Perceraian yang Dinanti

Perceraian yang Dinanti

tisapinkluv

0

“Aku ingin kita bercerai!” seru Bagas dengan nada tinggi. Tak ada yang menyangka jika warna langit oranye dan burung-burung yang kembali ke sarang menjadi saksi talak. Suasana romantis dengan tatanan meja putih beraneka makanan, lilin yang melingkar di pasir dan juga deretan obor cantik yang menjulang gagah, menjadi suasana sadis, yang mampu menyabetkan luka pada perempuan bernama Elsa.

Hening sesaat.

“Ini prank semata kan, Mas? Tapi ulang tahunku masih tiga bulan lagi, Mas.”

Bagas masih bungkam.

“Mas Bagas serius?? Salah apa yang kuperbuat hingga kamu jatuhkan talak?” suara Elsa berat. Angin seolah menghiburnya dengan menyentuh pipinya lembut dan memainkan rambut panjangnya yang lurus itu.

Tak ada jawaban kecuali deburan ombak yang saling bersahut-sahutan.

“Mas, kalau aku ada salah. Aku minta maaf!” Elsa tiba-tiba menarik tangan Bagas, menggenggam erat. Matanya menatap pria yang baru dinikahi beberapa bulan lalu.

“Kamu terlalu baik dan polos!” jawabnya.

“Jangan mengada-ada. Itu jawaban yang sangat kontradiktif.”

“Oke. Fine. Aku tidak cinta. Selama ini aku hanya pura-pura bahagia bersamamu!”

Jawaban itu membuat remuk hatinya. Kebaikan dan romantisme selama ini terbayar dengan talak yang terlontar.

“Jadi, selama ini, Mas hanya pura-pura?” Elsa berhasil membuat simpul senyum, berusaha tegar, meski ada bulir air di kedua sudut matanya.

“Sudah! Jangan banyak drama. Ini aku kasih bermacam-macam hartaku.” Bagas memberikan selembar kertas dari dalam saku jas hitam. “Tinggal checklist mau yang mana. Mobil? Rumah? Saham? Tanah?” lanjutnya.

Kertas itu hanya dilirik sesaat. Elsa lebih tertarik ke pisau dan garpu yang ada di piring. Matanya kosong.

“Tuhan, aku tahu ini salah tapi aku tak akan sanggup hidup tanpa Mas Bagas,” batinnya.

Tangan kanan Elsa mengambil pisau dan menyayat tipis pergelangan tangannya. Darah pun mengucur dari tangan Elsa.