Menikung Brondong Mami

Menikung Brondong Mami

Thierogiara

0

Hari ini ada acara keluarga di rumah oma, jadi hari ini di rumah agak hectic di mana mereka semua bersiap untuk berangkat ke rumah oma. Yasmin dan saudara-saudaranya memasukkan beberapa barang yang akan dibawa ke rumah oma.

“Mami naik mobil mami sendiri aja, kalian sama supir ya.” Lydia memberikan pesan ke anak-anaknya.

Shauqi, sebagai anak pertama langsung menghela napas, mamanya itu sedang puber kedua, jadi apa pun yang dia lakukan agak meresahkan.

“Jangan bilang dia bakal bawa brondongnya ke rumah oma,” bisik Hasya, Hasya adalah adik Yasmin, jadi urutannya Shauqi, Yasmin dan Hasya. Ketiga sama-sama menghela napas saat mami mereka mengeluarkan mobil dari garasi dan mulai meninggalkan rumah.

Yasmin menggelengkan kepalanya. “Kayaknya nggak mungkin deh, oma bakal ngamuk soalnya,” ujar Yasmin.

Berada di situasi kedua orang tua yang nyaris pisah dan mami mereka yang mulai menyebalkan dengan kisah cinta tidak jelasnya cukup membuat mereka bertiga pusing.

“Gue pukul kalau beneran bawa tuh brondong,” ujar Shauqi, dia masih sangat muda, apa mamanya juga mau berhubungan dengan anak muda sepertinya? Apa perasaannya tidak sama seperti anak sendiri?

Kemudian mereka naik mobil yang lain, tidak mengikuti apa yang maminya katakan, Shauqi memutuskan untuk mengemudi sendiri, dia bukan bocah dan sekarang sudah lumayan mahir.

Yasmin kemudian hanya diam di dalam mobil, bebannya sebagai anak perempuan benar-benar sangat berat sekarang ini, karena shauqi kebanyakan menghabiskan waktunya demi kesenangannya sendiri, sementara semuanya di rumah dialah yang memikirkan, dialah yang harus mendengar maminya sayang-sayangan dengan pria lain sampai rasanya mau muntah.

Tapi Yasmin harus tetap bertahan disituasi yang menurutnya agak sampah ini, demi kehidupan yang tetap berjalan sebagaimana mestinya, Yasmin tidak mau terlalu banyak bicara karena pertengkaran juga hanya membuat dirinya sendiri pusing, dikeadaannya yang sekarang, di mana dia baru saja lulus kuliah dan tidak tahu harus apa, Yasmin memutuskan untuk tidak menambah beban pikiran.

“Udah nggak usah lo pikirin, ngapain sih!” Shauqi mengingatkan Yasmin, orang tua mereka yang sekarang sedang sangat egois berusaha mencari kehidupan mereka masing-masing saja tidak memikirkan perasaan mereka sebagai anak, kenapa mereka harus memikirkan mereka?

Semakin rusak sebuah keluarga, maka semakin individualis orang-orang yang ada di dalamnya, jadi ya sudah, saatnya mereka menjalani semua ini sendiri-sendiri.

“Lo pikirin aja apa yang mau lo lakuin, mereka juga sama kok!” Shauqi memang selalu menjadi yang paling ingin menghajar papinya dan menyadarkan maminya, dia kelihatan tidak peduli, tapi lumayan peduli sebenarnya dengan adik-adiknya.

Yasmin hanya menghela napasnya kemudian membuang pandang keluar jendela mobil, ya semoga saja dia jadi lebih kuat setelah ini.

***

Mereka semua kemudian langsung berbaur dengan sepupu yang lainnya, Lydia masih belum kelihatan di sana, Yasmin sudah enggan memikirkan ke mana lagi maminya itu, dia hanya berusaha kelihatan baik di depan oma, soalnya oma ini lumayan julid juga, Yasmin tidak mau menjadi bahan gosipan di antara sepupunya yang lain.

“Mobil mami udah di depan, tapi lama banget turunnya.” Kembali Hasya berbisik ke Yasmin.

Yasmin langsung tercekat mendengar itu, ini maminya yang memang terlalu gatal atau bagaimana?

Tanpa pikir panjang, Yasmin langsung melangkah cepat ke depan, benar saja kelihatan kalau di dalam mobil ada dua orang, ada satu orang di bangku penumpang, Yasmin langsung mengurut pelipisnya sendiri, apalagi ini?

Setelah semua masalah rumah tangga yang ada di hidup mereka, maminya masih mau menambah masalah lain? Membawa seseorang yang konon katanya mau menikahinya itu benar-benar bukan pilihan, apalagi diacara keluarga seperti ini.

Keduanya turun dari dalam mobil, Yasmin lansung memasang ekspresi datar, sedatar mungkin, sorot matanya tajam menghujam maminya.

“Oh mami kalian baru datang.” Oma ternyata ikut keluar melihat kedatangan anaknya yang semakin hari semakin menjadi.

Yasmin langsung melangkah cepat mendekat ke sosok yang baru saja turun dari bangku penumpang mobil mamanya. “Kamu jadinya ikut mama sayang?” tanyanya, saat itu juga Lydia dan sosok yang baru saja turun dari mobil bersamanya melongo, ada apa dengan Yasmin?

“Padahal aku tadi tunggu kamu loh di rumah.” Yasmin bahkan memukul dada sosok yang tidak dia kenal, jujur dia jijik melakukan ini, sosok ini pasti bukan sosok yang baik hingga mau jadi pacar maminya.

“Oh iya, kenalan sama oma yuk.” Saat itu juga Yasmin menarik tangannya untuk menjauh dari mobil, berjalan menuju teras di mana omanya sudah menunggu, persetan dengan maminya, Yasmin hanya tidak mau kalau oma sampai terkejut dan terkena serangan jantung hanya karena kelakuan anaknya yang sedang puber kedua kali.

Sosok yang datang bersama dengan Lydia itu tampak bingung, tapi tetap melangkah mendekat menuju oma.

“Kenalin Ma, pacar Yasmin.” Tanpa sungkan Yasmin langsung memperkenalkan sosok yang bahkan namanya dia tidak tahu.

“Oh pacarnya Yasmin, siapa namanya?”

Beruntung sosok itu mau ikut permainan dan menyalami tangan oma dengan khusyuk, walaupun Lydia kelihatan sangat kesal sekali di belakang sana.

“Nama saya Deo oma,” ujar sosok itu yang kemudian membuat Yasmin lega karena akhirnya dia tahu nama sosok ini.

Shauqi dan Hasya, keduanya sama-sama melongo menyaksikan drama keluarga mereka, sedramatis ini?

“Kok bisa sama mami kamu?” tanya oma penasaran.

“Iya emang Yasmin yang suruh, soalnya mobil mami dicuci tadi, terus kebetulan rumahnya Deo ngelewatin tempat cucian mobil mami, jadi sekalian aja, udah janjian kok kita ketemu di sini.” Entah punya kekuatan dari mana seorang Yasmin bisa mengarang cerita sampai sebegininya.

Beruntung oma tidak bertanya lebih lanjut dan langsung menganggukkan kepalanya mengerti dengan situasi cucunya.

“Ya udah ayo masuk ke dalam, kenalan sama yang lain juga.” Oma malah mengajak mereka.

Seketika itu juga Yasmin ketar-ketir, bagaimana mungkin? Deo adalah sosok yang sangat asing untuknya dan kalau sudah sampai dikenalkan pada keluarga besar maka pasti mereka berharap kalau Yasmin dan Deo pasti akan menikah. Demi menyelamatkan oma dan nama baik maminya, Yasmin malah harus berada di situasi ini, dia sendiri yang ribet jadinya.

***

“Lo siapa anjir?” tanya Deo, karena memang dia terkejut sekali, dia dibawa oleh kekasihnya yaitu Lydia untuk bertemu keluarga besar, kemudian ada gadis aneh yang menyerobot dan mengatakan bahwa mereka memiliki sebuah hubungan.

Sekarang mereka ada di halaman belakang di dekat kolam renang, sialnya Yasmin yang pura-pura mengakui Deo sebagai pacarnya harus mengurus pria itu dalam urusan makan dan lain-lain.

“Gue anaknya Lydia, lagian lo gila ya! Masa lo mau sih datang ke acara keluarga nyokap gue?” tanya Yasmin, dia sendiri berusaha mengatur eskpresi wajahnya agar tetap bisa biasa saja, karena ya Yasmin tidak boleh juga memancing kecurigaan orang lain.

“Gue dapet mobil kalau gue mau ke sini.”

Yasmin menelan ludahnya sendiri, tidak menyangka dengan apa yang dia dengar.

“Lo mau nikah sama emak gue?” tanya Yasmin tidak habis pikir, ya memang maminya kelihatan masih muda, tapi sepertinya Deo juga tidak lebih tua dari Shauqi, jadi aneh sekali.

“Ya...”

“Nggak bisa jawab kan lo, lo mau tanggung jawab kalau oma gue serangan jantung? Lo mempermalukan keluarga gue hanya karena lo muncul di sini!” Yasmin sudah tidak tahu lagi harus bagaimana, bahkan rasanya sekarang dia hanya mau mencakar wajah menyebalkan Deo, kenapa sih? Kenapa harus pacaran dengan maminya? Iya, Yasmin sangat tahu kalau maminya itu kekurangan kasih sayang, korban perselingkuhan papinya, tapi tidak begini caranya balas dendam.

“Terus sekarang gimana?” tanya Deo, dia gagal dapat mobil, malah terjebak dalam hubungan bersama Yasmin yang diketahui oleh seluruh keluarga Yasmin, apes sekali memang hidup Deo.

“Ya...” Sekarang Yasmin yang tidak bisa menjawab, dia menatap Deo dari ujung rambut sampai kaki, bisa-bisanya dia terjebak pada manusia yang kerjaannya malah pacaran dengan tante-tante.

“Sekarang seluruh keluarga lo udah tau!”

Yasmin menghela napasnya, dia sendiri tidak tahu apa yang akan dia lakukan setelah ini, dia sama sekali tidak tahu dia akan bagaimana, sekarang dia terkenal sebagai pacar Deo.

“Lo pasti miskin karena uang lo pasti dari Lydia, gue nggak bisa sama orang kayak lo, gue butuh duit.” Deo menjelaskan.

Yasmin langsung menatapnya, menyebalkan sekali manusia satu ini, Yasmin benar-benar tidak habis pikir.

“Nanti gue pikirin lagi solusi buat kita.”

“Gue masih mau sama emak lo.”

“Setan lo!”

***

Karena pada dasarnya Yasmin adalah anak yang cuek, yang judes, seolah selama ini memang membuat pertahanan diri agar tidak ada yang bisa masuk ke dalam kehidupannya, bahkan kelihatan dekat dengan seorang pria saja hampir tidak pernah, makanya beberapa orang agak kaget saat tiba-tiba Yasmin membawa seorang pria dan mengenalkannya pada keluarga besar.

Tapi Shauqi dan Hasya bersyukur sih, karena mereka berdua tidak jadi malu karena mama mereka membawa pacar ke tempat ini, sisanya ya semoga saja Yasmin bisa selesaikan semuanya dengan baik.

Tapi, sejak awal jadinya Yasmin dan Deo sebisa mungkin menghindari banyak orang di sana. Yasmin kembali berjalan berniat untuk langsung pulang, tapi begitu beberapa langkah dia melihat maminya yang sepertinya sedang mencari keberadaannya. Yasmin langsung kembali berbalik dan menarik tangan Deo. Yasmin menarik Deo masuk ke gudang yang memang ada di halaman belakang dan membawanya bersembunyi di dalam sana.

Yasmin mendorong tubuh Deo, keduanya menyelinap ke dalam ke antara barang-barang yang disimpan di sana.

Deo benar-benar menahan napasnya karena Yasmin berdiri tepat di depannya, Yasmin juga berjinjit untuk melihat apakah maminya mengejar mereka sampai ke dalam sini.

Tubuh mereka sangat dekat sekarang ini, membuat Deo benar-benar menahan napasnya, apa ini?

Dari jarak hanya beberapa centi seperti ini Deo baru bisa melihat dengan jelas wajah Yasmin, dia malah belum tahu namanya sampai sekarang, anak rambut Yasmin lepek karena keringat.

Deo menelan ludahnya sendiri kemudian membuang pandang sejauh mungkin, dia tidak boleh tertarik pada anak dari pacarnya sendiri.

“Kenapa sih?” tanya Deo akhirnya.

Yasmin menatap Deo, kemudian sadar kalau mereka ternyata sangat dekat, Yasmin mundur sedikit, dia terlalu panik sampai tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Yasmin menundukkan kepalanya, berusaha menenangkan jantungnya sendiri.

“Emangnya kenapa kalau mami lo nemuin kita?” tanya Deo, toh ya sebenarnya memang Deo ke sana bersama Lydia.

“Lo harus pulang sama gue, sama abang gue!” Karena Yasmin tidak akan membiarkannya kembali bersama Lydia, Yasmin tahu kalau dia pasti akan dimarahi habis-habisan oleh Lydia, maka itu biarkan menjadi urusan Yasmin dan maminya.

“Hah?”

Kemudian seekor tikus melintas dan akhirnya Yasmin maju karena ketakutan, Deo refleks memeluk tubuh Yasmin yang mendekat ke padanya.

***