Kumpulan cerita Horor yang di ambil dari kisah nyata

Kumpulan cerita Horor yang di ambil dari kisah nyata

Wulan Axl

0

KETUKAN LIMA KALI

Perkenalkan nama ku Liza disni aku akan menceritakan kisah horor yang aku alami sendiri, aku akan menceritakan kisah sahabatku yang meninggal dunia karna tenggelam. Yang mebuat kisah ini menegangkan karna proses pencarian jasad sahabatku ini dengan cara yang berbeda, karna banyak sekali petunjuk yang datang melalui mimpi.


Aku tinggal di sebuah daerah yang jauh yaitu papua, aku memiliki tiga sahabat yang dari kecil kami selalu bermain bersama,. Sahabatku bernama Rita, Rio, dan Dafa. Rumah kami saling berdekatan sehingga kami setiap hari selalu bersama sama, dari sebelum sekolah sampai kami lulus SMA kami berempat selalu bersama. Setiap harinya kami berempat selalu pergi ke sekolah bersama, sepulang sekolah kami bermain sampai sore hari dan apabila hari libur telah tiba kami berempat biasa menghasikan waktu seharian untuk bermain,. 


Karna tempat tinggal ku di daerah perkampungan yang asri aku dan ketiga sahabat ku selalu bermain menghabiskan waktu dengan alam di tanah kelahiran ku papua, kami biasa beramain petak umpet,memancing sampai mandi di sungai,. Sungai di daerah ku masih sangat bersih airnya jernih, sejuk dan dingin, Suasana di kampung ku sangat bisa menghipnotis wisatawan yang datang berkunjung karna keindahan alamnya yang sudah tidak bisa di ragukan lagi,.


Suatu hari kami berempat berencana akan memancing ikan di sungai yang sangat terkenal luas, arusnya tenang, airnya jernih dan suasana yang asri, di sungai tersebut banyak sekali ikan dan apabila kita beruntung pengunjung yg datang ke sungai itu bisa melihat burung bangau sedang menangkap ikan di sungai. Ketika hari yang di sepakatin untuk memancing telah tiba, tiba tiba Dafa mengirim pesan melalui WA grup yang anggotanya kami berempat.


‘’( gaes sorry ya hari ini aku gak bisa gabung buat mancing, soalnya ibu ku larang aku keluar rumah hari ini)”


Rio pun membalas WA grup dari Dafa “(ok daf)”


Rita pun ikut membalas WA grup dengan candaan ‘’( ok daf, jangan lupa jaga kesehatan biar cepet sembuh, kalo kamu gak jaga kesehatan bisa bisa kamu meninggoi kan gak seru klo kamu mati kita mancing Cuma bertiga)” Rita mengirim pesan dengan emot ketawa.

Kami bertiga tidak mempermasalahkan Dafa karna di hari H membatalkan janjinya untuk pergi memancing karna memang saat itu kondisi Dafa baru pulang dari RS karna harus di opname akibat terkena malaria.

Akhirnya pukul 10 pagi kami bertiga Aku, Rita dan Rio memutuskan untuk berangkat ke sungai, jarak dari rumah ke sungai tidak memerlukan waktu yang lama hanya lima belas menit dari rumah dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan ke sungai kami habiskan dengan candaan dan tawa. Sesampai di sungai kami mencari tempat yang teduh untuk memuali memancing.

Hari ini agak berbeda dari hari biasanya, biasanya setelah kami melampar pancing kesungai tanpa harus menunggu lama umpan yang kami lempar sudah berhasil menangkap ikan, tp hari ini sudah pukul setengah empat sore belum ada satu ekor ikan pun yang berhasil kami tangkap, padahal di sungai ini banyak sekali ikannya. Sampai akhirnya Rita menyerah karna kelelahan.

“ gaes aku istirahat dulu ya, laper banget ni aku mau makan dlu.” Kata Rita sambil bangkit dari tempat duduknya menuju tenda yang kita buat seadaanya untuk menaruh bekal yang kita bawa dari Rumah.


Aku pun menjawab Rita “ayok aku juga sudah lapar sekali.”


“ayok Rio kamu jg sekalian makan nanti kita lanjut lagi mancingnya” timpal Rita mengajak Rio untuk beristirahat. 


Namun Rio lebih memilih melanjutkan memancing “kalian duluan saja, aku masih asik ni”


Pada Akhirnya Aku dan Rita memutuskan untuk makan berdua, ketika kami sedang asik makan bekal yang kami bawa dari rumah sambil bercanda tiba tiba aku merasakan ada tangan yang mengelus elus kepala ku, sontak aku pun kaget dan menoleh kebelakan dan akupun terkejut karna yang mengelus kepala ku adalah Dafa.


“Dafa sialan kau bikin kaget saja” kata ku


Dafa tertawa melihat aku kaget “wih enak bener lagi makan di pinggir sungai, pasti sudah bnyak dapat ikan ini”



“Ikan dari hongkong, liat tu ember masih kosong dari tadi kita mancing belum ada dapat apa apa” jawab ku karna masih kesal karna terkejut Dafa datang tiba tiba mengelus kepala ku.


Rita pun bertanya ke pada Dafa “loh Fa katanya tadi gak di kasik keluar sma ibu mu?”



“Ia ni aku bosen di rumah sendiri, tadi ibu pergi ke kebun jadinya aku susul deh kalian kesini” jawab Dafa.


Dafa memang hanya tinggal berdua saja dengan ibunya, Dafa anak tunggal dan ayahnya sudah meninggal dunia sejak Dafa duduk di kelas 6 SD.


Rio yang melihat Dafa datang akhirnya memutuskan untuk bergabung bersama kami, karna kebetulan Rio juga sudah lelah memancing cukup lama tapi belum ada satu ekor pun yang berhasil di tangkap.


“Capek sekali aku memancing tumben sekali sudah berjam jam lepas umpan belum ada satu ekor pun yang di dapat” kata Rio sambil kesal


“Ayok kamu makan aja dulu yo biar ada tenaga lagi buat mincing” timpal Rita.


“ ia ni aku juga mau makan, habis makan kita main yang lain yuk. Kita buat rakit dari batang pohon pisang” ajak Rio kepada kami.



Setelah selesai makan dan beristiraht sebentar kami berempat pun langsung menebang pohon pisang untung di ambil batangnya membuat rakit,. 

Setah rakit pun jadi kami langsung bermain bersama,.

Rakit yang kita buat segera kita bawa ke sungai,kami bermain lompat lompatan dari rakit terjun ke sungai,. Aku dan Rio bertugas memegang rakit agar tidak goyang, kemudian Rita dan Dafa di atas rakit siap bergiliran untuk melompat, setelah Rita dan Dafa melompat giliran Aku dan Rio yang melompat sedangkan Dafa dan Rita memegang rakit,. 


“ satu,,, dua,,, Tiga,,,”

 Rita berhitung dan terus melompat ke sungai sungai sambil tertawa,. Dan sekrang giliran Dafa yang melompat, Dafa pun berhitung sama seperti Rita. Setelah hitungan ke tiga Dafa melompat ke sungai, setelah Dafa melompat tapi dia tidak muncul ke permukaan air..

“Dafa ayok capet naik aku dan Liza juga ingin melompat sekarang giliran kami,” Kata Rio memanggil Dafa.


Aku pun juga menimpali “ Dafa ayok nanti keburu magrib”


Beberpa menit telah berlalu yang awalnya kami bertiga biasa saja lama lama rasa panik mulai muncul karna Dafa tidak muncul juga dari dalam air. Dengan segara Aku, Rio Dan Rita segera meyelam mencari Dafa,. Sebenarnya sungai tempat kita bermain tidak dalam hanya setinggi dada kami yang tidak mungkin membuat Dafa tenggelam,. Setalah kami menyelam mencari Dafa tapi tidak di temukan. Pada Akhirnya Azan magrib pun terdengar kami memutuskan untuk pulang dan mencari bantuan ke kampung,. Aku dan Rita menuju ke rumah Dafa untuk memberi Tahu ibunya Dafa sedangkan Rio menuju rumah kepala Desa untuk meminta bantuan untuk mencari Dafa di sungai.


Sesampai kami di depan rumah Dafa di depan pintu pagar sudah ada ibu Asih yaitu Ibu Dafa dengan wajah yang sangat cemas, begitu ibu Asih melihat kedatang ku dan Rita beliu langsung berlari menghampiri kami,.


“Liza, Rita kalian ada melihat Dafa nak ? Dafa tidak ada di rumah padahal dia belum sembuh betul”. 

Pertanya ibu Asih tidak bisa ku jawab, melihat kepanikannya aku langsung menangis tidak bisa menceritakan apa yang yg terjadi,. Melihat ku dan Rita menangis ibu Asih menangkap firat buruk tentang anaknya, beliau ikut menangis dan badannya pun mulai melemas dan akhirnya jatuh pingsan,. 

Aku dan Rita yang panik melihat ibu Asih pingsang, kami berteriak minta tolong agar ada tetangga yang membantu kami, kebetulan disaat itu Pak Sumar yang kebetulan rumahnya berada di samping rumah Dafa keluar mendengar teriakan aku dan Rita,.

“Astaga ada apa ini nak ? ibu asih knpa ?” 

Kata pak Sumar sambil mengangkat bu asih masuk ke dalam rumah..

Setelah bu Asih di baringkan di sofa ruang tamu rumah kemudian Rita menceritakan semua yang terjadi di sungai sambil menangis,.


Setelah mendengarkan cerita dari Rita pak sumar dan beberapa warga lainnya bergegas kembali ke sungai untuk mencari Dafa, tidak lupa aku dan Rita pun ikut kembali ke sungai sedangkan ibu Asih di temani oleh istri dan anak gadis pak Sumar,.


Sesampainya kami di sungai disna sudah ada Rio, Bapak kepala desa dan warga yamg lain untuk ikut membantu pencarian Dafa, di sungai ramai sekali warga untuk mencari Dafa,. Jam sudah menunjukan pukul 9 Malam, aku,Rita, Rio dan semua warga masih mencari Dafa di sungai. Pada akhirnya bapak kepala Desa meminta Aku, Rita dan Rio untuk pulang karna kondisinya kami bertiga masih dalam keadaan basah kuyup. Kami pun pulang di antar dengan beberapa warga dan pencarian Dafa tetap terus di lanjutkan,.


Sesampainya aku di rumah di depan teras rumah ku sudah terlihat Ayah dan Ibu Ku mondar mandir khawatir karna sudah malam aku belum pulang, dan betapa terkejutnya mereka melihat ku pulang dengan keadaan basah kuyup,.


“Apa yg terjadi pak ?” Tanya ayah ku pada bapak bapak yang mengantar ku pulang.


“Sebaiknya Liza di suru istirahat dlu pak, nanti bisa masuk angin” jawab salah satu bapak bapak itu.


Ibu ku langsung merangkulku megajak aku masuk ke dalam rumah untuk ganti baju dan beristirahat, sedangkan ayah ku berbicara dengan warga yang mengantar aku pulang,.


Didalam kamar aku hanya menangis mengingat bagaimna keadaan Dafa,. Tiba tiba pintu kamar ku di ketuk, Ayah dan ibu ku masuk ke dalam kamar ku dan duduk di samping ranjang ku,.


“yang sabar nak, kita doakan Dafa supaya Dafa bisa cepat di temukan dengan keadaan selamat” . kata ibu ku sambil memeluk ku

“Ayah sudah minta bantuan teman ayah di Barsarnas untuk mencari Dafa Nak, besok pagi pagi sekali merka akan mulai pencariannya” sambung ayah ku sambil mengelus kepala ku,.


Ayah dan Ibu ku seorang Tenaga Medis, tidak jarang pula mereka mengikuti kegiatan sosial untuk membantu masyarakat. 


Pagi pun telah tiba pencarian Dafa sudah di mulai sejak Pukul 7 pagi, dari tim barsarnas, polisi dan tentara ikut serta dalam pencarian Dafa, tidak luput seluruh warga juga ikut dalam pencarian,.


Pukul sudah menunjukan jam 9 malam, belum ada tanda tanda di temukannya Dafa, kepanikan semakin menjadi karna kemungkinan harapan Dafa untuk di temukan dalam keadaan hidup sangat kecil..


Aku dan Rita tidak henti hentinya menangis, kami selalu berdoa agar Dafa segera di temukan dengan keadaan selamat.


Pencairan sudah masuk di hari ke dua, tanda tanda Dafa di temukan pun belum ada. Ibu ku melarang ku ke sungai untuk mencari Dafa karna memang keadaan ku yang sudah mulai kurang sehat karna kelelahan,.


Pada saat di kamar aku sedang tertelap tidur karna habis minum obat, aku pun bermimpi.

Di dalam mimpi ku aku mendengar suara ketukan pintu sebanyak lima kali.

“Tok,.. Tok,.. Tok,. Tok,.. Tok,..”

Kemudian hening beberapa saat dan terdengar lagi ketukan pintu yang sama sebanyak lima kali,.


Lima hari sudah berlalu pencarian Dafa terus di lakukan, dan mimpi ketukan pintu pun masih terus terulang. Yang anehnya setiap aku bermimpi keadaan mimpi yang aku alami selalu sama.. Mulai dari tempat samapi jam dinding yang berada dalam mimpi ku sama,.


Pada hari kelima saat aku bermimpi yang sama di dalam mimpi aku beranikan diri untuk melihat ke jendela untuk memastikan siapa yang mengetuk pintu setiap hari,. Dan betapa terkejutnya aku di ketika membuka tirai jendela ku dan mengintip kearah pintu yang di ketuk,. Di depan pintu sudah berdiri dengan kaku sosok Dafa yang mengetuk pintu dengan tatapan kosong,.


Di dalam mimpi aku memanggali nama Dafa sambil menangis, sayup sayup aku mendengar Dafa berkata

“Tolong bantal ku”,.


Aku pun terjaga karna ibu ku membangunkan ku karna harus pergi ke Kampus, sudah beberapa hari ini aku bolos kuliah karna memikirkan keadaan Dafa dan selain itu juga memang keadaan ku yang kurang sehat,.


Sesampainya aku di kampus aku langsung masuk ke kelas dan di sana sudah ada Rio dan Rita duduk sambil bercerita,. Aku pun langsung bergabung dengan mereka..


Sambil menunggu dosen ku datang aku mencerikan mimpu yang aku alami selama lima hari berturut turut ini kepas Rio dan Rita.. dan betapa terkejutnya mereka karna mimpi yang aku ceritakan kepada mereka sama persis yang mereka alami selama ini juga,.

 Rita dan Rio mengalami mimpi yang sama persis dengan ku selama lima hari ini, dan sama seperti ku juga pada mimpi yang ke lima mereka berdua memberanikan diri untuk melihat siapa yang mengutuk pintu sebanyak lima kali itu.. betapa terkejutnya mereka sosok yang mengetuk pintu adalah Dafa dan apa yang di ucapkan pun sama “ Tolong bantal Ku”


Kami pun sepakat setalah selesai mata kuliah terkhir akan ke rumah Dafa untuk menceritakan mimpi kami kepada ibu Asih..


Sesampainya kami di rumah ibu Asih kami langsung di peluk oleh ibu Asih karna memang kami berempat sudah seperti saudara sendiri. Didlam pelukan bu Asih aku Rio dan Rita menangis sejadi jadinya sampai suara tangisan kami terdengar oleh tetangga sekitar. Tetangga yang mendengar suara tangisan kami dating untuk menenangkan kami,.


Setelah keadaan sudah mulai kondusif kami bertiga menceritakn mimpi yang kami alami ke pada ibu Asih,setalah mendengarkan cerita kami bu Asih berlari menuju kamar Dafa untuk mengambil bantal kesayangan Dafa,.


Bu Asih meminta kami untuk pergi kesungai untuk membantu pencarian Dafa sedangkan beliu di temanin pak Sumar pergi membawa bantal Dafa ke rumah Mbah Sinin,.


Di Kampung ku Mbah Sinin memang terkenal orang yang mempuyai ilmu berkomunikasi dengan dunia lain sehingga itu bu Asih meminta bantuan kepada mbah Sinin untuk mengartikan mimpi yang Aku, Rita dan Rio Alami..


Singkat cerita aku dan ke dua sahabatku sudah berda di sungai kami berdoa bersama agar dafa bisa di temukan, Pukul sudah menunjukan jam 5 Sore ketika aku dan Rita ingin kembali pulang tiba tiba bu Asih dating sambil membawa bantal milik Dafa.


“Katakan Dimana tempat anak ku tenggelam terkhir kalinya”

Teriak bu Asih kepada Rio sambil mendorong dorong tubuh Rio

Pak Sumar berusaha menenagkan bu Asih,

“bu tenang dulu, biar saya saja yang menjelaskannya”

Bu asih pun menyerah kan bantal milik Dafa ke pak sumar, sedangkan bu asih di bawa ke posko untuk menenangkan diri,.


“Begini Nak, tadi mbah Sinin meminta bantal Dafa Di letakan di tempat terakhir Dafa tenggelam”

Kata pak sumar memyampaikan pesan Mbak Sinin..


Akhirnya Rio dan pak Sumar berjalan menuju sungai dimana tempat terakhir kali Dafa melompat dari rakit. Begitu sampai di tempat tujuan pak sumar meletakan bantal milik Dafa di atas air,. ]


Betapa terkerjutnya warga yang melihat begitu bantal di letakan di atas air bantal tersebut langsung tenggelam seperti tersedot ke dalam air,. Setelah bantal itu tenggelam muncul gelembung gelumbung dari dalam air,.


Rio, pak Sumar dan beberpa warga yang ada di dalam sungai melai menyingkir karna gelembung yang keluar dari dalam sungai mulai banyak, dan tiba tiba jasad Dafa berlahan lahan muncul ke permukaan sungai..


Betapa terkejutnya kami dan para warga yang menyaksikan hal tersebut, jasad Dafa muncul dengan keadaan utuh dan tidak berbau padahal sudah berada lima hari di dalam air sungai..


Akhirnya Jasad Dafa di evakuasi dan di bawa ke rumah duka untuk di semayamkan, Akhirnya Dafa bisa di semayamkan dengan layak dan beristirahat dengan tenang,.