dia, apalagi kalau adiknya yang sama gue. Pasti dia kelabakan secara keluarga besarnya udah Deket sama gue," seru Puput mengutarakan rencananya. 


"Gila Lo! Adiknya Riko kan masih SMA. Yang ada Lo kaya pedofil!" Seru tak percaya Hera sambil menggebrak meja saking syoknya. 


Puput tak mempedulikan jarak umur mereka yang sekitar tujuh tahun, yang artinya adik Riko berumur 16 tahun. Justru karena masih labil akan mempermudah dan tentunya akan semakin seru untuk mempermainkan perasaan. 


"Gokil sihh! Gue bakal kawal Lo sama adiknya Riko, namanya siapa?" Antusias Bunga yang dihadiahi cengiran lebar Puput. 


Puput menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia baru sekali bertemu dengan adiknya Riko. Itupun ia dicueki. Adiknya Riko sangat berbeda dengan Riko yang mudah akrab dan suka bicara, dia justru tak suka keramaian dan bertemu banyak orang. Terkesan dingin tak tersentuh, pernah waktu itu Puput menyapanya dengan senyuman, namun dia malah melengos pergi tanpa sepatah kata pun, sempat minder kala mengingat rencananya. Namun ia tak boleh menyerah begitu saja. 


"Belum tahu." 


"Gimana rencana Lo bisa mulus kalau Lo aja ngga tau namanya!" Kata bunga gemas sambil menjambak rambut Puput membuat empunya mengaduh sakit. 


"Besok gue samperin dia, gue bakal Pepet sampai dapet!" ucap Puput sambil merapikan rambutnya. 


Keduanya menganggukan kepala paham, tak sulit bagi puput untuk datang ke rumah Riko. Mengingat mereka sudah seperti besan, padahal lamaran saja belum. Tapi Puput merasa bersyukur karena belum ke tahap tunangan. 


"Coba Lo kirim screenshot postingan ke Riko, gue penasaran dia jawab apa," usul bunga yang kemudian diangguki Puput. 


Segera Puput membuka handphone nya lalu membuka aplikasi berwarna hijau untuk menanyai Riko. Bukanya mengirimkan pesan sesuai instruksi temannya, Puput malah menekan ikon telepon yang membuat mereka tertawa kecil. Beberapa kali panggilan tak terjawab, hingga di panggilan ke sembilan baru telfon nya tersambung. 


"Halo?" Ucap Puput membuka obrolan mereka. 


Terdengar gumaman dari seberang, seperti Riko baru bangun tidur terdengar jelas dari suaranya yang serak dan seperti ogah ogahan menjawab telepon dari puput. Puput sengaja tak mengawali obrolan membiarkan Riko memulainya. 


"Aku baru bangun tidur. Makanya tadi ngga langsung keangkat, maaf ya by." Mendengar jawaban dari Riko seketika membuat Puput jengah. Dasar buaya, mati saja kau!. 


"Ohh, dihotel mana?" Diam tak ada jawaban dari Riko, hingga beberapa detik. 


"Ngga dihotel, aku tidur dirumah. Lagian ngapain ke hotel?" Pertanyaan Puput malah dijawab dengan pertanyaan yang malah membuatnya semakin kentara berbohong. 


Puput langsung mematikan sambungan telepon dengan kesal, sudah sangat jelas jika postingan itu benar adanya. Tak mungkin jika itu adalah Riko yang memposting, melainkan Cika itu sendiri. Riko saja tak pernah memposting foto Puput di media sosial manapun, Puput geram dan tak terima. 


"Kocak bangat cowok Lo! udah jelas lagi ngamar. Udah fiks dia bohong banget sihh iyuhh," saut hera jijik. 


"Biarin aja, gue bakal kasih kejutan yang lebih. Tinggal tunggu tanggalnya aja!" saut Puput. 


Keduanya menganggukan kepala percaya sepenuhnya kepada Puput. Apapun keputusan yang Puput buat mereka akam membantu dan mendukungnya. Puput tak akan peduli jika teman temannya akan mengumpati dan menyumpad serapah Riko. Justru ia akan merasa senang dan mengamininya dengan kencang berharap Tuhan akan memberikan karma yang setimpal nantinya. 


"Padahal Cika cuma gede dadanya, selebihnya mines. Pernah gue denger dia bisa masuk kampus kita karena nyogok lohh," jelas Hera heran. 


"Kalo gue punya cowok kaya Riko, udah gue bantai habis habisan!" Marah bunga. 


"Tenang aja, gue bakal buat riko sujud dikaki gue!" jelas Puput padat dan singkat. 


Mereka berharap rencana Puput akan berjalan lancar sehingga bisa membuat Puput bahagia. Semoga saja adik Riko bisa di ajak kerjasama dengan mudah sehingga memudahkan balas dendamnya. 


"Gue cuma manfaatin adiknya sampai Riko hancur. Setelahnya itu gue ngga peduli, biarin semua keluarganya kena karma!" marah Puput. 


"Kalo butuh solusi Lo tinggal datang aja ke kita, kita bakal bantu sebisanya." Hibur Hera. 


Puput menganggukkan kepalanya bersyukur karena memiliki sahabat yang baik dan selalu menemaninya dikala susah maupun senang. Dengan cepat Puput memeluk erat mereka, menangis karena kecewa kepada Riko juga menangis haru akan sahabatnya. 


Mulai saat ini, Puput akan membuat Riko tak baik baik saja. Puput akan menuntaskan rasa dendam yang selalu ia pendam, Puput bersumpah! Riko tidak akan pernah bahagia dalam hidupnya yang menjijikan i