Bekerja di negara maju memanglah impian banyak orang karena gaji yang diperoleh sangatlah tinggi, membuat gadis bernama lengkap Melisa Safira yang biasa dipanggil dengan nama Sasa pun ingin memulai karirnya di salah satu negara maju, yaitu Korea Selatan. Meskipun hanya menjadi buruh pabrik Korea, gadis yang biasa dipanggil dengan nama Sasa ini tidak mempermasalahkan hal itu. Ini semua dia lalukan demi membahagiakan keluarganya. Ayah, Ibu, dan adik-adiknya yang harus mengenyam pendidikan karena adalah anak pertama. Gadis itu berangkat bersama dengan rombongannya yang berjumlah 3 bus dengan satu pesawat. Mereka sudah sampai di bandara, dan sekarang akan menuju pabrik dan mess tempat kerja mereka. Tentu Sasa mempunyai 4 teman dekatnya yaitu bernama Tina, Resty, Fidia, dan Heni. Namun sayang, Sasa harus berpisah dengan mereka karena memang tempat kerja dan mess yang berbeda.
"Yah, kita berpisah nih?" Dari raut wajah Sasa terlihat sedih karena harus berpisah dengan ke-4 teman dekatnya selama kursus bahasa Korea saat itu.
Puk! Puk!
"Gak kok, Sa. Kan kita masih bisa bertemu. Kita masih satu kota di Seoul ini, Sa. Jadi kapan-kapan kalau liburan, kita bisa kumpul bareng." Sahut Resty sembari menepuk pundak Sasa dua kali. Menenangkan gadis itu supaya tidak sedih. Sasa tersenyum, melihat ke arah 4 teman lain termasuk Resty yang mengangguk.
"Iya, kau tenang saja. Kita masih bisa kumpul kok." Tina menambahi.
"Bahkan tidak hanya kumpul, kita bahkan bisa pergi ke tempat-tempat yang belum pernau kita kunjungi selama di negara ini. Hitung-hitung juga supaya tidak terlalu stress dengan pekerjaan." Saran Fidia.
"Benar tuh si Fidia, jadi tenang aja ya, Sasa." Heni ikut menambahi.
"Baiklah, aku percaya kok dengan kalian. Pokoknya nanti janjian loh ya digrup!"
"Siap!"
Kini Sasa sudah berada di Mess, besok adalah hari pertama Ia bekerja di pabrik makanan ringan Korea. Tapi, malam ini Ia sama sekali tidak bisa tidur.
Sasa mencoba menghadap ke arah kanan, memejamkan matanya, namun sama sekali tidak bisa tidur. Ia pun segera mengubah posisinya menjadi miring ke kiri Tapi tetap saja ia masih belum bisa masuk ke alam mimpinya. Alhasil mau tidak mau ia menghadap ke tengah dan menyibak selimutnya.
SRET!
"Hah.. astaga Entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini." Ucapnya sembari menghela nafas dan pada akhirnya Ia pun mengambil ponselnya yang tergeletak di meja nakas. Begitu membuka ponsel jelas yang Ia lihat adalah sekitar pukul 00.30 KST.
"Sudah jam segini tapi aku tidak bisa tidur sama sekali. Video call dulu dengan orang tua kira-kira udah tidur belum ya? Atau video call dengan Denis aja? Adik laki-lakiku itu pasti belum tidur apalagi jam segini Eh tapi kalau jam segini di Korea di sana kan masih jam 23.30 malam. Pasti dia belum tidur karena terlalu sering main game sampai malam. Coba dulu deh."
Tut~
"Ih tersambung loh padahal, tapi tidak diangkat. Menyebalkan sekali si Denis!" karena kesel akhirnya Sasa pun memutuskan untuk tidur saja daripada tidak ada lawan bicara untuk dia curhat atau bercerita.
-
Pagi pun menjelang selesai Sekarang sudah berada di pabrik makanan ringan. Ketika akan masuk ke dalam, tiba-tiba ada seseorang yang menahan bahunya
PUK!
"Permisi boleh aku bertanya sesuatu?" Sontak Sasa langsung menghadap ke arah belakang. Bisa dilihatnya dengan jelas bahwa yang menahan pundaknya tadi adalah seorang lelaki yang bisa ia yakini bahwa lelaki itu bukan dari negara Korea melainkan dari negara Indonesia yang sama-sama bekerja di pabrik makanan ringan. Atau mungkin dia adalah termasuk lelaki rombongannya ketika berangkat ke Seoul, pikirnya. Iya juga semakin yakin bahwa lelaki di hadapannya ini bukan dari negara Korea karena dari segi warna kulit dia yang lebih ke sawo matang daripada putih. Ya memang sedikit putih dan bersih tapi bukan Seputih orang Korea pada umumnya.
"Ya, memangnya kau ingin tanya tentang apa?"
"Tapi sebelumnya perkenalkan namaku adalah Delon Fernandez. Kau bisa memanggil aku Delon. Aku dari negara Filipina yang diperintahkan untuk bekerja di pabrik ini juga." akhirnya Lelaki Dia dihadapan cinta ini mengaku bahwa dia adalah dari negara Filipina. Betul dugaan Sasa tadi bahwasanya bukan dari negara Korea karena dari warna kulitnya sudah berbeda dengan orang-orang Korea. Bahkan Salsa mengira bahwa si laki-laki ini yang berasal dari negara Indonesia. Eh ternyata bukan juga, dia dari negara Filipina.
"Kau sudah lama bekerja di sini? Kenapa tidak bareng dengan rombonganmu yang dari negara Filipina?" Tanya balik Sasa yang semakin penasaran dengan sosok yang ada di depannya ini. Lelaki itu menggeleng.
"Tidak aku baru akan bekerja hari ini, makanya aku bertanya kepadamu. Mungkin kau sudah berpengalaman bekerja di pabrik ini."
"Hahaha, kau ini lucu. Aku juga baru kok di sini. Namaku Melisa Safira kau bisa memanggilku Sasa. Semoga kita bisa menjadi rekan kerja yang baik ya. Ayo kita masuk ini sudah hampir terlambat loh." Lelaki itu pun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum manis kepada Sasa. Keduanya pun memasuki pabrik dan mulai bekerja di hari pertama mereka.
Tak terasa sudah 3 hari Sasa bekerja di perusahaan makanan ringan di Korea, dan selama itu dia sama sekali tidak pernah yang namanya melakukan kesalahan. Ia selalu profesional meskipun Delon selalu mengganggunya dan terkadang membuatnya tertawa juga supaya untuk melepas stres dan tidak terlalu suka kepada pekerjaan ketika istirahat selalu menemani Sasa. Tapi hal itu justru membuat para pegawai yang dari Korea sendiri itu merasa iri dengan kedekatan antara Delon dan juga Sasa bahkan dari awal mereka masuk kerja.
"Lihatlah dua orang yang ada di ujung sana yang bagian produksi itu, mereka seperti main-main saja dalam bekerja. Lihatlah, mereka berdua selalu saja seperti orang pacaran. Apa-apa selalu berdua. Padahal yang orang pacaran aja nggak sampai seperti itu ketika sedang bekerja." Ucap salah satu pegawai bernama Hyeri.
"Biarin aja kali, Hyeri-sshi. Kalau misalkan ketahuan Bos kan dia sendiri yang bakal ditegur apalagi kalau sampai barangnya jatuh atau rusak atau apapun itu. Terserah mereka mau melakukan apapun yang penting kita tetap bekerja saja." Saran dari pegawai sebelahnya yang bernama Seoyoon.
"Seoyoon-ah, jangan seperti itu. Jika terus dibiarin nanti juga akan menjadi bumerang untuk perusahaan ini."
"Sudah-sudah, itu bos sudah datang."
"Lihat saja karena ku adukan pada bos!" Putus Hyeri sebelum meninggalkan Seoyoon dan berjalan menuju bos mereka berdiri untuk mengecek semua barang di bagian produksi. Seoyoon hanya bisa menghela nafas melihat teman kerjanya yang malah seperti tukang mengadu domba.
.