Alexandra gadis yatim piatu sejak kelas 8. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Dan ia harus tinggal seorang diri di sebuah Apartemen peninggalan orangtuanya. Biaya hidupnya berasal dari tabungan deposito yang cukup sampai ia lulus kuliah warisan dari sang ayah. Sanak saudaranya pun tak begitu peduli padanya, mereka hanya menginginkan warisan dari almarhum ayahnya.
Angga kabur dari rumahnya sejak pertengkaran dirinya dan sang ayah karena menikah lagi padahal ibunya masih berstatus istri sah dari ayahnya. Ya ayah Angga memadu ibunya. Hingga kemurkaan Angga tak terbendung lagi. Dan ia memilih pergi dari rumah, lalu memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen yang mana apartemen tersebut ternyata satu gedung dan satu lantai dengan apartemen Alexandra, rivalnya dalam hal kejeniusan.
Namun suatu kejadian membuat mereka akhirnya menjadi dekat.
Bagaimana kah keduanya yang berawal dari rival bisa muncul benih-benih cinta di hati masing-masing?
***
Pagi menunjukkan pukul 5, Alexandra bangkit dari ranjang empuknya.
Seperti biasa ia menyiapkan sendiri segala keperluan sekolahnya, semenjak kematian kedua orang tuanya, Alexandra sudah berlatih mandiri. Ia sebatang kara, sanak saudara kedua orangtuanya berada jauh, berbeda pulau, sementara kakek neneknya pun sudah tiada.
Setelah menyiapkan semuanya dan sarapan, Alexandra berangkat menuju sekolahnya. Salah satu sekolah elit di Jakarta. Alexandra berangkat menuju sekolahnya menggunakan ojol.
Tepat pukul 6.15 WIB Alexandra sudah tiba di sekolah.
Ia berjalan santai menuju kelasnya, XI-1 yang berada tepat di ujung bangunan kelas sekolahnya.
"Eh Lex, udah dateng lu! Nyontek PR Matematika boleeehhh?", Rengek Sera teman sebangku Alexandra,
"Lu ga belajar apa? PR Matematika udah dari 2 hari yang lalu padahal. Sibuk kencan kan lu", ucap Alexandra,
"Hehe... Ya gimana donk Lex, gue kan emang lemot kalo soal hitung-hitungan. Lagian kemarin gue habis di ajak tamasya ama cowok gue", balas Sera,
"Kita tuh bentar lagi ujian kelulusan. Kalo lu sibuk pacaran mulu bisa-bisa jadi siswa abadi !! Nih !", Kata Alexandra yang gemas dengan Sera, sahabat sekaligus teman sebangkunya sejak kelas X, sembari menyerahkan buku PR Matematika miliknya.
---
Jam istirahat.
Alexandra dan Sera pergi menuju kantin. Mereka pun memesan mie ayam langganan yang jadi favorit mereka tiap jam istirahat di sekolah. Emang terkenal enak sih. Suasana kantin juga ramai seperti biasa.
Saat sedang menikmati makanan, tiba-tiba suasana kantin mendadak riuh, siswi-siswi sibuk berdecak kagum melihat sekelompok siswa yang sedang memesan makanan di kantin,
"Eh liat tuh, musuh bebuyutan lu !", Kata Sera menunjuk ke arah siswa yang jadi bahan pembicaraan siswi-siswi tadi dengan matanya. Alexandra pun menoleh ke arah siswa tadi,
"Oh si Angga. Biarin aja, siswa aneh kek dia kok bisa-bisanya jadi idola di sekolah, mana keliatan fakboy pula. Cewek-cewek di sekolah pada rabun kali ya", cibir Alexandra sambil terus asik mengunyah makanannya,
"Dih lu mah ya, si Angga tu cakep banget gila! Kapten basket, otaknya encer, tajir pula. Gak bakalan nyesel kalo pacaran sama dia tau. Elu deh kek nya yang perlu ganti kacamata Lex biar jelas penglihatan lu kalo ada cogan!", Protes Sera.
Alexandra hanya memutar bola matanya malas.
Angga pun duduk di salah satu bangku kantin bersama teman-temann akrabnya. Angga CS memang terkenal di sekolah bahkan saking terkenalnya genk mereka pun juga terkenal di sekolah lain. Tentunya Angga sebagai pentolan genk nya. Rio, Reza dan Dewa adalah anggota CS nya si Angga. Mereka berempat emang gak ada yang jelek. Tubuh tinggi, badan atletis, meskipun yang otaknya jenius cuma si Angga doank.
Mereka berempat sedang asik bercanda sambil memainkan bola basket mereka, sampai tanpa sengaja terlempar tepat ke meja Alexandra dan Sera. Bola basket itu jatuh menimpa gelas berisi es teh milik Alexandra, dan airnya pun tumpah mengenai baju Alexandra dan Sera.
"Woi sapa sih lempar-lempar bola disini?!!!", Amuk Sera. Alexandra sibuk membersihkan bajunya yang basah tersiram air teh. Tak lama Rio dan Dewa mendatangi mereka,
"Eh sorry banget..kita gak sengaja", kata Dewa,
"Lu liat nih baju kita jadi kotor!", kata Sera tetap dengan nada marah, tak peduli 2 laki-laki tampan yang menghampiri mereka itu,
"Iya kita tau kok. Maaf banget ya. Beneran deh kita gak sengaja", sambung Rio,
"Kalo mau main basket di lapangan basket, jangan di kantin!", Kata Alexandra ketus serta tatapan tajam ke arah Rio dan Dewa. Alexandra kemudian berdiri hendak menuju toilet.
Suasana kantin mendadak hening sebentar melihat kejadian itu. Angga yang sedari tadi menyaksikan dari mejanya lalu bangkit menyusul Alexandra,
"Hei!", Panggil Angga sambil berlari mengejar Alexandra,
"Kenapa?", Tanya Alexandra dengan cuek,
"Tutupin badan lo", kata Angga sambil memberikan kaos basketnya.
Alexandra sempat bingung lalu menunduk melihat baju seragamnya. Sial gara-gara es teh itu bra nya jadi terlihat karena seragamnya basah.
Sial. Batinnya. Iya merasa malu seketika.
Alexandra pun segera mengambil kaos basket yang disodorkan Angga dan menutupi dadanya yang mengecap bentuk bra nya.
Tanpa basa basi Alexandra menuju toilet meninggalkan Angga.
---
Jam pulang sekolah. Alexandra dan Sera sedang memasukan buku-buku serta alat tulis mereka ke dalam tas,
"Lex pulang bareng yuk", ajak Sera,
"Oke", balas Alexandra sembari memakai tas nya.
Saat berada di depan pagar sekolah tiba-tiba Angga menghampiri mereka,
"Alexa", panggil Angga.
Alexandra pun menoleh dan tau betul suara itu milik siapa. Dengan malas Alexandra menjawab panggilan Angga,
"Kenapa lagi?", Tanya Alexandra tanpa basa basi,
"Kejadian tadi di kantin. Sorry", ucap Angga,
"Udah gue lupain", balas Alexandra datar,
"Oke... Hmm lu mau pulang?", Tanya Angga lagi,
"Gak. Mau ngemis! Yaiyalah pulang!", Jawab Alexandra ketus. Sera yang mendengar itupun cuma melongo, tidak menyangka Alexandra berani banget ketus dengan Angga, si idola sekolah yang kegantengannya paripurna kelas Alpha dan terkenal cuek sama cewek. Angga tersenyum tipis mendengar jawaban Alexandra, ia lalu mendekatkan wajahnya ke Alexandra,
"Gue bakal bikin lu ga ketus n dingin lagi sama gue", kata Angga tepat di telinga Alexandra, bahkan bibirnya hampir menyentuh telinga Alexandra.
Alexandra merasakan tubuhnya meremang mendengar bisikan Angga,
"Apasih lo! Gausah deket-deket kaya gitu !", Sentak Alexandra sembari mendorong tubuh Angga menjauh darinya.
Alexandra kemudian pergi meninggalkan Angga. Sementara Sera yang bingung sedari tadi cuma bisa bengong melihat sahabatnya itu ngobrol dengan Angga,
"Lex tungguin!", Kata Sera memanggil Alexandra sambil berlari kecil mengejar sahabatnya itu,
"Lu kenapa sih jutek banget sama Angga?", Tanya Sera,
"Gue gak suka cara dia deket-deket sama gue Ser", jawab Alexandra,
"Deket-deket gimana maksud lu?", Tanya Sera bingung,
"Nanti deh gue ceritain. Lagi ga mood gue mau cerita. Udah cukup hari ini mood gue rusak gara-gara kejadian di kantin, dan pulang sekolah masih harus ketemu manusia ga jelas itu", Alexandra mengomel.
Sera hanya mengedikkan bahunya. Tak lama mereka menaiki taxi dan pulang ke rumah.
Sepulang sekolah Alexandra merebahkan dirinya di kasur. Ia merasa lelah dan penat sekali.
Mengingat kejadian memalukan di kantin saat bajunya basah karena tersiram es teh lalu Angga yang tak sengaja melihat dalamannya yang tercetak jelas di seragamnya yang basah dan kata-kata ambigu Angga sepulang sekolah tadi membuat Alexandra benar-benar pusing.
Ia menghela nafasnya kasar.
Ia lalu bangkit hendak mandi, saat hendak melepas bajunya ia pun baru sadar jika dari tadi ia menggunakan kaos basket Angga. Gagal sudah rencananya hendak menjaga jarak dari Angga karena harus mengembalikan kaos basket itu pada Angga. Diangkatnya baju itu dan saat mengenai wajahnya tercium aroma maskulin milik Angga, ya wangi parfum Angga, wangi minyak rambutnya dan aroma tubuh Angga yang menempel di kaos itu membuat Alexandra sejenak terbuai menghirup aroma milik Angga.
Tak berapa lama ia tersadar dan buru-buru melepas kaos basket milik Angga,
"Sial!", Umpat Alexandra. Ia menatap wajahnya di cermin, nampak rona merah di pipinya. Ia pun menggerutu pada dirinya sendiri,
"Harus langsung gue cuci dan besok gue kembaliin ke Angga!", Cicitnya.
---
Keesokan harinya saat di sekolah.
Alexandra membawa tas kecil berisi kaos basket Angga. Saat ini jam pelajaran olahraga. Kebetulan kelasnya dan kelas Angga punya mata pelajaran yang sama,
"Bentar ya Ser, gue balik ke kelas dulu. Mau ambil sesuatu", kata Alexandra sambil berlalu meninggalkan Sera yang berjalan menuju lapangan olahraga.
Tak berapa lama Alexandra pun keluar kelas membawa tas kecil yang berisi kaos basket Angga. Matanya tertuju pada lapangan basket, dilihatnya Angga CS sedang latihan basket. Alexandra samar dari kejauhan melihat sosok Angga yang sedang berlari sambil men-dribble bola basket, Angga melompat dan melakukan dunk lalu sorak sorai terdengar dari pinggir lapangan basket. Fans Angga tentunya.
Sejujurnya Alexandra sempat terpesona saat Angga bermain basket. Ia makin mendekat ke lapangan basket dan berdiri di sisi lapangan sambil terus terdiam menatap Angga. Tanpa sengaja tatapannya dan tatapan Angga bertemu, Angga pun berjalan menghampiri Alexandra dengan cara jalan yang sangat keren. Mata Alexandra sampai tak berkedip, diteguknya salivanya saat Angga mendekat ke arahnya, tubuh Angga yang berkeringat menyebarkan feromon membuat rahimnya menghangat, ditambah bonus saat Angga menyisir rambutnya ke belakang dengan jari, sumpah Alexandra bisa meleleh di tempat!
"Sumpah kok jadi ganteng gini sih ni anak!", Batin Alexandra,
"Hai Alexa", sapa Angga,
"Nih", ucap Alexandra sambil menyerahkan tas kecilnya,
"Ini apa?", Tanya Angga,
"Kaos lo yang kemarin lo pinjemin ke gue", jawab Alexandra, "Thanks", sambung Alexandra singkat, kemudian berbalik hendak menuju lapangan voli sekolahnya. Namun pergelangan tangannya di tahan oleh Angga,
"Kenapa?", Tanya Alexandra cuek,
"Wangi lo nempel", jawab Angga sambil menghirup kaos basket miliknya yang sempat dipakai Alexandra.
Tanpa sadar pipi Alexandra merona, sungguh ia tersipu dengan kata-kata Angga.
Cepat-cepat ia sadarkan pikirannya lalu menepis tangan Angga dan berlari menuju lapangan volly sekolah dan bergabung dengan teman-teman sekelasnya.
Angga menampilkan senyum tipisnya saat melihat Alexandra bertingkah malu-malu itu.