Sang Pemuas Liar

Sang Pemuas Liar

Sofia Nurul

0

Aku merasa takdir yang tersurat untukku kurang bagus. Karena ibuku meninggal ketika usiaku baru 5 tahun.Sedangkan ayahku meninggalkan aku dan Kak Mely,satu-satunya saudaraku.Untungnya kak Mely sudah punya suami.Sementara aku masih duduk di bangku SMP,sehingga mengandalkan Kak Mely untuk membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-hariku.


Itupun hanya sampai tamat SMP.setelah aku lulus SMP.kakakku"angkat tangan".Aku malah disuruh cari kerja saja,supaya bisa menghidupi diriku sendiri.


Tapi apa yang bisa ku perbuat dengan ijazah SMP?Lagipula saat itu umur ku baru 14 tahun.Melamar kemana-mana pun takkan diterima,karena masih dibawah umur.


Sementara kak Mely hanya bisa memberiku uang seadanya tiap bulan.Uang yang jumlahnya tidak seberapa.Untuk makan sehari-haripun tidak cukup.


Karena itu aku berusaha mencari duit Sendiri dengan segala cara.Dengan membantu-bantu dipasarpun jadilah.yang penting bisa makan tiap hari,tanpa harus menunggu kiriman dari kakakku.


Hal itu berlangsung selama bertahun-tahun.


Setelah usiaku 18 tahun,aku mulai berpikir untuk mencari kegiatan yang lebih bagus daripada sekedar menjadi kuli pasar.Karena itu aku sengaja membuat SIM A dan C.Dengan tujuan,ingin menjadi sopir angkot.Mudah-mudahan nanti ada pemilik angkot yang bersedia menyerahkan mobilnya untuk ku sopiri.


Tapi sebelum hal itu terjadi,aku bejumpa dengan teman karibku,Joy,yang menghentikan sedannya persis di sampingku.


"Rendi ! Apa kabar?"tanyanya sambil memelukku.


"Joy?!" sahutku kaget,"wah ... keren ... Kamu sudah punya mobil sendiri?"


"asal rajin nabung,Beli mobil aja sih gak susah-susah banget Ren."


"Aku juga senang nabung.Tapi kalau penghasilan aku pas-pasan,Apa yang bisa aku tabung?"


"Ayo deh ikut aku.biar Ngobrol panjang lebar."


Akupun masuk kedalam sedan milik joy.Dengan perasaan kagum,karena teman karibku sudah punya sedan segala.Padahal dulu dia senasib denganku.sama-sama anak orang tak punya.Tapi sejak dia pindahke kota,aku tak pernah berjumpa lagi dengannya.Sementara aku tetap tinggal di kota kecamatan yang jaraknya 30 kilometer dari kota besar.


"Kalau mau maju,kamu harus tinggal di kota Ren."Kata Joy sambil menjalankan sedan nya ke arah timur,"Dipinggiran begini,mana bisa nyari duit?kecuali kalau kamu mau bikin tempe atau dagang sayur,Mungkin bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


"Aku tidak punya saudara di kota.Mau tinggal dimana?harus nyewa kamar?darimana duitnya?"tanyaku karena aku tau meski di kota punya peluang sukses lebi besar namun untuk bertahan hidup disana juga tidak mudah.Tentu saja harus punya modal juga untuk melangkah.


"kalau kamu punya niat untuk mencari duit di kota,kamu bisa tinggal di rumah aku."


"kamu udah punya rumah sendiri di kota?"


"Udah.Joy mengangguk.


"Kamu hebat Joy.umur kamu sebaya dengan Aku,tapi sudah punya rumah dan mobil segala."


"aku setahun lebih tua dari kamu.sekarang aku sudah sembilan belas tahun Ren.Oh iya,kamu mau ikut ke kota sekarang?"Tanya Joy.


"Mau,tapi aku harus titipin dulu kunci ke tetangga sebelah.Takut kakakku pulang gak bisa masuk."


"Yaudah,sekarang ke rumah kamu dulu.Sekalian bawa baju buat ganti.Siapa tahu kamu betah dirumah aku nanti."


"Kalau dikasih kerjaan,Pasti aku betah di rumah kamu Joy."


"Kerjaan sih ada.asalkan kamu mau aja ngerjainnya."


"Kerjaan apapun akan aku kerjakan.Asalkan jangan maling aja."


"Enggak.kerjaan kita takkan merugikan orang lain. Percayalah."


Setibanya di mulut gang rumahku Joy menghentikan sedannnya."Aku nunggu di mobil saja ya."kata Joy.


"Iya."Sahutku."Tunggu sebentar ya Joy."


Bergegas aku melangkah ke Dalam gang Menuju rumahku yang kecil dan nyaris roboh itu.Di dalam rumah,kukumpulkan semua pakaian yang sudah di cuci dan disetrika.Lalu kumasukan ke dalam ransel.


Sambil menggendong ransel,Aku keluar dari rumahku.lalu ku kunci pintu depan.anak kuncinya aku titipkan ke tetangga sebelah,agar kalau kak Mely datang,bisa masuk rumah.


Kemudian aku bergegas menuju jalan besar,dimana Joy tengah menungguku di mobilnya.


Pada waktu aku masuk ke dalam mobil,Joy memandang ke arah kakiku yang cuma mengenakan sandal jepit."Kenapa gak pakai sepatu Ren?"


"Sepatu aku sudah jebol.Belum punya yang baru"sahutku jujur.


"Nanti dirumah aku banyak sepatu yang udah gak di pake.Kelihatan nya ukuran kakimu seukuran dengan kakiku,"Kata Joy.


"Aku biasa pakai sepatu ukuran empat puluh."


"Sama.gue juga pakai nomor itu."Kata Joy sambil menjalankan mobilnya.


"Aku memang sengsara Joy.Sejak ayah aku menghilang,Aku mengandalkan belas kasihan kak Mely.Tapi dia kan punya suami,tidak bebas juga ngeluarin duit.Makannya setelah tamat SMP,aku gak bisa lanjutin ke SMA.karena kakakku tida sanggup biayai sekolahku lagi."


Joy terdiam,mungkin lagi memikirkan kesengsaraanku ini.


Lalu Joy berkata" Kalau kamu mau mengikuti langkah aku,Pasti takkan kekurangan lagi.Asalkan kamu mau aja."


"Mau Joy.Aku takkan pilih-pilih kerjaan tugas apapun akan ku jalanin,Asalkan penghasilannya memadai.Memangnya apa pekerjaanmu?"


"Kamu harus merahasiakan nya ya?Jangan sampai orang kampung kita ada yang tau pekerjaanku sekarang."


"Aku akan merahasiakan nya Joy.Memangnya apa sih pekerjaan kamu?"


"Aku hanya bertugas menyenangkan kaum wanita yang rata-rata berusia di atas 30 tahun-50 tahun."


"Ohya?!bagaimana cara menyenangkannya?"


"meniduri dan memuaskan mereka.Hahaha...sambil menyelam minum air.Dapet duit banyak sambil menikmati enaknya bermain cinta.Enakkan pekerjaanku?"


"Enak banget.aku juga ingin kerja seperti itu.Tapi duitnya besar Joy?"


"Ya gedelah.Kalau gak gede aku juga gak mau.Buktinya dalam tempo setahun saja aku udah punya rumah dan mobil.Karena aku di anggap memuaskan Nafsu ibu-ibu itu."


"ibu-ibu itu pasti orang tajir ya?"


"Yaiyalah.Ada istri pengusaha,ada yang bisnis sendiri,ada juga yang istri pejabat.Dengan berbagai alasan mereka mencari kepuasan dengan mencari goigolo."


"Goigolo?"


Bersambung...


Hai,ini adalah karya pertamaku Aku mohon kepada kalian untuk mendukungku ya Cerita ini sangat berbeda.akan membuat panas dingin Di beberapa bab nya hhe.Tambahkan ke rak kalian ya,happy randing.