Lakara Senja

Lakara Senja

Kerang Ajaib kak

0

"Penolakan itu berasal dari hati yang tidak mencintai. jika kamu mencintai seseorang dari hatimu yang paling dalam, penolakan itu hanya ada pada kata ketidakmungkinan"

~Ardan Septian Maharana~

***

Semilir angin malam menerpa tubuh seorang pemuda berpostur 175 cm yang saat ini tengah menikmati udara malam di balkon rumahnya yang bertingkat dua, ditemani secangkir kopi dan sepiring cemilan yang dibelikan oleh neneknya sore tadi ia menikmati malam yang dipenuhi bintang-bintang berkelip.

Sebuah tangan menyentuh pundaknya yang hangat, "Dadan..." panggil seorang wanita paruh baya yang baru saja tiba

Pemuda yang disapa Dadan tadi menoleh dan tersenyum hangat melihat wanita yang sangat berharga dalam hidupnya saat ini, "Nenek.." Ujarnya

Nenek duduk di kursi dekat Ardan, ia mengambil satu buah biskuit di piring dan memakannya dengan pelan, "Kamu kapan KKN?." Tanya Nenek

"Mungkin awal bulan Nenek, udah selesai ujian akhir nanti." Jawab Ardan

"Yaudah, kamu rajin-rajin belajar dan jangan lupa sholat ya. Apalagi pas di desa orang nanti." Pesan Nenek kepada cucu satu-satunya itu

Ardan menggangguk paham, "Iya, Nek."

Setelah itu Nenek masuk ke dalam rumah kembali, ia paham jika angin malam tidak baik untuknya yang sudah berusia lanjut. Apalagi tadi Ardan juga meminta neneknya itu untuk masuk ke dalam rumah saja dan nanti dirinya akan menyusul.

Satu notifikasi muncul dari ponsel bermerek VIVO miliknya, pemuda itu langsung mengeceknya

——————————————————————————

Agroekoteknologi'26

Derian AET'26

✅1 file Excel

"Daftar mahasiswa KKN Unsri 2028"

Adnan AET'21

✅Cuk udah keluar aja🤣

Selfie Ananda AET'26

✅Wkwk selamat KKN kakak2 xixi😋

Jeihan AET'26

✅Anjritt sekelompok ama crush😮

Ardan Septian M

Ciee Jeijei😁

Bunga Sawitri AET'21

✅Septi cemburu ehemm🙃

Adnan AET'21

✅Septi terbakar cemburu ... cemburu butaa😺

Ardan Septian M

😌

——————————————————————————

Kemudian cowok itu langsung membuka file excel yang berisi penempatan kuliah kerja nyata yang dikirim oleh lembaga pengabdian universitas nya, yaitu Universitas Sriwijaya.

"Anjayy ..." ucapnya ketika melihat pengumuman

"Pulak Depari?, dimana?" Lanjutnya tidak tahu

Setelah itu ia mengalihkan ke aplikasi Google yang terdapat di handphone nya untuk mengetahui dimana letak lokasi KKN nya di file itu, setelah laman pencarian terbuka, tampaklah jika desa Pulak Depari terdapat di kecamatan Ogan Komering Ilir Timur dan apabila ditempuh dari lokasinya saat ini berkisar antara 1,5 hingga 2 jam lebih

"Hah gak papa lah dapet disini." Ucapnya sedikit pasrah, pasalnya ia sebenarnya ingin sekali penempatannya di desa sekitar daerah Pagaralam, karena niatnya sekalian healing setelah menghabiskan satu semester kuliah

Setelah itu ia langsung masuk kembali ke dalam rumahnya karena hari sudah larut malam dan udara dingin sudah tidak sopan lagi menyentuh kulitnya.

"Hmm baru jam sembilan kok udara udah dingin banget ya." Ardan bergumam sembari melilitkan selimut di tubuh besar khas lelaki miliknya

Karena ia sedikit lelah akibat kuliah offline dari pagi hingga sore hari tadi, akhirnya cowok itu tertidur

***

Ardan Septian Maharana, begitulah nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya dahulu. Mama Ardan adalah seorang bidan yang telah meninggal dunia empat tahun yang lalu karena kecelakaan yang dialaminya, sedangkan ayah Ardan adalah seorang pns guru yang saat ini sudah menikah lagi dan telah hidup dengan keluarga barunya di kota Lubuk Linggau.

Ardan tinggal bersama neneknya yang sudah berusia 56 tahun, hanya nenek Anisa yang saat ini dimiliki Ardan. Anggota keluarga ayahnya satu pun tidak ada yang peduli kepadanya saat ini.

Nenek Anisa sangat menyayangi cucu satu-satunya ini, mendiang putrinya—Jialyka Hafizhah adalah anak perempuan pertama nya yang sangat ia sayangi bersama dengan anak kedua laki-lakinya-Ahmad Dafin Hamzah atau dipanggil Ardan dengan Om Dafin, yang saat ini tinggal terpisah darinya karena memiliki keluarga di Kota ini juga, dan saat ini hanya Ardan lah yang ia miliki dan tinggal bersamanya

"Dadan pulang jam berapa hari ini?." Tanya Nenek Anisa pada cucunya yang tengah memberi selai coklat ke roti tawar kupas

"Mungkin siang, Nek." Jawab Ardan

Nenek menggangguk, wanita paruh baya itu kemudian juga mengambil satu buah roti tawar kupas lalu kemudian mencelupkannya di teh hangat yang dibuatnya barusan. Nenek tidak suka memakan roti tawar yang diberi selai diatasnya, ia hanya suka memakan roti yang dicelupkan teh saja

"Kamu sekarang punya pacar, Dan?" Tanya Nenek kembali

Ardan yang tengah memakan roti itu pun langsung menghentikan kunyahannya dan minum terlebih dahulu kemudian menggeleng pelan, "Gak ada, Nek. Dadan free sekarang."

Nenek mengernyitkan keningnya, "Apa itu Free?" Tanya nenek lugu

"Gak punya, Nenek ku." Jelas Ardan

Nenek menunjukkan ekspresi sedikit tidak percaya, "Mana mungkin cucu nenek yang ganteng ini gak punya pacar, boong nih Dadan." Ucapnya sambil menggoda sang cucu

Dadan terkekeh, "Nenek bisa aja, Nanti nek. Mungkin dapet pas KKN hihi."

"Kamu bisa aja." Ujar Nenek Anisa

Setelahnya nenek dan cucu itu pun kembali melanjutkan sarapan mereka, sampai akhirnya Ardan sudah selesai makan dan pamit pada nenek untuk pergi karena ada kuliah pukul sepuluh pagi ini. Jarak antara rumahnya dan kampus biasanya ditempuh dalam waktu 30 menit

"Dadan pergi dulu ya, Nek. Assalamualaikum." Pamitnya sembari mencium punggung tangan sang nenek di teras rumah depan itu

Nenek Anisa mengelus kepala Ardan sayang, "Waalaikumussalaam, iya hati-hati ya." Pesan nya kepada Ardan

Setelah berpamitan dengan nenek, Ardan menghidupkan motor matic miliknya yang berwarna merah bermerek scoopy itu.

Perjalanan dari rumahnya di daerah perindustrian menuju ke kampus Unsri di bukit besar biasanya ditempuh selama kurang lebih 20 sampai 30 menit namun jika macet biasanya akan lebih dari perkiraan tersebut.

Setelah menempuh perjalanan yang kurang lebih 20 menit, akhirnya Ardan sudah sampai di kampus nya yang terletak bersebelahan dengan SMA negeri 1 Palembang. Cowok itu berkuliah di jurusan Agroekoteknologi kelas Palembang, namun apabila praktik biasanya dilakukan di Unsri pusat yakni di Indralaya.

Dengan langkah pelan nya, Ardan berjalan menuju ke ruang kelasnya yang akan dimulai pagi ini. Tertulis ruang 'RKA 01' tempat dimana mata kuliah Tanaman Tahunan pada hari ini akan melakukan ujian akhir semester untuk mengakhiri semester ganjil sekarang.

Kriet..

Bunyi daun pintu yang dibuka oleh Ardan, ketika matanya melihat ke dalam ruangan terdapat lima orang yang baru saja hadir dan duduk disana. Ada yang tengah belajar, ada yang sedang memainkan ponsel dan ada satu orang yang tertidur.

"Hai guys." Panggilnya kepada manusia yang berada dalam ruangan itu yang langsung menoleh melihat dirinya yang berada di ambang pintu

"Halo, Septi." Ujar seorang teman lelakinya menjawab

Ardan memberikan setengah senyumnya ketika dipanggil 'Septi'. Sebenarnya tidak ada salahnya ia dipanggil seperti itu menggingat nama tengah miliknya memang Septian, namun rasanya agak gimana gitu katanya

"Bisa gak jangan panggil gue Septi, Kayak cewek anjirr!." Protes Ardan kepada mereka

"Jadi mau dipanggil apa?Dadan?" Ucap temannya yang lain sembari menaikkan sebelah alisnya menggoda Ardan yang tersipu malu

"Dadan nya nenek." Goda teman perempuannya pula

"Eh jangan Dadan, itu spesial. Cuma untuk orang yang gue cinta." Tolak cowok itu

"Eleh ..." Ujar teman nya yang memakai headset

Tidak lama kemudian, seorang dosen datang dengan menenteng tas yang sudah pasti berisi laptop yang akan digunakan untuk mengajar di kelas ini. Dosen berbadan tinggi dan masih terlihat berwibawa itu datang dengan wajahnya yang dingin, seakan menunjukkan sifatnya yang sedikit killer dan cukup sulit tersentuh.

"Selamat pagi." Sapa dosen yang ber name tag Firdaus Al-Bagir itu dengan nada wibawa nya

"Pagi, Pak."

Pak Firdaus meletakkan tas nya diatas meja dosen dan mengeluarkan laptop miliknya lalu menyambungkannya ke kabel HDMI yang tersambung ke proyektor kelas.

Proses ujian berjalan dengan lancar meskipun soal yang diberikan cukup sulit dan banyak mengandalkan penalaran dari mahasiswa. Dosen yang satu ini apabila memberi soal ujian ataupun kuis selalu diatas level materi yang ia beri. Misalnya yang diajarkan adalah penjumlahan, yang keluar di ujian adalah materi perkalian dan pembagian.

Setelah ujian akhir mata kuliah selesai, Ardan dan teman-teman satu circle nya memutuskan untuk pergi ke Cafe terdekat dari kampus untuk merayakan selesainya semua mata kuliah semester ini.

"Guys, gue punya berita bahagia dan berita sedih nih!" Ucap seorang perempuan yang duduk di dekat kursi Ardan, dialah Bunga Sawitri atau kerap disapa Bung-Bung

Mereka semua yang tadinya sibuk dengan handphone masing-masing langsung melihat ke Bunga, tertarik dengan berita yang akan disampaikan oleh gadis itu sekarang

"Mau berita bahagia atau sedih dulu?." Tanya Bunga kepada mereka semua

"Sedihnya dulu." Saran Nadira Adnan, gadis keturunan Arab yang juga satu circle dengan Ardan yang juga disetujui oleh yang lainnya

"Oke tenang, gue kasih dulu yang sedihnya ... huftt." Ucap gadis itu dengan gaya nya yang sedikit dramatis, supaya suasana seru katanya

"Cepetan woii." Protes Derian

"Jadi...Sedihnya tuh cuma buat Septi aja sih." Ucapnya sembari melihat Ardan yang langsung bingung

"Maksud lo, Rab." Tanya Selfie yang juga tidak paham

"Jeijei baru aja ditembak crush nya woii, Semalem lewat chat, sebelum file excel dibagiin." Kata Bunga dengan nada senang nya

Ardan mendadak diam dan mukanya padam, cowok itu rasanya ingin pergi saja dari sini sekarang

"Sep, lo kenape diem?." Ujar Derian yang sebenarnya ingin menggoda Ardan

Ardan hanya diam dan menanggapi pertanyaan Derian dengan senyuman, "Gue gak sedih kok, kalo gitu artinya cinta dia ke tuh cowok berbalas."

"Temen gue ..." Derian merangkul pundak Ardan, ia tau jika Ardan sudah sering menembak Jeihan, namun cewek itu hanya ketawa dan mengganggap jika Ardan hanya bercanda

Ardan melepaskan rangkulan Derian, "Geli gue." Ujarnya

"Udah ah jangan patah hati, Septi. Cewe lain banyak kali!" Sahut Nadira menyemangati Ardan yang terlihat sedikit murung namun tetap tersenyum saat ini

"Eh iya, gue gak patah hati, Rab" Ucap Ardan

"Disini ada cw kaga ya?, mendadak gue pengen be'ol nih." Celetuk Bung-Bung sembari memegang perutnya, ia memang suka sekali seperti ini

Ardan dan anak-anak lain tertawa melihat tingkah Bunga yang memang out of the box, pliss ini tempat umum Bung-bung, apa kamu gak bisa jaga image teman-temanmu ini.

"Belum nabung ternyata lo, tadi semangat banget cerita." Kata Derian sembari tertawa

"Itu noh wc." Tunjuk Ardan ke arah Toilet yang terletak di sudut Cafe

"Kaga ngerti lagi gue." Nadira menggelengkan kepalanya, capek dengan tingkah laku bung-bung

Setelah kepergian Bunga ke toilet, Nadira, Ardan dan Derian memainkan ponsel mereka sejenak untuk melihat WhatsApp

"Kalian dapet dimana KKN?." Tanya Ardan kepada Derian dan Nadira

"Gue gak ikut, mungkin semester depan, sama Bung-Bung, Selfi, and jeihan" Ucap Nadira

"Kalo gue dapet nya di Desa Pagar Bulan Sep, di daerah Lahat." Jawab Derian

"Wah jauh banget dari gue."

"Lo dimana emang?." Tanya Derian sembari mengaduk jus mangga miliknya

"Di Desa Pulak Depari, di daerah OKI timur." Jawab Ardan

"Deket cuk, satu jam lebih lah dari Palembang ke sana keknya kalo gak salah." Ujar Derian

"Kaga seru tapi, gue pengen di lahat sih sebenernya. Tapi ya udahlah."

"Udah terima aja dimana pun, kan kita nanti berbaur juga sama anak jurusan lain dan masyarakat." Kata Nadira kepada kedua sahabatnya yang membalas dengan anggukan kepala setuju

Tidak lama kemudian, Bung-Bung kembali dengan wajah sumringah nya

"Puas?." Tanya Ardan kepada gadis itu yang langsung nyengir kuda

Setelah selesai makan dan ngobrol di cafe itu, mereka semua memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing karena Ardan dan Derian sendiri ingin mempersiapkan perlengkapan KKN mereka yang akan dilaksanakan satu minggu lagi.

***

Dengarkanlah di sepanjang malam aku berdoa

Bersujud dan lalu aku meminta

Semoga kita bersama...

Dengarkan lah di sepanjang malam aku berdoa

Cintaku untukmu selalu terjaga

Dan aku pasti setia...

Suara petikan gitar mengalun merdu dengan suara Ardan yang sedang menyenandungkan lagu "Cinta Sampai Mati" ciptaan band Kangen, pemuda itu melantunkan lagunya sembari meresapi setiap makna yang terkandung didalamnya

Pundaknya ditepuk lembut oleh seorang wanita yang sangat ia sayangi, Nenek Anisa

"Belum tidur, Dan?." Tanya nya kepada Ardan yang langsung menoleh melihat nenek nya itu

Ardan menggelengkan kepalanya, "Dadan belum ngantuk, Nek" katanya sambil terkekeh kecil

"Kamu dapet KKN dimana?."

Ardan meletakkan gitarnya terlebih dahulu, "Desa Pulak Depari nek, di OKI timur." Jawabnya

"Desa yang air nya hitam itu bukan ya?" Ujar nenek sembari menggingat-ingat, setahu nya kakek Ardan dahulu pernah berniaga disana ketika muda

Ardan menggeleng, "Dadan gak tau tuh nek, belum pernah kesana." cowok itu terkekeh sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"kamu hati-hati ya kalau nanti KKN, Jaga diri dan marwah keluarga, jangan sampai kamu merusak nama baik kampus dan keluarga kita. Nenek titip pesan loh sama Dadan." Ingat Nenek Anisa dengan nada cukup tegas kepada cucunya

"Iya, Nenek ku sayang." Ujar Ardan memberikan senyuman manisnya

Nenek memegang pipi kanan Ardan dan mencubitnya gemas, "Cucu satu-satunya nenek yang ganteng dan lucu ini udah mau selesai kuliahnya."

ardan langsung memegang tangan halus yang sudah sedikit keriput itu, "Sakit, Nenek." Protesnya dengan sedikit manja

"Udah malem, tidur gih. Besok nenek bantuin nyiapin apa aja keperluan KKN kamu." Titah Nenek yang hanya diangguki oleh Ardan

"Tapi Dadan belum tau mau bawa apa nek, sama Dadan juga belum ngobrol sama temen satu kelompok Dadan." Ucap Ardan

Nenek mengelus kepala cucunya yang memiliki rambut sedikit tebal tersebut dengan sayang, "Siapin baju Dadan dulu aja, yang lain nanti nyusul aja." Ujar Nenek memberi saran

Ardan mengacungkan jempolnya, "Siap, Nenek ku sayang." Setelah itu Ardan langsung menggandeng neneknya untuk masuk ke dalam rumah karena sudah malam

Ketika sudah masuk kedalam kamarnya, Ardan menerima satu notifikasi pesan dari grup baru yang bernama 'Kelompok 41 KKN Gabungan 2021'

"Kok udah ada grupnya, sejak kapan?" Tanya Ardan bingung, ketika ia melihat tampilan grup itu, Ardan melihat jika ia ditambahkan oleh teman satu kelas jurusannya yang bernama Abhimanyu Arshaka Mahatama atau kerap disapa nya Abhi

"Ternyata Abhi." Kekeh Ardan

Ardan melihat grup itu dan beberapa pesan muncul dari grup yang baru saja dibuat oleh Abhi tersebut

——————————————————————————

Kelompok 41 KKN Gabungan 2028

Wina Nanika

✅Assalamualaikum semua, Salam kenal🙏🏻

✅Aku Wina Nanika dari FKIP Kewarganegaraan, Salken yah☺️

Dahlia Khairunisa

✅Haloo, Kenalin aku Dahlia biasa dipanggil Lia

dari FKIP Kewarganegaraan jugakk🙌🏻

✅Bukan Lia nya Dilan ya Btw, Dilan nya

blm muncul nich🤣

Abhi AET'21

✅Hai Wina, Lia. Aku Abhimanyu biasa dipanggil Abhi

dari jurusan Agroekoteknologi kelas Palembang😀

Dahlia Khairunisa

✅Haiii Abhii☺️

Lalisaaa

✅Haloo, Kenalin aku lalisa manohara dari Prodi Tekper

kelas Palembang. Salken semua🙌🏻

Wina Nanika

✅Aku dapet chat dari ibu Dea, katanya kita nanti bakal

digabung sama kelompok 6 yang juga KKN di desa PD

ini, tapi aku blm chat mereka sih😂

Abhi AET'21

✅Oke Wina, nanti kita buat aja grup gabungan sama klmpk

sebelah

✅Oh iya kpn kira-kira bisa zoom/meet guys?😄

Me

Kalo Meet kyknya gak mungkin Bhi,

zoom paling bisanya wkwk🤣

Dahlia Khairunisa

✅Iya kayaknya gak mungkin

✅Kalian ad yg blm UAS jg kan?

Me

Aku sama Abhi udah wkwk

Dahlia Khairunisa

✅Aku sama mba Wina blm🤧

Wina Nanika

✅Bsk malem bisa semua kan zoom?

Lalisaaa

✅Aku sama Bella bisa mlm bsk😊

Abhi AET'21

✅Yaudah bsk aja, biar lebih cepet kenalnya xixi

Dahlia Khairunisa

✅Iy sblm zoom sm ibuk🤣

——————————————————————————

Ardan meletakkan ponselnya keatas nakas di dekat tempat tidurnya, ia mengambil charger handphone nya lalu mencolokkannya ke stop kontak lalu membiarkan baterai handphone nya terisi dengan penuh sembari ia melelapkan matanya malam hari ini

Sebelum matanya tertidur dengan sempurna, ingatan tentang Jeihan singgah di pikirannya, cewek dengan tinggi yang sama dengannya dan memiliki wajah yang sangat cantik itu sudah hampir dua tahun ini ia cintai dalam diam. Dan bulan lalu Ardan ingin mengajaknya pacaran namun gadis itu mengatakan jika ia dan Ardan berteman saja lebih baik.

Dan pada hari ini setelah Bunga mengatakan jika Jeihan baru saja jadian, Ardan merasa sedikit perasaan sesak di dadanya, mengapa cewek itu harus memilih cowok lain. Tidak ikhlas rasanya jika seperti ini, padahal ia selama ini selalu memberikan perhatian yang lebih kepada Jeihan layaknya seperti sahabat bahkan lebih seperti sahabat.

"Ah anjeng." Umpatnya, Sial air mata keluar dari sudut mata pemuda itu dengan lancangnya

Ardan benci hal ini, ia tidak ingin menangis untuk hal yang tidak seharusnya ia tangisi. Mengharapkan Jeihan kembali adalah hal bodoh, maka dari itulah ia harus melupakan bagaimana pun caranya

"Gue pasti bisa lupain perasaan gue ke dia, gue harus move on. Tapi gimana harus temenan terus sama dia kalo udah kayak gini, njeng." Keluhnya kepada dirinya sendiri

Ardan menutup wajahnya dengan bantal, ia ingin tidur dan tidak ingin memikirkan Jeihan lagi. "Bodo lah sana."

Memang kita sebagai seorang manusia, boleh berharap akan sesuatu. Namun Tuhan memiliki takdir terbaik dan terindah, Ibaratkan seorang manusia mengginginkan bunga mawar padahal mawar itu dapat melukai dirinya sendiri apabila digenggam nya dengan erat. Kita bisa saja menyukai sesuatu padahal sesuatu itu tidak baik untuk kita. Selanjutnya boleh jadi kita tidak menyukai sesuatu padahal menurut Allah SWT sesuatu itu baik untuk kita. Takdir Tuhan adalah yang paling utama daripada kehendak manusia itu sendiri.

*****

Sementara itu, dari lokasi yang berbeda, ada seorang gadis yang tengah berbaring di kamar kost nya yang berada di lantai 3. Gadis berambut sebatas bahu itu sedari tadi sedang menelpon seseorang dengan marah-marah tidak jelas. Sesekali gadis itu terduduk dan kemudian berbaring kembali.

Karena sudah terlalu kesal, gadis itu akhirnya mematikan sambungan telepon, dan tak lupa ia memblokir nomor cowok yang membuat dirinya kesal tersebut.

"Si bangsat rupanya macarin gue cuma buat manasin mantan. Emang dasar cowok edan." Gerutu nya, kemudian ia menghapus semua foto dirinya dengan cowok itu yang masih ada di galeri.

Ppkn Akt 2026

Deri Aprilian:

📄Daftar mahasiswa KKN Unsri 2028

Silahkan dibukaa

Septa Yoga:

Thx supirr🙏🏻

Gadis itu bernama Dahlia Khairunisa, usianya 20 tahun. Memiliki wajah yang Ayu dengan kulit kuning langsat khas gadis Jawa. Ia kerap disapa Lia atau Khai oleh teman-temannya, Lia sedang berkuliah semester 5 di Universitas Sriwijaya. Ia membuka file daftar mahasiswa KKN yang baru saja dikirim teman satu jurusannya, mengecek namanya kira-kira ada di kelompok mana.

Kelompok : 41

Lokasi : Pulak Depari (B)

DPL : Dr. Dea Nadira, M.Sc

Nama-nama mahasiswa dan jurusan:

1.Yusuf Ramadhan : FKIP Pendidikan Kewarganegaraan

2. Wina Nanika : FKIP Pendidikan Kewarganegaraan

3. Dahlia Khairunisa : FKIP Pendidikan Kewarganegaraan

4. Adil Muhammad Arshadilla : Ilmu Tanah

5. Juliana Tantilova : Ilmu Tanah

6. Fatihah Anastasya : Ilmu Tanah

7. Lalisa Manohara : Peternakan

8. Bella Karunia Adilla : Peternakan

9. Ardan Septian Maharana : Agroekoteknologi

10. Abhimanyu Arshaka Mahatama : Agroekoteknologi

"Yusuf tuh bukannya anak kelas Palembang ya?," Lia bergumam seraya mengingat.

"Ah iya anak Palembang, pernah lomba debat Pancasila kemarin."

Incoming call:

Abahkuu😗

"Halo bah, Assalamualaikum." Ucap Lia setelah telepon tersambung.

"Waalaikumussalaam warahmatullah, Nduk. gimana kuliah mu?" Tanya pria paruh baya di seberang sana.

"Alhamdulilah bah, bentar lagi Lia berangkat KKN." Jawab Lia sembari memainkan buku yang tadi dibacanya.

"Di desa mana, Nduk?."

"Pulak Depari bah, daerah OKI timur kalau gak salah."

Abah Lia diam sejenak, "OKI timur, itu daerah yang airnya hitam gambut itu kan?. Hati-hati aja, daerah timur itu." Abah mengingatkan.

"Gak tau juga bah, insya Allah nanti Lia bisa jaga diri, bah. Mohon doa nya aja." Kata Lia.

"Iya abah selalu doakan, Yasudah Nduk, Sudah malam. Kamu istirahat ya." Ucap Abah, Lia mengangguk dan tersenyum.

"Iya bah, Lia tutup. assalamualaikum."

"Waalaikumussalaam" Balas Abah.

Lia menutup telepon dan meletakkan handphone itu diatas nakas. Kemudian beranjak untuk pergi ke kamar mandi dan memakai skincare rutin. Setelah itu, Lia membuat ig Story terlebih dahulu mengenai karma yang bisa didapat oleh orang yang menipu. Ini sebenarnya ditujukan agar si mantan bangsat tersindir.

"Gue sumpahin lo dapet karma!." Ucap Lia kesal sembari menunjuk foto cowok yang bernama Daniel Arfan itu.

Daniel adalah anak Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Lia dan cowok itu pacaran ketika mereka baru awal-awal semester 5 kemarin, mereka sering berpacaran di danau Universitas dan terkadang makan seblak di dekat taman Pendidikan. Sampai akhirnya malam ini Daniel berkata jika dia ingin putus karena sang mantan minta balikan.

Daniel Sayang❣️:

P

Aku mau kita putus, mantanku mau minta balik

Lia:

Babi!

*****