Cerita ku berawal dari sejak aku masih duduk di bangku SMA,tepat di usia ku tujuh belas tahun aku sama seperti kebanyakan anak remaja pada umumnya,aku juga memiliki crush dong pada saat itu....
Sewaktu masa mpls sekolah berlangsung,aku sangat bahagia karena tidak menyangka aku bisa masuk ke sekolah impian ku,karena SMA ku adalah salah satu sekolah menengah atas terbaik di kota tempat tinggal ku,aku mengikuti masa mpls dengan sangat semangat,sehingga tiga hari masa mpls di sekolah ku pun berlalu,dan setiap siswa di arah kan untuk memasukki kelas kami masing-masing
Sebelum kami memasukki kelas masing-masing seorang kakak OSIS mengarahkan agar kami mencari nama kami di setiap kertas yang tertempel di setiap ruangan kelas,aku mengikuti langkah teman-teman ku dan mencari nama ku di kertas yang menempel pada dinding kelas itu..
setelah ku temukan nama ku,aku segera memasukki kelas ku dengan rasa yang sangat campur aduk,antara aku bahagia karena akan bertemu dengan teman-teman baruku yang berasal dari berbagai sekolah yang berbeda-beda...
Aku juga merasa sangat takut dan deg-degan karena tidak ada satu pun yang ku kenal dari ke tiga puluh enam siswa yang menjadi teman satu kelas ku...
Aku memilih duduk di barisan paling belakang karena emang sudah banyak juga kursi yang sudah berisi pada saat itu,aku duduk dan berpura-pura memainkan ponsel yang ada di tangan ku,untuk mengalihkan rasa gugup ku..
Tidak lama aku memainkan ponsel ku,tiba-tiba ada seorang wanita, berkulit putih,berambut lurus,tinggi nya kira-kira 165 cm,dan berkata "hai aku Ika,apakah aku boleh duduk di sebelah mu",ucap nya sambil memberi tangan nya untuk berjabatan dengan ku..
Aku segera menyambar tangan nya lalu berkata "aku ray,boleh silahkan saja,kebetulan aku juga masih sendiri di kursi ini",sambil ku arah kan dia untuk duduk di sebelah ku ....
Setelah dia duduk di sebelah ku,aku menutup ponsel ku dan berbincang-bincang dengan nya,mungkin kurang lebih setengah jam kami berbicara,akhirnya ada seorang guru yang masuk,dan memperkenalkan diri nya dan memberi tahu apa mata pelajaran yang di pegang oleh beliau,setelah usai beliau memperkenalkan diri nya dan memberi penjelasan tentang peraturan apa saja yang berlaku saat beliau mengajar akhirnya beliau keluar....
Tidak lama setelah keluarnya beliau,masuk lah seorang guru yang bertujuan untuk memberi kontrak pembelajaran kepada kami, mungkin kira-kira 1 jam beliau berbicara akhirnya beliau meminta izin untuk keluar dari kelas ku.....
Jam istirahat pun tiba, sama seperti sekolah pada umumnya jam istirahat adalah jam yang paling disukai semua siswa-siswi begitulah juga di sekolahku, semua siswa berhamburan keluar kelas dan menunju kantin yang berada di bawah..
Aku pun ikut desak-desakan menuju kantin bersama dengan Ika, sesampai Aku di kantin jujur saja aku bingung karena sangat ramai sekali siswa yang sedang belanja di kantin tersebut, kulihat juga wajah Ika yang sama bingungnya denganku, bayangkan saja ada hampir 400 siswa yang ada di kantin tersebut sementara waktu yang kami punya saat jam istirahat hanya 30 menit saja....
Aku berbisik kepada Ika "ika kantin ini begitu ramai,kamu yakin ingin tetap belanja?",lalu Ika menjawab "sepertinya kita balik ke kelas aja deh"ucap nya sambil menarik tangan ku, sebenar nya ada beberapa kantin di sekolah ku tapi sama saja ramai semua..
Kami memutus kan untuk kembali ke kelas tanpa membawa apa pun,tetapi sepanjang perjalanan kami mengobrol tentang mengapa kami masuk ke SMA itu,dan tiba-tiba omongan kami terputus ketika ada suara yang memanggil nama ku "Ray,Ray,Ray", teriakan itu tentu saja refleks membuat aku berbalik badan,tetapi ketika aku berbalik badan aku tidak melihat siapa pun di asal suara itu,aku dan Ika melanjutkan perjalanan lagi..
Baru beberapa langkah kami melangkah terdengar lagi suara teriakan itu tapi kali ini Ika yang menoleh duluan dan dia berbisik pada ku bahwa suara itu berasal dari kelas itu sambil menunjuk dengan bahasa mata nya,aku menoleh kek arah kelas itu tapi aku hanya melihat ada seorang siswa pria yang berdiri tepat di depan pintu itu,sedangkan suara yang ku dengar sedari tadi adalah suara wanita,tentu saja itu bukan suara pria itu...
Setelah itu aku melanjutkan perjalanan ku,suara teriakan itu tetap saja terdengar tapi aku sudah mulai tidak menghiraukan suara itu lagi,karena aku sudah mulai kesal dan teman ku Ika pun berkata "sudah lah,mungkin itu hanya orang kurang kerjaan yang mau memperlama jalan kita ke kelas,kalau tidak mungkin dia fans mu", ucapnya sambil tertawa,membuat aku tersenyum tipis..
Sesampai kami di dalam kelas ku lihat jam tangan yang saat itu ada di tangan ku dan ku lihat pukul 9:35 yang berarti masih ada waktu istirahat sekitar 15 menit lagi,kami gunakan sisa waktu istirahat itu dengan mengobrol dan kali ini topik kami tentang perencanaan bahwa besok kami akan membawa bekal dari rumah masing - masing agar saat jam istirahat kami tidak perlu desak-desakan di kantin,dan kami tidak perlu menahan lapar seperti hari ini....
Beberapa menit kemudia bel petanda jam istirahat telah usai,semua siswa pada masuk ke kelas masing-masing,berbeda dengan aku dan Ika yang dari tadi sudah berada di kelas, dan ketika hendak merapikan meja dan kursi yang kami tempati tiba-tiba teman satu kelas ku datang menghampiriku dan memberikan aku sebuah kertas sambil berkata "ini ada surat buat mu dari kelas yang berada di ujung itu"...
Jujur saja melihat kertas itu saja aku bukan tergoda aku malah malu karena di ledekin teman-teman ku,mereka pada mencibir "ini sudah tahun berapa,masih pakai surat- suratan lagi",karena malu dan aku juga tidak tau itu surat dari siapa aku pun langsung meremas surat itu dan menyimpan nya di laci meja ku,kan sudah ada ponsel,sudah ada juga media sosial mengapa dia mengirimkan ku pesan menggunakan kertas hal itu yang menjadi pusat pikiran ku pada saat itu,"kuno sekali dia",ucap ku agak sedikit mengangkat bahu ku...
Lalu kelas kami berjalan dengan baik pada hari itu setelah beberapa jam kami di dalam kelas tersebut,dan guru pun sudah bertukar mungkin sudah 3-4 kali,akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi dan aku langsung buru-buru pulang,tak ku hiraukan surat yang berada di laci meja ku itu,bahkan Ika pun masih ku tinggalkan di kursi tempat dia duduk..