MENDULANG CUAN JUTAAN DARI TULISAN

MENDULANG CUAN JUTAAN DARI TULISAN

Belladonna Tossici

5

Hai, nama pena saya Belladonna Tossici. Saya penulis Cabaca sejak tahun 2018. Total sampai tahun 2023, ada 11 novel sudah terbit di platform gurita hijau, beberapa di antaranya berhasil menduduki list LAGI TREN maupun TOP MINGGU INI dengan jumlah pembaca yang lumayan.

 Sebetulnya saya terjun menulis novel digital sejak tahun 2016. Sampai sekarang, sudah lebih dari lima platform digital yang saya rambah. Jumlah tepatnya saya tidak begitu ingat, tapi yang jelas banyak hal saya pelajari. 

 Bukan hanya menulis. Saya juga bergabung dengan beberapa grup menulis daring. Dari sana, selama bertahun-tahun saya bergaul dengan penulis, menyimak keluhan dan berbagai harapan. 

 Selain pengalaman, saya menyaksikan satu persatu teman-teman penulis menghilang. Sebagian besar karena terbentur restu orang tua, izin pasangan maupun ejekan teman yang mana menjadikan itu semua sebagai penghalang. Konsistensi dan semangat tergerus faktor luar sehingga memupuskan asa untuk berjuang.

 Tujuan saya menulis Mendulang Cuan Jutaan dari Tulisan adalah karena sudah merasakan gurihnya mendapat Rupiah dari menulis dan berharap Teman-teman penulis seperjuangan merasakan hal yang sama. Pentingkah menghasilkan uang dari menulis? Well, jawabannya debatable. Namun bagi saya sangat penting. Uang mendorong manusia untuk tetap menekuni apa yang tengah dijalani. 

 Banyak penulis bersikap antipati, seakan-akan menulis demi mendapatkan uang adalah dosa besar. Ini jarang saya temui pada profesi yang lain. Sebagai contoh, ada kah orang mencibir pedagang bakso yang berterus terang dia berjualan demi mendapatkan uang? Saya pikir tidak ada dan malah dimaklumi. Menyaksikan kanal YouTube mengenai kisah orang-orang yang bangkit dari keterpurukan dengan cara berjualan adalah hal yang mengagumkan. Lalu kenapa penulis senantiasa disinisi jika jujur menulis demi memperoleh uang? Apakah menjual karya sendiri itu haram? 

 Pembaca pun sama. Ketika ada penulis memindahkan karya dari platform digital gratisan ke platform digital berbayar, tidak sedikit yang mencibir dan menuduh macam-macam. 

 Ini berbahaya. Kenapa? Karena pada akhirnya akan banyak penulis yang mundur dari dunia kepenulisan sebab menilai terus memproduksi karya adalah hal yang sia-sia. Berkhayal hidup dari passion adalah impian belaka. Penulis memilih menyimpan laptop demi pekerjaan lain nan membosankan yang tidak sesuai selera. 

 Tahukah Teman-teman bahwa tenaga kerja di Indonesia banyak yang bekerja hanya demi uang semata meskipun hati kecilnya tidak menyukai bidang yang tengah digeluti? 

 Sebagai contoh, coba tanyakan pada guru di sekolah, berapa banyak di antara mereka yang dahulu mengambil pendidikan keguruan karena suka mengajar? Apakah mereka mengambil jurusan kuliah pendidikan karena panggilan jiwa atau hanya sekadar demi mendapat kerja? 

 Bagaimana dengan Teman-teman penulis di sini. Apakah Teman-teman menulis kalau hanya punya sisa waktu atau meluangkan waktu menulis setiap hari? Sementara dari 24 jam dalam satu hari, justru sebagian besar dihabiskan untuk melakukan hal yang tidak kita sukai. Bekerja di kantor yang kita benci. Menetap di tempat kerja yang atasan dan teman-temannya ingin kita caci. Menganggap menulis tidak penting selain sekadar hobi, sebab pikiran dipenuhi bagaimana cara membayar cicilan dan membeli sesuap nasi. 

 Mungkin berlebihan kalau saya berharap buku ini akan menjadi lentera. Menerangi jalan yang gelap dengan cahaya. 

 Maka dari itu, izinkan saya berbagi. Jika tidak sampai menerangi, setidaknya pengalaman saya menulis hingga mendapatkan penghasilan dapat memotivasi. Bahwa menulis bukan sekadar hobi yang cuma dilakukan sesuka hati lalu ditinggalkan manakala kita sibuk dengan kegiatan pengisi hari. 

 E-book ini saya persembahkan bagi Teman-teman yang ingin menjadikan profesi penulis di Platform Digital sebagai penghasil nafkah. Mungkin di awal sebagai sampingan saja, siapa tahu di masa depan bisa dijadikan yang utama. Siap memulai perjalanan mendulang cuan? Ayo kita berpegangan tangan.

 Salam sayang, 

 Bella