Mei 2014 di parkiran sekolah swasta kota kecil itu berdiri gadis smp bungkuk yang terlihat kegerahan karena menunggu ibunya. Satpam tua yang duduk di pondoknya sudah beberapa kali menawari si gadis untuk menunggu di pondoknya namun ia bersikeras untuk berdiri karena gadis itu sangat pemalu dan juga keras kepala.
------------------------------------------
"Dede lama ya nunggunya? ibu tadi keliling-keliling disuruh ke beberapa tempat"
"Iya, lama banget sih bu panas bgt disini"
"Yaudah yuk pulang, jangan gk dipake ya helmnya nnti ketilang polisi" sambil dibantu satpam tua ibu mengeluarkan motor dari parkiran
Jarak rumah dari sekolah ke rumahku sekitar 35-45 menit tergantung seberapa banyak truck besar yang sedang lalu lalang di jalan lintas tersebut.
------------------------------------------
Bel istirahat berbunyi dan para murid berhamburkan keluar kelas tanpa memperdulikan guru yang sedang membereskan buku-buku bawaannya
"Na, kantin bareng yuk"
"tapi aku udh janji mau ke kantin bareng nia sama norma sekalian nyamperin nia dikelas sebelah"
"yo, buruan jadi kantin bareng gak?" saut reno si ketua kelas
"hah emg gue bilang mau kekantin bareng lo ya?" balas rio dengan wajah kesal dan heran namun reno dengan cepat menarik leher rio dengan lengannya menuju keluar kelas
"na, kamu itu sadar gak sih rio tuh suka sama kamu tau" saut norma yang sedari tadi duduk didepan mejaku
"enggak lah, gk mungkin dia kan sahabatnya cantik banget masa iya suka sama anak kuper kaya aku"
"yeee kamu juga gk kalah cantik, putih, tinggi, bersih, rambut ikal, mata cerah dan coklat terang siapa si yg gk suka liat kamu? cuma iya si males banget memang ngedeketin si cantik yang kupernya gk ketolong gini hahaha" tawa norma sambil mencibirku
norma gadis cantik bertubuh gemuk yang memiliki kulit putih dan rambut panjang sepinggang yang selalu dikuncit dengan ide-ide baru setiap harinya yang kadang membuatku tidak abis pikir bahwa aku bisa bersahabat dengan gadis dengan kepede-an yang sangat tinggi ini
"udah ah, kan kamu tau juga aku tuh dari awal kita masuk SMP sukanya sama siapa"
"yah elah apasih bagusnya dia kecuali pinter? dia tuh gk cocok sama kamu, kuper gak boleh ketemu sama si kuper juga tau, bayangin nanti kalian ngobrol yang dibahas soal lks"
"pada ngapain sih? aku nungguin di kelas daritadi gak dijemput-jemput"
"oh iyaaa nia sorry, aku sama nana keasikan ngobrol"
-----------------------------------------------
Dua minggu sebelum perpisahan seluruh kelas termasuk kelas kami sibuk menyiapkan perpisahan untuk wali kelas yang sebenarnya hanya menjadi wali kelas kami selama 1 semester ini. singkat cerita kelas kami adalah gabungan dari beberapa kelas yang disatukan dengan alasan yang sampai sekarang akupun tak paham gunanya apa karena kelas 3 di SMP itu bahkan sudah berjumlah 8 kelas yang sekarang menjadi 10 kelas. hari pertama kami pindah kelas adalah momen paling bahagia selama aku sekolah di SMP tersebut karena ternyata anak laki-laki yang sudah ku taksir sejak duduk dibangku kelas satu berada di kelas yang sama denganku, apakah ini takdir semesta?
"norma, nana dan lisa bantuin gue buat kado perpisahan untuk buk melinda ya" tutur ketua kelas
"oke ren" saut lisa sumringah karena bisa menghabiskan waktu dengan gebetannya itu
dari kejauhan aku memandangi adnan yang fokus merangkai plakat dengan kelompoknya, anak laki-laki itu tampan kulitnya putih bisa dibilang pucat memakai kacamata kotak yang sangat cocok diwajahnya dengan rambut hitam berkilau yang sedikit ikal. Aku ingat beberapa bulan lalu sekolah kami di undang untuk mengikuti lomba menggambar yang seharusnya di ikuti oleh dia tapi ntah karena alasan apa dia mundur dan bilang bahwa dikelas kami ada murid yang juga jago menggambar anime atau kartun jepang yaitu aku maka dari itu aku yang mengikuti lomba tersebut dan memenangkan juara satu. Saat itu kepala sekolah memanggil nama-nama siswa yang memenangkan beberapa perlombaan di SMA dekat sekolahku itu dan ketika giliranku adnan tersenyum kecil yang otomatis membuatku salah tingkah dan juga sangat sumringah dibuatnya, aku sampai terngiang-ngiang selama satu minggu lebih namun secepatnya kuhilangkan pikiran gila itu dengan mengatakan kepada diriku bahwa dia begitu bukan karena percaya bahwa aku dapat memenangkan lomba tapi hanya karena dia murid yang tertutup dan tidak suka menjadi pusat perhatian dan soal senyumannya itu hanyalah kebetulan belaka.
Anak laki-laki itu baik, pendiam dan sama sekali gk jago olahraga selama aku memperhatikannya ketika jam olahraga dia juga berbadan kurus namun cukup tinggi dia sering kali mendapatkan nilai sempurna dikelas jauh berbeda denganku yang sering remed itulah yang membuatku sangat tidak pede ketika berada didekatnya.
"na, na, nana!"
"iya?! kenapa kenapa?"
"itu cat airnya udah ngalir ke rok lo" saut lisa heboh dan panik
"emang gitu si rhaeyna, dah biarin aja gue udh capek ngeliatin dia ngehaluin si" dengan sigap kututup mulut norma
"ashaga nyanya! ceh nyaaaaaa!!!!!" teriak norma
------------------------------------------------
Tiga hari sebelum perpisahan kami berkumpul dan mengobrol tentang pendaftaran SMA yang segera dibuka
norma sahabatku sudah memantapkan diri untuk sekolah di SMA nomor satu sekecamatan karena sekolah itu dekat dengan rumahnya dan merupakan salah satu sekolah paling bagus dikabupaten kami, begitupula dengan reno, rio, lisa, nia, yayan, sarah dan farhan, kecuali aku dan david yang berniat untuk melanjutkan sekolah ke kota. Sekolah tujuanku adalah sekolah swasta yang memiliki eskul keren yaitu eskul yang berbau negara impianku, Jepang, hanya dengan alasan konyol itu aku harus belajar mati-matian agar bisa diterima disalah satu sekolah swasta elit di kota sedangkan david ingin melanjutkan ke sekolah negri yang terkenal paling gaul di provinsi ini. ditengah obrolan kami tiba-tiba henri datang ke kelas kami, henri adalah mantan ketua kelas reno dan rio dikelas A kemarin.
"Siapa tadi yang mau masuk SMA al-falah?"
"aku?" sautku pelan dengan tidak percaya diri
"wah keren juga lo na, itukan sekolah susah banget masuknya dan juga biayanya gede banget, gue denger-denger cuma orang pinter dan berduit aja yang bisa masuk ke sekolah itu" henri berceloteh
"apaan sih lo hen, namanya impian" saut reno
"iya apaan sih hen, terserah nana dong mau sekolah dimana walaupun gue sedih karena harus pisah sama dia" kata rio dengan nada sedih yang menjengkelkan
"yaa gue bukannya apa"
"bukannya apa, apa?" saut norma dengan wajah kesal dan posisi tegak duduk sambil menatap langsung ke wajah henri.
sebenarnya aku dan teman-teman tidak begitu kaget dengan sifat henri yang bagian ini, dia anak yang manis dan pintar dengan wajah penuh flek yang membuatnya sering kali dipanggil bule kw
"udah udah, apaan sih kok kalian yang pada sensi, noh liat si nana aja biasa aja daritadi" saut sarah dengan anggun dan menenangkan
"yee sorry deh, maaf ya na gue gk bermaksud bikin lo kepikiran cuma yang gue tau begituu soalnya kan kakak sepupu gue sekolah disitu"
"iya santai aja hen" kataku dengan nada cemas-cemas kesal
perkataan henri membuatku semakin giat belajar dengan niat yang semakin bulat bahwa aku memang harus masuk ke sekolah itu.
----------------------------------------------
"dek makan dulu, itu ada pisang goreng juga" saut ibu dari luar kamar
"iyaa bu, bentar lagiii pisang gorengnya sisain duluu nanti diabisin abang"
"makanya ayok makan dulu, nanti keburu abang makan semua loh pisang gorengnya"
"duuhh, iyaa sebentar lagi bu"
tak lama ku dengar suara kaki yang lewat depan kamarku, itu abang. aku langsung loncat dari kasur menuju pisang goreng kesayanganku dan terlihat kakakku itu sedang melahapnya
"tuh liat adeknya, keluar kalo kakakknya udah keluar juga takut diabisin pisangnya"
"abisnya kalo gk gitu nanti abang abisin"
"mhkhanyah khalow mhak.."
"duh itu yang dimulut lepas dulu baru ngomong" kata ibu memperingati kakakku
"yuk, minta pisang" saut bocil yang berdiri disampingku
"nih, dua aja"
"yee, makasi" gumam anak manis yang langsung berlari keruang sebelah
"itu gimana testnya? minggu depan kan? biar abang temenin testnya"
"naik angkot dong? abang kan gabisa bawa motor"
"iyalah, kalo naek motor yang ada kita gk pulang"
"hush ngomongnya!" saut ibu jengkel
"okey kalo gitu, berarti ibu ngunjal kita ya satu-satu kedepan" tanyaku
"enggak, nanti saya nebeng orang lewat aja jadi ibu cukup sekali aja kedepan nganterin kamu"
"okeeyy siap" saut ibukku senang
"kemarin ayah nelfon kalo udah test kita disuruh kerumah nenek"
"aih males banget sih, pasti ada om didi yang selalu jelek-jelekin kita dan ibu"
"mau gimana lagi, kita harus ngambil hati ayah biar kamu lancar proses bayar daftar ulangnya"
"ye lah" gerutuku
----------------------------------------------
Perpisahan sekolah dimulai jam 8 pagi, aku memakai pakaian kebaya ibu dan tidak menggunakan makeup sama sekali karena menurutku itu semua terlalu heboh untuk anak berumur 13 tahun sepertiku. Ibu tetap bersikeras membujukku untuk menyanggul rambut ikalku agar tidak seperti singa dan layak untuk di potret.
dijalan aku bertemu norma dengan kakak perempuannya yang hendak mengajar di SD samping sekolah kami, dia menjerit memanggil namaku sambil melambaikan tangan. wajahnya berseri-seri karena blush on dan bibirnya merah cerah, itu sangat cocok dengannya tapi seketika aku sadar bahwa aku terlihat sangat pucat dan segera menyesali keputusanku untuk tidak memakai riasan sama sekali.
"tuh dek, norma seger keliatannya di bedakin gitu"
"iya" sautku lesu
"nanti bawa aja lipstik ibu kamu oles dikit"
"okeeey" kataku riang
sesampainya disekolah, teman-temanku sibuk merapikan rambut, riasan atau baju mereka
acara berlangsung sesuai rencana dan wali kelas kami menangis bahagia sambil mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada ketua kelas dan kami, bagaimana tidak satu-satunya kelas yang begitu niat untuk memberikan kenangan untuk wali kelas hanyalah kelas kami. sebenarnya beberapa bulan sebelumnya kelas kami membuat masalah dengan memecahi kaca jendela kelas di jam belajar saat guru kesenian izin meninggalkan kelas dikarenakan rapat, itu yang membuat pak maul selaku guru yang bertanggung jawab pada jam itu dan juga wali kelas kami menjadi bulan-bulanan kepala sekolah.
hari itu adnan memakai batik merah dengan celana dasar hitam, dia dipanggil kepanggung bersama 2 siswa kebanggaan sekolah lainnya karena mereka menjadi 3 murid yang berhasil meraih nilai UN SMP terbesar dikecamatan.
setelah acara selesai kami berkumpul dikelas dan beberapa temanku mengucapkan kata-kata perpisahan juga permintaan maaf dan terimakasih kepada satu sama lain selama kami menjadi teman satu kelas.
bu melinda memasuki kelas dan langsung berkata
"ibu gk abis pikir bahwa anak-anak ibu bisa semanis ini, sekali lagi ibu sangat berterimakasih atas perjuangan kalian mendekor kelas, plakat terbaik buatan tangan kelas G dan juga hadiah perpisahan dari kalian ini, tas ini akan selalu ibu pakai untuk membawa notebook ibu. Ibu berdoa supaya anak-anak ibu sehat-sehat dan mampu mewujudkan cita-citanya amiin"
"AAAMMIINN" sontak satu kelas menjawab doa buk melinda dengan semangat ditengah suasana haru itu
"reno selaku ketua kelas G mengucapkan terimakasih banyak atas jasa ibu mendidik kami selama 6 bulan terakhir ini, kalau bukan ibu melinda yang menjadi wali kelas kami mungkin kelas G hanyalah kelas biasa yang muridnya acuh tak acuh satu sama lain" tutur reno si ketua kelas yang memang dipilih oleh bu melinda
"Puji Tuhan, ibu sangat beruntung menjadi wali kelas dari anak-anak baik seperti kalian" tutur buk melinda dengan haru juga bangga
kelas G memang bukanlah kelas kompak namun orang-orang ini adalah orang-orang yang menemaniku berjuang selama persiapan UN SMP selama 6 bulan kemarin.
akupun tidak menyadari selama 6 bulan kemarin aku sudah menjadi pribadi yang tidak lagi terlalu pendiam dan sok misterius. selain karena akhirnya bisa sekelas dengan adnan aku sangat bahagia bahwa di masa-masa terakhir aku SMP aku mendapatkan teman-teman selain norma yang satu hobi denganku dan tidak kaku terhadapku si pemilik wajah RBF (resting bit*h face) ini. norma, reno, rio, dan adnan menyukai hal-hal yang berbau Jepang namun sayang adnan adalah anak pendiam yang jarang bergabung bersama kami.
"na, tadi dandi nyariin lo" kata tia sedikit panik
"kenapa?"
"gatau, dia gupek banget daritadi, tuh ditungguin didepan kelas"
akupun bergegas kedepan kelas menemui sahabat kecilku itu
"kenapa di?"
"kamu tuh kemana si, daritadi aku nyariin"
"aku dikelas, kebetulan tadi bu meli ngasih ucapan perpisahan lagi"
"yaudah sini ikut"
"mau kemana na?" tiba tiba adnan menanyaiku tanpa aba-aba, sontak aku kaget mendengar suaranya dari belakang telingaku, nadanya terdengar kesal tapi juga sedikit khawatir
"kenapa lo? tumben ngomong" saut dandi sinis, dandi tahu betul aku menyukai adnan selama 3 tahun ini
adnan hanya diam tanpa menjawab sautan dandi, yang membuatku salah tingkah setengah mati di depannya yang sedaritadi ku punggungi
"sorry di, abis ini kelas aku ada kegiatan lain lagi nanti pulang sekolah aku sms ya" kataku membohonginya
"sigh, oke na" dandi bernafas panjang dengan raut wajah kesal namun pasrah diapun meninggalkanku yang masih terpaku di tempatku
suasana macam apa ini, kenapa tiba tiba adnan mengurusi urusanku terlebih dia sampai berbicara langsung, astaga si anak irit bicara itu ikut campur urusanku. aku pun langsung berbalik badan hendak masuk ke kelas, tanpa kusadari adnan masih berdiri dibelakangku terdiam seakan tidak percaya dia baru saja mencampuri urusan orang lain.
"nan?"
"oh iya, sorry" sautnya yang langsung masuk ke dalam kelas sambil memasang wajah kebingungan
situasi macam apa ini.
----------------------------------------------
"semangat ya we" kata abang lembut dan penuh keyakinan
"iyaaa, dek masuk ruangan dulu"
soal test itu terdapat 100 soal termasuk pelajaran mtk, ipa, ips, bahasa indonesia dan bahasa inggris dan test dilakukan dengan 2 sesi yaitu satu sesi tulis dan satu sesi wawancara menggunakan bahasa inggris. sebenarnya kemampuan bahasa inggrisku masih sangat buruk namun selama 3 bulan ini aku sudah belajar mati-matian agar bisa melewati test ini
2 jam telah berlalu, bel suara menandakan siswa harus segera meninggalkan ruangan test
"gimana tadii? bisa?"
"susah banget soalnya kesel" jawabku
"tapi bisa?"
"bisa dong, abang daritadi disini aja?"
"iya, abisnya bingung mau kemana" kata kakakku yang introvert dan sangat pemalu ini persis seperti adik perempuannya
"dek laper, kantin dimana ya"
"kayanya ke arah situ" terlihat bahwa kakakku ini sedari tadi menahan lapar sambil menungguku mengerjakan test, maklum saja kami berangkat dari rumah 1,5 jam sebelum test dimulai
kantin sekolah tersebut amat sangat besar, mungkin bisa dibilang 20 kali lebih besar daripada kantin di SMPku yang hanya memiliki 2 bangku panjang, kudengar dengar kantin ini hanya diperuntukan untuk anak SMA dan SMP disekolah ini, murid SD dan TK memiliki kantin mereka sendiri. kantinnya bersih, memiliki 3 titik tempat cuci tangan dengan masing-masing 3 westafel di setiap titiknya.
sekolah ini asri, sangat amat luas, bersih dan bisa dibilang damai walaupun berada di samping jalan lintas pulau sumatra, memiliki tanah seluas kurang lebih 5 Ha membuat sekolah ini memiliki mushola tingkat 2 disetiap jenjang sekolah, sanggar tari besar, 2 bangunan asrama yang masing-masing tingkat 2, lapangan sepak bola luas, lapangan basket, 2 bangunan tingkat 2 perpustakaan bahasa, 2 ruangan komputer khusus SMA dengan 40 komputer aktif dan outbond nya sendiri namun sayang tidak memiliki kolam renang pribadi.
----------------------------------------------
Pagi ini aku mengelilingi sekolah ini sendirian sembari menunggu norma yang belum datang pagi itu. sekolah ini sedang melakukan beberapa renovasi untuk menyambut murid-murid baru di tahun ajaran baru nanti. banyak kenangan yang aku habiskan disekolah ini mulai dari diam diam mengintip adnan belajar dari lubang jendela kelasnya sampai mengunjungi BK dikarenakan wali kelasku yang khawatir denganku yang sering kali melamun saat pertama kali aku mendengar kabar bahwa orang tuaku akan bercerai pada saat aku masih duduk dikelas 7. ayah dan ibu beberapa kali ke sekolahku namun hal itu tidak membantuku sama sekali, konseling bersama guru BK hanya membuatku di marahi ayah karena hal itu membuatnya malu.
aku bersyukur bisa bersekolah disekolah terbaik dikecamatanku ini mengikuti jejak abang.
"na, norma dimana?" tanya sarah
"itu" jawabku sembari menunjuk ke arah lorong samping kelas A
kelas saat itu cukup sepi karena guru tidak lagi mewajibkan kami harus masuk sekolah dan kalian pasti tau kenapa aku masih bersemangat masuk sekolah, ya tentu saja karena adnan. aku masih tidak tau dia akan melanjutkan sekolah kemana jadi daripada aku menyia-nyiakan kesempatan terakhirku bertemu dengannya lebih baik ku manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. namun sampai jam 8.30 adnan belum juga menunjukan batang hidung mancungnya itu.
"kantin yuk, mau makan tahu bulet" saut norma tiba-tiba
"bentar lagi"
"kalo kita udah ke kantin, pasti dia udah dikelas percaya deh"
"ehehe" tawaku malu-malu
sampai jam 10 ini dia belum juga muncul
sampai 3 hari selanjutnya adnan tidak juga datang ke sekolah, aku sempat bertanya dengan reno namun jawaban reno tidak memuaskan rasa penasaranku dia hanya menjawab bahwa adnan tidak masuk karena tidak ada hal penting lagi disekolah walaupun memang jawabannya masuk akal
di hari ke 5 aku memutuskan ini adalah hari terakhir datang ke sekolah sekaligus menemui guru-guru yang pernah membantuku untuk berterimakasih dan meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah kuperbuat selama menjadi murid mereka
setelahnya aku duduk lesu dikelas sambil mengumpulkan mood untuk merapikan mejaku agar bisa segera pulang kerumah, tiba tiba suara melengking mengejutkan lamunanku
"naaaa, jangan lupain akuuu selalu bales sms dan inbox fb aku yaaa jangan putus kontakk rumah kita kan dekettt maen maen yaa kerumah masing-masinggg" kata norma dengan gaya manja menggemaskannya
"iyaa, kamu juga jangan lupain akuu jangan hilang kontak kitakan udah sahabatan 3 tahun ini, harus terus sahabatan sampe nenek-nenek yaa"
"gue jugaaa, ajak gue maen kerumah kalian jugaaa" saut rio memasang wajah puppy eyes menjengkelkan
"geli banget sih yo muka lo" tutur reno sinis dengan senyuman jailnya
"yee namanya juga usaha"
"kita jangan putus kontak ya temen-temen. inget bahwa kita ini sahabatan dan gk akan lupa satu sama lain walaupun udah pisah kelas nanti atau pisah sekolah nanti na"
"iya. aku janji gk akan hilang kontak dengan kalian selama kalian gk sombong ke aku hehe"
"yaelah mana mungkin si na" saut rio mantap
"yaudah, semangat guys buat test SMA nanti dan untuk nana semangat nunggu pengumumannya semoga kita semua lolos ke SMA tujuan masing-masing. inget, jangan hilang kontak ya!"
"siap ketua kelas" saut norma bersemangat
janji manis kami 9 tahun lalu.
----------------------------------------------
Masa SMP ku sudah berakhir begitu juga dengan cinta monyetku, saatnya aku memulai tahap selanjutnya dengan diriku yang baru.