"Ahhh...."
"Pentilnya lagi dimainin kok ah ah sih,"
"Enakhh mass Omm."
Nyanyian seorang pria dewasa dan desahan seorang gadis muda membahana memenuhi penjuru kamar milik si pria.
Yudistira, si pemilik kamar itu menyeringai melihat wajah keenakan sang kekasih yang sedang dipangkunya. Kekasih yang umurnya jauh di bawahnya. Bahkan seumuran sang putra.
"Ouhh udah mas Oom. Engga kuathh." rengek si gadis. Shesa namanya. Gadis muda yang baru menginjak kelas dua SMA atau kelas sebelas.
"Ga kuat kenapa? Bukannya kamu suka pentilnya dimainin gini?" Yudistira masih terus memelintir puncak tegang yang amat menggodanya.
Berwarna coklat terang menarik matanya untuk terus menatap dan menarik jarinya untuk terus memainkan puting kekasihnya itu. Sungguh tangannya tidak bisa diam menarik-narik benda mancung itu.
"Emmhh Satyahh sebentar lagi sampaihh. Nanti liat ouhh." ucap Shesa dengan terbata sebab sibuk menahan desahan. Gadis itu ingin menghentikan Yudistira yang terus melecehkan payudaranya. Dan salah satu caranya adalah dengan tidak menunjukkan bahwa dia menikmatinya.
Akhirnya. Nafas lega bisa berhembus di hidung Shesa. Kekasihnya yang tua bangka itu mau melepaskan permainan jari pada payudara montoknya.
"Iya ini mas lepasin. Sana tungguin Satya mu." Yudistira memperlihatkan wajah datarnya. Tidak se-ekspresif tadi saat menggauli puting tegang Shesa. Bahkan laki-laki itu terlihat enggan dengan kekasihnya.
Shesa tersenyum menyadari perbedaan sikap dari Yudistira. Kekasihnya ini dari segi umur sudah sangat matang, menginjak kepala empat lebih beberapa tahun, tetapi soal percintaan selalu menjadi remaja yang hobi cemburu.
Cup. Shesa mendaratkan satu kecupan di bibir kekasihnya. "Jangan ngambek gitu dong. Jadi ga ganteng deh kalo wajahnya ditekuk gitu." ucapnya merayu sang kekasih.
Shesa merapikan pakaiannya yang sudah tidak karuan. Seragam sekolahnya keluar di mana-mana. Kancingnya terbuka menampakkan bra yang membungkus payudaranya. Sedangkan payudara yang dibungkus mencuat keluar tanpa malu-malu. Menantang Yudistira untuk lanjut memainkannya.
Melihat tidak adanya reaksi dari Yudistira membuat Shesa kembali bertindak.
Cup. Satu lagi kecupan ditinggalkan Shesa. Matanya menatap lembut Yudistira yang justru menunjukkan raut kekesalan. Tangannya membingkai dan membelai wajah tampan yang amat dewasa itu.
"Mas cemburu sama Satya, hum? Dia anak mas, loh." ucapnya menangkup rahang tegas sang kekasih.
"Cemburu lah. Kan dia yang pacar kamu, mas yang selingkuhan."
——
halo! terima kasih untuk yang sudah klik karya ini dan mau membaca sampai part pertama habis 💓 sebelumnya cerita ini saya publish di wattpad ya, mungkin sudah ada yang pernah membaca di sana. dan sekarang di wattpad sendiri, cerita ini menjadi salah satu cerita favorit pembaca hingga total sudah dibaca 1,9 sekian juta kali. sekali lagi terima kasih 🙏 dimohon bantuannya ya untuk kembali berkarya di aplikasi CABACA ini. terima kasih banyak semuanya 🥰💞silakan lanjut baca part selanjutnya karena dijamin tambah seru, tambah lucu dan tambah tambah lainnya 🤗 semoga antusiasme pembaca di sini sama dengan di aplikasi sebelumnya yaa. part pertama sengaja dibikin pendek tapi on point biar penasaran😆 dan tulisan yang lagi kalian baca sekarang ini untuk memenuhi kriteria minimal 500 kata per bab nya. makasih banyak sekali lagi teman-teman semua hehe♥️