
"Zizah, habis ngaji langsung pulang ya, jangan main kemana mana" ucap Umi Azizah sembari mencium keningnya.
"Baik umi" Jawab Azizah kecil dengan sedikit berteriak.
Setelah itu, azizah pun berangkat mengaji ke musholla di dekat rumahnya, awalnya biasa saja namun ketika pulang ia tak kunjung pulang hingga membuat ibunya cemas.
Azizah pov :
"Mengapa aku terus melewati jalan ini? Bukankah aku telah melewatinya tadi?" Tanyaku kepada dirinya sendiri.
"Cah ayu, kau telah melewati jalan yang benar mengapa kau terlihat bingung hihihihihihihihi" ucap sesosok misterius kepadaku.
Aku yang ketakutan langsung membaca doa yang ku bisa.
"Bacaanmu kurang tepat, cah ayu hihihihihihihihi" Ucap sosok itu lagi. Bulu kudukku merinding tapi entah kenapa tiba-tiba kepalaku pusing, dan akhirnya kegelapan melandaku.
"Ibu Ratna, ibu buka bu!" Ucap seseorang yang kuduga itu adalah warga.
"Bu! Anak ibu si Azizah ditemukan dibawah jembatan lama dengan kondisi yang mengenaskan" timpal seorang warga.
Rasanya, aku ingin sekali untuk membuka mataku tapi entah mengapa aku tak bisa melakukan hal itu.
5 menit telah berlalu entah mengapa tak ada tanda tanda pintu dibuka oleh umi.
"Bu? Bu ratnaa?" Panggil seorang warga.
"Apa mungkin beliau menemui pak Adi ya? Untuk mencari si Azizah" duga seorang warga.
"Bapak bapak mengapa kalian berkumpul dihalaman rumah saya? Apakah kalian telah menemukan Azizah anak saya?" Tanya Umi dengan bingung.
"Benar sekali bu Ratna, kami menemukan Azizah dibawah jembatan lama dengan kondisi mengenaskan" jelas seorang warga.
"Apa?! Di bawah jembatan lama bukankah jarak jembatan lama ke masjid sangat jauh? Mengapa Azizah bisa sampai disana?" Tanya umi yang jelas sekali bahwa ia panik.
Aku, bisa mendengar semua itu namun entah mengapa aku tak bisa membuka mataku. Padahal jelas sekali bahwa aku dapat mendengar suara mereka.
"Baiklah bapak bapak tolong kalian baringkan Azizah di kursi ini ya saya akan mengobati luka luka Azizah dahulu" ucap umi.
"Baik bu" ucap seorang warga yang dari tadi menggendong ku.
"Apa si Azizah penerus berikutnya yah?" Duga seorang warga.
"Penerus apaan pak? Penerus si putih di jembatan itu?" Tanya seorang warga.
"Nah itu tau" jawab bapak bapak tadi.
"Tapi ga mungkin deh pak, soalnya kan si Azizah anaknya rajin ngaji dan sholat tuh" jawab seorang warga.
"Gatau deh semoga aja bukan penerusnya " doa seorang warga.
15 menit berlalu.
Rasanya mataku tak ingin ku buka. Hingga saat aku dibawa masuk oleh umi, dan setelah itu aku pun dapat membuka mataku lagi.
"Emmgh"
"Kamu sudah sadar nak?" Tanya umi kepadaku dengan lembut.
"Memang aku kenapa mi?" Jawabku dengan polos.
"Kamu ga pulang pulang sehabis mengaji tadi malam. Lalu kamu ditemukan dibawah jembatan lama. Apakah kamu pergi bermain sampai kesana sayang?" Tanya umi dengan nada lembut.
"Tidak umii, aku tidak bermain tadi malam saat aku ingin pulang, jalannya berputar putar terus" jawabku.
"Apa? Berputar putar terus? Kamu yakin?" Tanya umi sekali lagi untuk memastikan.
"Benar umi aku terus saja melewati rumah tua yang di dekat musholla" jawabku.
"Hah? Rumah tua? Bukankah tak ada rumah tua disana sayang? Kamu salah lihat?" Tanya umi sekali lagi.
"Tidak umi aku memang terus melewati rumah tua itu" jawabku
"Baiklah baik, lalu umi ingin bertanya. Mengapa kamu tidak bilang ke umi bahwa kamu mens?" Tanya Umi.
Sontak saja aku terkejut sekaligus bingung....
TBC