Mi Amor

Mi Amor

dystaaa

0

Malam adalah waktu yang tepat untuk istirahat setelah beraktivitas sepanjang hari. Tapi tidak bagi para remaja. Mereka berkeliaran seakan tidak punya rasa lelah.


Sama seperti Sharen, Sharen Louciana. Dia sedang berkumpul dengan teman-temannya yang tak lain, Ayana Wacerra, Clarabella, dan Edrea Jade Kanisha.


Mereka selalu berkunjung di tempat yang diminati para remaja zaman now. Club JJ. Tempat dunia malam yang selalu ramai.


Sharen dkk sedang menikmati musik yang dimainkan oleh sang Dj sesekali menyesap minuman yang mereka pesan. Seperti biasa mereka duduk di pojok yang temaram lampunya.


Sharen merasakan ada yang aneh pada tubuhnya. Dia merasa panas, gelisah, ingin di sentuh bahkan bagian intimnya sudah basah tapi dihiraukan olehnya.


"Enak juga nongkrong disini." Ujar si centil, Bella.


"Iya Bel, musiknya juga seru. Ga salah deh kita ke Club ini." Jade berseru.


"Mau turun ke dance floor ngga?" Kini Sharen yang berbicara.


"Mau dong!" Serempak menjawab.


"Yuk turun sekarang."


"Let's go!"


"Ingat, jangan ada yang mabok!" Ujar Ayana.


"Iya ngga sampai mabok. Tenang aja." Bella menjawab sambil berjalan menuju dance floor.


Musik semakin kencang, semua pengunjung menikmati karya sang Dj sambil bergoyang-goyang.


Ada yang sedang ciuman sambil berjoget. Kalau yang udah ga punya urat malu, bercinta sambil berdiri. Ngga ada akhlaq emg.


Mereka mulai berpencar di dance floor. Sharen merasakan ada yang meraba pantatnya sambil meremas. Deru nafas yang panas membuat Sharen semakin ingin tubuhnya disentuh.


Sharen melihat sekeliling, teman-temannya mulai melakukan hal yang panas tanpa mempedulikan yang lain.


Nafas pria itu dapat dia rasakan di lehernya. Membuat badannya meremang. Leher dan telinga adalah titik sensitifnya. Termasuk yang di bawah.


Pria itu mulai meremas payudaranya. Sehingga Sharen mengeluarkan lenguhan yang sensual.


"Siapa namamu dear?" Tangan pria itu tidak lepas sedetikpun dari payudaranya.


"Shh Cia, just call me Cia."


"Beautiful name, sama seperti orangnya."


"Singkirkan tangan anda dari payudara saya." Geram Sharen. Walaupun dia juga ikut menikmatinya.


"Tidak. Saya menyukainya. Sangat pas digenggam."


"Brengsek. Lepaskan!" Teriakan Sharen tidak dapat didengar siapapun karena musik sangat kencang. Kecuali pria itu.


"Baiklah dear. Saya lepaskan, tapi lihat saya sebentar." Pintanya sambil membalikan tubuh Sharen dengan tangan masih dipinggang.


Tanpa diduga, sebuah benda kenyal dan lembab menempel di bibir Sharen melumatnya dengan tergesa-gesa diliput gairah yang menggebu. Tangan kirinya menahan tengkuk Sharen agar ciuman mereka semakin dalam.


Sharen mulai menikmati ciuman panas itu. Tak tinggal diam, tangan satunya mulai meremas payudara Sharen.


Lenguhan keluar dari mulut Sharen. Pria itu tak memberi waktu untuk bernafas sebentar. Ciuman mereka semakin menggebu-gebu.


"Shh hh. Mmphhh..." Tubuh Sharen mulai lemas. Tak berdaya. Dia sudah tidak kuat untuk menopang tubuhnya.


Untung saja si pria segera memeluknya, menahan agar Sharen tidak terjatuh.


"Mmpphhhh. Lepashhh khann."


"Tidak akan aku lepaskan dear."


Sharen memukul dada pria itu. Dia kehabisan nafas gara-gara dicium olehnya. Pria itu pun melepaskannya.


"Hah hah sh hah. Brengsek! Anda mau membunuh saya?" Ujar Sharen.


"Tidak tidak! Bibirmu sangat nikmat jadi saya tidak mau melepaskannya."


"Alasan."


"Jangan marah dear."


"Bodoamat." Sentak Sharen.


"Makin cantik kalo marah."


"Dasar gila!"


Pria itu pun tersenyum mendengar ucapan Sharen. Tiba-tiba si pria menggendong Sharen menuju salah satu kamar yang ada di Club tersebut tak lupa menepuk pantatnya.


"Aaaaa. Lepaskan brengsek! Lepaskan." Sharen meronta-ronta.


"Suuttt. Nikmati saja dear, ini akan menyenangkan."


"Gue ngga mau anjing! Lepasin gue cepet!"


"Jangan berbicara kasar dear. Lebih baik diam." Si pria menjawab dengan santai.


Pria itu buru-buru masuk ke dalam lift dan menutupnya. Sembari menunggu sampai dia meremas-remas bongkahan pantat Sharen.


Plakk plakk plaakk plaakk


"Pantatmu sangat indah dear. Besar dan sexy." Tangannya kembali meremas.


"Dasar bastard. Mesum."


"Saya mesum cuma sama kamu doang."


"Buaya darat." Sahut Sharen.


Tingggg.....


Lift terbuka. Dengan cepat dia melangkah menuju kamar yang sudah dipesan. VVIP no. 125. Dia menempelkan kartu aksesnya pada pintu.


Clekk...


Pintu terbuka dan langsung menutupnya. Sharen dilempar di atas ranjang, dan langsung diserbu olehnya.


Cup cup cup cuppp


Ciuman mereka semakin intens. Bibir pria itu mulai menelusuri tubuh Sharen. Tak lupa memberikan tanda merah di leher Sharen. Dikulumnya telinga Sharen sambil menjilat.


"Ngg shhh ahhh. Mmpphhh.." Lenguhan Sharen kembali terdengar.


"Tubuhmu sangat harum dear." Kecupannya mulai turun. Dia membuka pakaian Sharen satu persatu. Hingga tangannya kembali meremas payudaranya.


"Sangat indah. Pegunungan yang masih murni." Cupp cup cupp.


"Shh ahh mphhh. Berhentii shh ah." Desah Sharen.


"Kau menikmatinya dear."


Payudara sebelahnya nganggur. Puting pink sudah mencuat sangat keras. Dikulum putingnya, sesekali dijilat. Dia menyedot payudara Sharen dengan keras, seakan-akan keluar ASI.


"SSHH sakit. Jangan keras-keras!" Protes Sharen.


"Sorry dear. Ini terlalu nikmat." Ujar si pria sambil melanjutkan mengulum payudara.


Dia mulai membuka semua pakaiannya. Hingga sisa celana dalam yang isinya sudah mengembung. Minta dipuaskan.


Pria itu membuka celana dalamnya dan meminta Sharen untuk mengulumnya.


"Shea, lihat juniorku." Ujarnya sambil menunjukan juju pada Sharen.


"Astaga. Besar sekali." Ucap Sharen dalam hati. Apakah muat berada dalam milik gue?


"Mhh, ada apa?" Sharen memalingkan mukanya. Karena tidak kuat melihat si juju menjulang tinggi.


"Puaskan aku. Jilat si juju." Perintahnya.


"Tidak mau! Tidak akan muat." Tolak Sharen.


"Cobalah dulu dear." Menempelkan penis pada mulut Sharen agar mau mengoral.


"Baiklah baiklah." Sharen pasrah.


Sharen mulai menjilati penis layaknya ice cream. Buah zakarnya di sedot dan di jilat dari bawah sampai ke atas.


"Shh shh ahh nikmat sekali dear."


Sharen mulai memasukan penis ke dalam mulutnya. Mengulum dengan lidahnya yang menari-nari tepat dilubang penis.


"Shh ah ah, enak dear. Sungguh sangat pintar sekali." Desahan memenuhi ruangan tersebut.


Dia mendorong kepala Sharen dan menahan agar mau menelan semuanya sampai mentok.


Uhhuk uhuuk uhukk


Sharen tersedak. Tidak mampu menahan lebih lama. Dia menyuruh Sharen berbaring dan tangannya menyelusuri perut hingga paha.


Disentuhnya titik sensitif yang seperti biji terdengar lenguhan dari bibir Sharen.


Si pria mulai memposisikan juniornya di selangkangan. Memasukkan pelan-pelan agar tidak merasakan sakit. Ini pertama kalinya bagi Sharen.


Jlebb jleb jlebb..


"Shhh ahhhh. Ahhh"


"Sakit banget. Pelan-pelan brengsek." Sentak Sharen.


"Maaf dear ini hanya sebentar. Sisanya pasti akan sangat nikmat."


"Sakit brengsek. Cepat lepaskan!"


"Tahan sebentar. Punyamu sangat sempit."


Pelan-pelan milik Sharen mulai terbiasa dengan junior yang didalam miliknya. Dia mulai menggerakkan pinggulnya agar terasa nikmat.


Plokk plok plokk plokk


"Sshh ah shh ahh ahh." Desahan mulai memenuhi ruangan itu. Sharen pun mulai menikmatinya.


"Shh ah ahh, nikmat banget." Desahan keluar dari mulut Sharen Pria itu pun langsung mencumbu bibirnya dengan ganas.


Cup cupp cup cupp cupp.


Sharen semakin kewalahan. Tubuhnya melengkung keatas, putingnya yang tegak, keras seakan minta dikulum.


"Shh ah ahh mpphh."


"Sshh dearr milikmu sangat sempit." Miliknya sangat menjepit bisa-bisa dia keluar sebentar lagi.


"Ahh ahh ah shh ahh mphh ah."


"Tahan sebentar dear." Dia mulai mempercepat gerakan pinggulnya. Milik Sharen mulai berkedut bertanda dia akan keluar sebentar lagi.


"Ssh ah ahh ahh. Aku ga kuatt shh."


"Tahan dear."


"Aku keluarr.. shh ahhh arrghhhh."


"Bersama dear. Arrgghh.shh."


Croott croott croottt.


Sperma memenuhi liang kewanitaan Sharen sangat banyak. Sharen pun merasakan bahwa miliknya sangat hangat.


Aktivitas panas pun berlangsung lama. Hingga keduanya tertidur akibat kelelahan.







Xoxo,


Taa