Luka Lagi

Luka Lagi

Raraa_Shiters

0

Bagian 1 : Illy Adriana.


Illy Adriana tersenyum senang saat pesan-nya di read oleh sang pujaan hati, namun setelah lima menit menunggu balasan dan tidak ada balasan sama sekali, membuatnya mendengus sebal. Selalu seperti ini, di baca namun tak di balas. Untung sayang, kalau tidak udah pasti Illy tidak akan mau lagi mengirimi pria pujaan hatinya itu pesan.


"Nggak di bales lagi?" tanya seorang pria yang tengah menatap Illy.


Illy menggelengkan kepalanya kesal. "Mungkin lagi sibuk." balas Illy yang selalu berpikir positif.


"Sibuk? Ngapain? Pacaran?!" seru Rangga kesal.


Illy mendelik tidak suka pada Rangga. "Kerjalah bego!"


Rangga malah tertawa mengejek. "Hahaa yang benar saja! Kerja?"


"Siapa orang yang mau kerja di hari libur gini?" lanjut Rangga.


"Dia itu kalau kerja emang suka lupa kalau ini hari libur, mungkin karena kerjanya di Perusahaan Ayah. Dia jadi begitu semangat." kata Illy dengan nada bangga.


Rangga mendengus. "Emang Ayah kamu kerja hari ini?" Rangga.


Illy menggelengkan kepalanya pelan. "Nggak kan hari libur. Eh?"


"Nah loh. Hahahaaaaa."


Illy menatap Rangga kesal. Rangga memang tidak suka dengan pria yang Illy pilih untuk menjadi tunagannya. Sejak dulu Rangga selalu saja membuat pria yang Illy pilih salah.


"Udah puas ketawanya?" tanya Illy kesal.


"Hmm." 


Rangga berdehem singkat. "Illy, sebagai sahabat kamu aku cuma mau ngingetin kamu kalau Gazali itu bukan pria baik baik. Dia itu nggak cinta sama kamu, kalau dia cinta sama kamu sudah pasti di hari libur kayak gini dia bakal ngajak kamu jalan." jelas Rangga panjang lebar.


"Gazali sayang kok sama aku." ucap Illy lirih dan menyakinkan dirinya sendiri bahwa apa Yang Rangga ucapkan itu tidak benar.


"Ck kalau dia sayang sama kamu, nggak mungkin tuh pesan kamu nggak di bales." dengus Rangga, tidak tai bagaimana caranya memberitahu Illy jika Gazali tidak mencintai Illy. Bahkan Rangga tau jika Gazali mau bertunangan dengan Illy itu karena demi jabatan!


"Kan dia lagi sibuk, jadi nggak sempet bales." ucap Illy kembali meyakinkan hatinya jika Gazali memang tengah sibuk kerja saat ini.


"Terserah apa kata kamu dah, tapi jangan nangis ya kalau suatu saat kamu tau jika apa yang selama ini aku katakan itu benar." ucap Rangga.


"Kamu nyumpahin aku." ucap Illy mendelik tidak suka pada Rangga.


"N--


"Illy , Rangga di cari Pak Will."


Illy dan Rangga mendongak untuk melihat ke arah seseorang yang baru saja memutus ucapan Rangga.


"Ngapain?" tanya Rangga dan Illy serempak.


Hal itu membuat seorang pria berkacamata besar itu tertawa. "Kompak banget sih."


"Seriusan!" seru Illy kesal.


Pria itu menggelengkan kepalanya bertanda ia tidak tau." Mana aku tau." ucapnya.


"Pak Will cuma bilang kalau ketemu kalian, kalian di suruh Keruangannya. Itu aja, nggak ada bilang mau di suruh ngapain." lanjutnya.


"Oh, ya udah." balas Rangga malas, pasti ia di panggil karena tidak menyelesaikan kuis kemaren.


"Mau ke mana Ngga?" tanya Illy.


"Keruangan Pak Will lah, ke mana lagi." balas Rangga malas.


"Ngapain? Mending kita pergi ke tempat anak-anak." ucap Illy yang mengikuti langkah kaki Rangga.


Rangga menghentikan langkah kakinya dan hal itu membuat Illy menabrak punggung Rangga.


"Dugh!"


"Duh Rangga kalau berhenti bilang bilang dong." ucap Illy kesal seraya mengusap jidatnya.


"Makanya kalau jalan itu di samping aku bukan di belakang aku." ucap Rangga santai lalu memutar badannya dan kembali berjalan.


Illy menatap Rangga bingung. "Loh kamu mau ke mana Ngga?" tanya Illy.


"Ke tempat anak-anak. ... Udah lama juga nggak ke sana." ucap Rangga tanpa menghentikan langkah kakinya.


"Eh tungguin dong Ngga." seru Illy karena tertinggal jauh di belakang Rangga.


Duhg!


"Aduh."


"Kamu nggak apa-apa?"


Illy mendongak menatap orang yang tengah mengulurkan tangannya padanya yang Saat ini terduduk di lantai karena bertabrakan dengan pria itu.


"Nggak apa-apa gimana? Sakit nih patat aku." ucapnya kesal.


"Maaf."


"Makanya jalan liat liat dong." ucap Illy kesal.


"Tapi bukanya tadi kamu yang lari Lari?" ucap Pria itu memperhatikan Illy sibuk membersihkan debu yang menempel pada celananya.


"Ngapain liat liat?" tanya Illy tidak suka.


"Rangga." ucap pria itu seraya mengulurkan tangannya.


"Oh iya Rangga di mana ya." ucap Illy yang baru sadar kalau dia tadi lagi ngejar Rangga.


"Ada apa?"


"Ih apaan sih, udah ah mau nyari Rangga." ucap Illy lalu mencari Rangga ke parkiran.


Pria yang tadi bertabrakan dengan Illy menggelengkan kepalanya. Sepertinya dia akan betah di kampus barunya ini, karena cewek tadi sepertinya sangat menarik karena tidak terpengaruh oleh ketampanannya.


Dan sepertinya cewek tadi mencari pria yang namanya sama seperti dirinya. Dengan langkah ringan ia Meninggalkan kampus barunya untuk pulang.


"Eh kak masih di sini? Betah amat kirain udah pulang?" tanya Rangga Wijaya saat melihat seorang pria yang umurnya lebih tua darinya itu duduk di sofa ruang tamunya.


"Rangga jangan gitu!" seru perempuan yang baru saja dari dapur membawa nampan berisi minuman.


"Ye kan Rangga cuma nanya kak." ucap Rangga lalu beranjak ke lantai atas.


"Maafin adik aku ya, Gazali." ucap Melodi tidak enak dengan sikap adiknya yang kurang sopan.


Gazali tersenyum. "Nggak apa-apa lah, namanya juga anak-anak."


"Eh Rangga udah sembilan belas tahun jadi bukan anak anak Lagi ya." sahut Rangga yang sudah rapi mau pergi lagi.


"Mau ke mana kamu Rangga?" tanya melodi.


"Jalan jalan dong sama pacar, emang Kakak, pacaran di rumah aja." ucap Rangga lalu berlari keluar rumah sebelum kena semprot Kakaknya.


"Maafin Rangg ya." ucap Melodi.


"Hmm, dari tadi minta maaf terus sih." ucap Gazali.


"Ya mau minta apa lagi?" tanya Melodi.


"Emang kamu mau minta Apa? Bilang aja, Tinggal sebut namanya nanti pasti aku kasih." ucap Gazali sungguh sungguh.


"Masa? Gampang kok, aku cuma minta di kenalin sama keluarga kamu." ucap Melodi.


Gazali terdiam sesaat sebelum menjawab. "Maaf aku belum bisa ngenalin kamu sama mereka."


"Lalu kapan Gazali? Sudah dua tahun loh kita pacaran tapi sampai sekarang kamu belum pernah bawa aku ke rumah kamu?"


"Mel, suatu saat pasti aku akan bawa kamu ke orang tua aku. Tapi tunggu saatnya udah pas ya." kata Gazali sungguh sungguh.


Melodi mendengus. "Kamu selalu bilang kayak gitu kalau aku minta di kenalin sama keluarga kamu. Jangan jangan kamu nggak serius ya Sama hubungan kita?"


"Aku serius Melodi!"


"Tapi--


Ucapan Melodi terputus karena Gazali langsung menciumnya sebelum Melodi melanjutkan ucapannya.


"Kamu percaya sama ada Kan?" tanya Gazali menatap Melodi serius.


Melodi mengangguk. "Oke, aku akan menunggu."


Bersambung.