MAAF KITA PUTUS! AKU SUDAH HIJRAH

MAAF KITA PUTUS! AKU SUDAH HIJRAH

Nuga reader

0

Hari ini adalah hari pertamaku untuk pergi PKL (Peraktek Kerja Lapangan), salah satu tugas besar sekolahku yang menginjak kelas 12.

Aku pergi bersama sahabatku Jeje, dia seorang wanita yang selalu membersamaiku, kemanapun aku pergi. 

Tempat PKL kami merupakan sebuah kantor pelayanan masyarakat untuk membuat sebuah Kartu Identitas. 

Begitu kami sampai, kami ditempatkan di suatu ruangan yang berjejer Personal Computer untuk menginput Data penduduk. 

Kami memulai perkenalan, dan disana banyak anak PKL lainnya, entah kenapa pandanganku tertuju pada satu pria, ketika pria itu menatapku, seketika aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. 

Saat tiba perkenalan setiap orang, menyebutkan nama dan asal sekolah. Aku memperkenalkan diri, dan dia menatapku. Akhirnya giliran dia yang memperkenalkan diri. 

"Ekhem, perkenalkan nama saya Haris, asal sekolah SMK Harapan Negeri, jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Salam kenal, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." ucap pria yang menarik perhatianku itu. Dengan jelas dan Percaya diri. Terus terang dia sangat tampan, kulit putih, tinggi, dan kelihatannya juga baik hatinya. 

Aku ditugaskan untuk menginput data Penduduk yang sudah mengisi formulir, berkas itu sudah menggunung, dan Jeje sahabatkupun mendapatkan tugas yang sama. 

Pembimbing kami bernama pak Ridwan, beliau sangat baik, dan ramah. 

"Haris, sini kamu sebelah Meita ya!" ucap Pak Ridwan.

'hah? Dia duduk sebelahku? Ya ampun jantungku lompat' batinku. 

"Iya pak." ucap Haris, dan menempati kursi yang sudah ditunjuk. 

Kita mendapatkan PC satu orang satu. Kami dari jurusan yang sama yaitu RPL, tapi sekolah kami berbeda. Haris melihat kemampuanku mengetik sepuluh jari dengan cepatnya, Dia pun sama. 

Kami mengerjakan tugas yang ditumpuk menjadi satu untuk berdua, entah kenapa rasanya seru sekali, aku dan Haris seperti sedang balapan. Aku melihat Haris dari sudut mataku, dia tersenyum sambil mengetik cepat, seperti sedang mengejar ketikanku. 

Kami selesai mengetik satu dokumen dengan bersamaan, ketika aku hendak mengambil satu dokumen lagi, ternyata Harispun sama, kita saling tatap dan tertawa bersama. 

"Meita, kamu seru juga!" ucap Haris. 

Aku hanya tersenyum, tentu bahagia. Entah kenapa wajahku terasa panas di ruang super dingin ber-AC ini. 

Kami melanjutkan tugas kami sampai selesai. Ketika aku mengemas barangku kedalam tas, Haris menghampiriku, "Meita? Kamu pakai BBM ngga? Minta pin-nya dong!" Haris meminta pun BBM ku untuk bisa chat bersamaku.

Jelas aku pura-pura mahal, "untuk apa Haris? Aku pakai kok." jawabku. 

"Minta dong, biar aku bisa Chat kamu!" ucap Haris blak-blakan. Sontak saja semua orang disana melihat kearahku, dan menyoraki kami. 

"Cieeeee," ucap semua orang yang ada disana. Termasuk para Pembimbing. 

Wajahku semakin panas rasanya, aku yakin wajahku kini seperti kepiting rebus. 'Astaga kenapa Haris ini begitu blak-blakan, dia membuat aku malu.' batinku. 

"Yah, pada sirik ya keduluan. Haha!" ucap Haris. Orang-orang disana menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa. 

"Mana, Meita? Boleh kan? Boleh dong? Masa ngga?" Haris menagih kembali pin BBMku, dengan memaksa tapi tingkahnya lucu membuat aku tertawa. 

"Haha, yaudah nih boleh! Takut kamu nangis!" ucapku. 

Pak Miftah salah satu pembimbing berkata, "jangan Meita, jangan dikasih! Biarin aja nangis. Haha,"

Begitulah keakraban diruang PKL kami, walaupun baru masuk sehari tapi rasanya seru sekali. 

Ditambah pembimbing disini ramah, baik, ganteng-ganteng dan juga sebagian masih singel. 

Aku mendapatkan teman baru, dan gebetan baru tentunya. Dan rasanya Harispun menyukaiku. 


Bersambung...