Saat Jarum Jam menunjukan tepat jam empat sore, Nania segera membereskan barang barangnya komputer juga sudah di tutupnya, sekilas ponsel di atas meja di ambil lalu di masukan ke tote bagnya. Mekupnya yang sudah luntur karena di bersihkan ketika waktu sholat Asar tadi , dia tambahkan dengan menggunakan foundation dan di alasi sedikit bedak. Lipstick yang berwarna pink di oles ke bibirnya, menambahkan cahaya pada wajah yang kelihatan sedikit pucat tadi , pucat bukan karena sakit tetapi disebabkan kurang mekup.
Setelah selesai, Dia bangun dan menyambar tas lalu keluar dari ruang kerjanya itu.
“Okay guys saya mau pulang dulu ya”
Nania sambil melambaikan tangannya ke sesama rekan kerjanya yang masih duduk di kursi kerjanya masing masing. Tidak ada balasan, hanya beberapa orang rekan kerja sejabatan Brand yang melambaikan tangannya.
Senyum manis menghias wajah Nania mengiringi langkah kakinya menuju parkiran. Ya, Hari ini dia akan di lamar oleh kekasihnya, Tuah.Tuah tidak memberi tahunya secara langsung. Hanya secara kebetulan saja beberapa hari lalu , Maya dengan ketidak sengajaannya melihat Tuah sedang memilah milih cincin bersama ibu dia. Yang menurut Maya, dia yakin sekali cincin yang sedang di pilih Tuah tersebut adalah untuk Nania, Karena di sepanjang mereka memilih cincin, ibu Tuah samasekali tidak mencoba cincin tersebut. Bukankah itu maknanya cincin tersebut buat wanita lain ? Dan wanita itu tentunya ya Nania , Soalnya hanya Nania wanita lain di dalam hidup Tuah Selain beliau ibunya.
Sangkaan Maya itu benar terbukti karena pagi tadi Tuah menghubunginya dan memintanya untuk bertemu sore ini setelah pulang kerja.
Ya, sebab itulah hari ini Nania pulang lebih cepat. Dia yakin Tuah akan melamarnya.
Sebetulnya berat untuk memenuhi permintaan Tuah itu, Sedangkan dua minggu ini mereka sangat sibuk menjadwalka Bisnis perusahaan yang Baru di mulai oleh Tim mereka, Setelah bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang berpusat di Singapore, Sudah beberapa hari ini mereka over time, dan bergadang bersama sama Tim nya di kantor sampai tengah malam untuk mendesain brand logo terbaru , Slogan dan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Dan bulan depan akan di adakan pameran pertama.
Dengan pemilik baru perusahaan ini dan mereka harus memamerkan rancangan mereka untuk brand perusahaan pertama mereka.Terlalu sibuk dan sangat tertekan karena bukan mudah untuk merancang kembali sebuah Bisnis brand, Yang sudah hampir punah karena kelengahan dalam pengurusan sebelumnya. Nania yang asalnya hanya staff di bagian bidang pemasaran dan sekarang ia sudah di angkat. Jabatan ke bagian Brand dan di lantik sebagai Menejer, mendapat jabatan ini setelah perusahaan ini di ambil alih dan bukan hanya Nania yang di pindahkan kebagian ini.Tetapi Ada juga beberapa staff lain ,Yang dari bagian pemasaran dan bagian penjualan juga di pindahkan. Kebagian Branding. Perusahaan tidak mau mengambil staff Baru untuk mengisi jabatan di bagian Brand yang kosong. Karena untuk menghindari pemborosan supaya bisa menghemat pengeluara, Dan perusahaan memberi waktu tiga bulan kepada mereka untuk merancang strategi Brand Baru dengan menggunakan segala pengalaman dan keahlian mereka sewaktu bekerja di bagian pemasaran dan bagian penjualan.
Sangat melelahkan hingga waktu dia untuk bersama Tuah juga semakin berkurang, Sudah lama juga mereka nggak pernah keluar biarpun sekedar hanya keluar makan bersama. Karena kesibukan Nania, Tapi Nania tidak menyangka Tuah akan bikin keputusan seperti ini untuk melamarnya.
Sambil menghidupkan mesin Mobil, Bibir Nania masih tidak lekang dengan senyuman, Menghayalkan betapa romantisnya Tuah saat melamarnya nanti.
Nania melangkah masuk kedalam restoran yang sudah di pesan Tuah untuk pertemuannya malam ini . Dari pintu masuk dia sudah melihat punggung Tuah , Nania juga mempercepat langkah kakinya untuk ke arah pacarnya. Takut juga kalau Tuah sudah menunggunya lama .
“Haii…” Nania menyapa lalau melabuhkan punggungnya duduk di depan Tuah
“sudah lama nunggu? “. Tanya Nania lagi sambil membetulkan duduknya.
“Baru aja.”
Tuah menjawab dengan singkat dan nada suaranya juga tidak seperti biasanya terkesan dingin dan jauh.
Menjalani hubungan dengan Tuah dari Zaman persekolahan SD, Jadi Nania faham semuanya. Namun dia tidak mau terlalu memikirkan, mungkin juga Tuah gugup mau melamar fikirannya.
“Maaf tadi saya pulang dulu ke rumah, soalnya gak nyaman juga kalau datang masih memakai baju kantor “. Nania mencoba menjelaskan kepada Tuah biarpun raut di wajah Tuah tersirat tidak ingin mendengar.
“Tidak apa .”
Lagi lagi cuman jawaban singkat yang di lontarkan Tuah
Nania niatnya mau melanjutkan bicaranya . Tapi kedatangan pelayan restoran yang membawa buku menu membatalkan niatannya.
“ Pesan dulu “.Kata Tuah sambil membuka buku daftar menu di tangannya .
Nania pun manut. Merasa heran tapi dia masih mencoba berprasangka baik padanya, Mungkin ini hanya untuk prank yang sudah di rancang oleh Tuah untuk jalan melamarnya.
Nania memesan stick sapi mana Kala Tuah hanya memesan air mineral saja.
“Kenapa Tuah nggak makan ?” Tanya Nania
“Saya sudah Kenyang .”
“Ooh..” Nania hanya bisa tersenyum
‘Mungkin dia nervous mau propose aku ‘ . Gumamnya Di dalam hati.
“Tuah… Saya mau minta maaf karena beberapa bulan ini saya sangat sibuk, sampai sampai tidak ada waktu untuk kita bersama, Tuah tahu kan perusahaan…”
“Nania..” Tuah memotong pembicaraan Nania “ Saya Faham “. Jawabnya
Nania mengukir senyum manis di bibirnya, lega karena Tuah mengertikan situasi, Kalau nanti pembentangan Brand perusahaan yang dimana tempat dia bekerja, jika sudah di terima oleh bos Baru, Dia akan menebus semua waktunya untuk bersama dengan Tuah, mengingat umur mereka hampir menginjak ke angka tiga,membuat Nania mengingat untuk mengikat hubungan mereka kejenjang yang lebih serius.
Akhirnya makanan yang sudah di pesan Nania datang ke meja, Tidak ada obrolan ringan dari mereka, pria itu terlihat sangat sibuk mengutak atik ponselnya yang terlihat Dari jemarinya yang tidak ada jeda untuk berhenti mengetik layar
“Tuah, lagi sibuk ?Apa masih ada banyak lagi kerjaan ?” Tanya Nania apabila melihat Tuah tidak mengangkat mukanya samasekali.
“Kamu , makan aja dulu , Saya Ada sesuatu yang mau di bicarakan sama kamu. “ Tuah akhirnya meletakan ponselnya di tepi.
Sedangkan Nania hanya tersenyum dan mengangguk walau tidak di pungkiri, Debaran di dadanya benar benar tidak bisa di kendalikan sudah seperti drums yang di tabuh . Di Satu sisi , dia sangat merasa bahagia karena kemungkinan Tuah akan melamarnya. Tapi di Satu sisi lain dia merasa tida enak hati. Ya Tuah yang berada di depannya sekarang , tidaklah sama dengan Tuah yang sudah Duabelas tahun di kenalnya hingga saat ini. Duabelas tahun ! Bukanlah waktu yang singkat mengenal pria yang berada di depannya sekarang. Cara Tuah untuk mengedip mata pun Nania sudah faham apalagi soal raut wajah dan perubahan sikap seperti sekarang ini.Telah separo menghabiskan stik sapinya Nania mendorong piring nya ketengah.
“Mengapa nggak di habiskan” Tanya Tuah.
“Hilang sudah selera mau makan sendiri,apalah kata kamu yang suapin aku”. Nania memperlihatkan manjanya yang seringnya nggak pernah gagal untuk meluluhkan hati Tuah.
“Kalau memang sudah tidak ada selera untuk makan, Lebih baik tidak usah di lanjutkan lagi makannya”.
Senyuman yan menghiasi di wajah Nania tiba tiba mulai memudar. Ada rasa perih yang menggores hatinya dikala mendengar ucapan yang keluar dari mulut Tuah barusan. Hampir saja banjir bandang menguasai matanya karena selama ini Tuah gak pernah bersikap sedemikian padanya.
Hening seketika menemani mereka. Nania dengan raut wajah yang bingung mencermati Tuah.
Dan Tuah yang nampak beberapa kali menarik nafasnya lalu menghebuskannya.
“Nania…” Dengan suara berat Tuah.
“Saya tahu apa yang akan saya beri tahu nantinya mungkin akan membuat kamu kaget”.
Nania tersenyum. Permulaan dari kata kata Tuah yang keluar dari mulutnya meneguhkan keyakinan bahwa pria itu mau melamarnya. Ya tentu saja Nania akan terkejut kalau ianya akan menerima lamaran dari Tuah yang secara tiba tiba ini.
“Saya siapa mendengarkan apapun kata kata yang keluar dari mulut kamu” Nania dengan rasa senang memantapkan ucapannya.
Dan lagi lagi Tuah menarik nafasnya.
“Nania…. Aku mau kita akhiri hubungan kita ini.”
Senyuman yang sejak tadi teruntai di bibir Nania pelan pelan menghilang. Tapi ia masih mencoba untuk mempositifkan fikirannya, Nggak mungkin kan Tuah dengan semudah ini mengakhiri hubungannya yang sudah terjalin selama belasan tahun . Mungkin ini trik Tuah untuk membuat aku bersedih sebelum dia meluahkan kata kata untuk melamar ku .
“Kamu … lagi bercanda kan ?” Suara Nania sedikit bergetar. Ya,walaupun mencoba berfikir positif. Tetapi rasa tidak terima itu juga Ada. Dia mencintai Tuah, Cintanya yang tulus sepenuh hati. Karena hanya pria itu yang mamapu bertahta di hatinya sejak duabelas tahun yang lalu.
Tuah menggelengkan kepalanya “Saya sedang tidak bercanda dengan siapapun. Saya memang serius mau mengakhiri hubungan kita sekarang.”
“Tapi… tapi… kamu kan mau…melamar saya.” Dengan suara terbata bata Nania masih mampu menahan air matanya yang sudah menggenang di kelopak mata untuk tidak berguguran.
Mengernyit kening Tuah “ Siapa yang Bilang?”
Bagaikan di hujam Bom nuklir yang memporak porandakan palestina menerjang hati Nania dan kemudian meruntuhkan tubuhnya. Betul betul dengan pertanyaan Tuah membuat harga dirinya hancur berkeping keping, yang kemudian melebur menjadi debu lalu hilang di terjang angin topan.
Mengerti lah dia dengan suara dan seraut wajah dingin yang di perlihatkan Tuah malam ini. Pria ini memang tidak sedang bersandiwara , dia betul betul mau mengakhiri hubungan bersamanya.
“Terus cincin itu untuk siapa?” Tanya Nania biarpun kenyataannya pahit, dia sekedar ingin tahu siapa perempuan yang mampu mengalihkan hati Tuah dan berpaling darinya.
“Dari mana kamu bisa tau soal cincin itu ?”
Nania tersenyum sinis “Jadi benerkan kamu Ada beli cincin . Buat siapa ?”
Tuah mematung lumayan lama bibir dan lidahnya kelu seolah olah dia mencoba mengatakan sesuatu namun. Yang terdengar hanya alunan musik yang pelan yang terpasang di dalam restoran tersebut.
“Siapa dia.... ?” Nania mengulangi pertanyaannya.
“Naura . Pilihan Umi.”
“Why?” Suara Nania persis bergumam nyaris tidak terdengar. Sekuat dan setegar apapun hatinya, dia tetap terluka dengan perpisahannya yang mendadak. . Fikirannya jangka belasan tahun sudah cukup mampu meneguhkan hati mereka di dalam hubungan ini, Tapi dia salah arti. Tuah mampu membuang dirinya dan dengan mudah menerima perempuan lain dengan pilihan umi dia.
“Umi gak suka sama wanita yang terlalu sibuk dengan karir. Umi ingin saya menikah dengan wanita yang memfokuskan dirinya pada keluarga. Kamu terlalu sibuk dan fokus sama karir kamu. Sampai sampai kita tidak punya waktu langsung untuk merangkai hubungan kita kedepannya. Saya sudah berumur tigapuluh tahun Nania saya ingin membina rumah tangga . Mau sampai kapan kita menjalani hubungan yang tidak ada tujuan ini?”
“Hubungan yang tidak ada tujuan ?” Nania tersenyum sumbang. “Duabelas tahun… kenapa Baru sekarang kamu anggap hubungan kita ini tidak ada tujuan ?”
Mereka Terdiam
“Dirimu nggak pernah mengatakan sama saya soal pernikahan. Dan sekarang dirimu menyalahkan saya kalau saya ini terlalu sibuk dengan karir? Atau memang kamu tidak pernah ada niat untuk menjadikan saya ini istri kamu. Karena Umi kamu tidak merestui hubungan kita kan.”
“Jangan pernah ikut campurkan umi di dalam masalah kita.”
“ Kamu yang ngomong kan kalau kamu mau bertunangan dengan perempuan pilihan Umi. Kalau memang umi bisa menrima saya, kenapa dia tidak menyuruh kamu untuk masuk melamar saya ? Dan dia juga bukan tidak tau soal hubungan kita ini dan kenapa juga dia harus mencarikan perempuan lain untuk kamu ?”
Tuah menghembuskan nafas kasar.
“ Sikap kamu yang membuat Umi enggak suka sama kamu. Dan kamu sedikitpun tidak berusaha apa apa biar Umi suka sama kamu. “
Nania menatap Tuah dengan raut wajah yang tidak percaya . Kenapa ini semua di putar balikan seakan semua kesalahan ada pada dirinya ? Kalau dia tidak berusaha ? Ya, mungkin hanya setan yang boleh percaya. Dia sudah melakukan berbagai macam Cara untuk melakukan bagaimana mengambil hati Uminya Tuah, Tapi semua itu tidak ada yang berhasil, Uminya Tuah jelas jelas menunjukan bahwa dirinya tidak menyukai Nania. Namun dia tidak ambil hati soal itu karena cintanya kepada Tuah di atas segalanya . Dia sangat yakin . Seiring dengan berjalannya waktu ,dia akan berhasil menaklukan hati Uminya Tuah. Tapi sangat di sayang kan dia salah . Dia bukan salah menilai hati Uminya Tuah ,tapi dia salah karena dia terlalu yakin dengan cintanya Tuah.
“Dan kamu pernah enggak berusaha supaya Umi menyukai saya ? Bunda kamu sendiri yang gak bisa terima saya ? Yang saya lihat, setiap kali kamu bawa saya untuk bertemu dengan dia, dia sendiri nggak pernah sedikit saja bisa beramah sama saya. Saya yang berulang ulang menyapa dia ,mencoba untuk ngobrol dengan dia. Jadi sekarang yang kamu lontarkan tuduhan itu ke saya apakah adil untuk saya yang gak pernah berusaha?”
“Sudahlah nania, saya mengajak kamu bertemu bukan untuk bertengkar.
Saya hanya….” Tuah memberi jeda “ Mau putuskan hubungan kita. Setelah ini jangan pernah untuk menghubungi aku lagi.”
Nania melihat tuah dengan mata sayu penuh dengan genangan air mata yang akan tumpah. Dia perempuan. Dia juga sama mempunyai hati dan perasaan. Dia akan terluka kalau di sakiti jadi jangan salahkan kalau dia juga bisa menangis.
“Thank you for the wonderful twelve year saya. Saya mendoakan kamu semoga bahagia bersama dengan wanita pilihan umi kamu, dan semoga kamu mendapat ganjaran syurga sebab kamu sudah menjadi anak yang soleh.”
Tak sepatah kata pun yang keluar dari mulut tuah. Pria itu bangun lalu pergi meninggalkan nania yang melangkah bersama tatapan nanar. Ketika pria itu melangkah ke pintu seorang perempuan menghampirinya dan merangkul tangannya lalu melirik sekilas ke arah nania dengan senyuman yang**** entah . Senyum julid mungkin karena sudah berhasil menaklukkan pria yang sudah duabelas tahun merajut cinta dengannya.
Nania tersenyum miris.
Jadi itulah perempuan pilihan Umi kamu. Tidak beda jauh dengannya. Dan juga gak jauh lebih cantik dari dirinya. Biasa saja. Kalau hanya setakad rupa seperti itu. Di pasar loak banyak boleh beli timbang kilo. Dari sisi jahat nania mulai menyumpahi wanita yang dia tidak tau siapa namanya.
Tangannya mengepal kuat. Duabelas tahun sia sia. Andai saja dia tahu dari awal akan begini akhir kisah cintanya dia dengan tuah , tentunya dia yang akan memutuskan hubungan mereka terlebih dulu agar rasanya tidak sesakit ini. Sakit karena merasa di bodohi dan di permainkan selama bertahun tahun . Hatinya hancur berkeping keping.
Tidak sedikit kenangan yang mereka lalui bersama. Tapi tuah dengan begitu mudahnya memutuskan hubungan mereka.Nania bangkit. Dengan langkah gontai meninggalkan restoran dengan menuju ketempat parkiran.Lama dia berdiri dengan kedua dua tangannya di sisi dan pandangan yang kosong ke arah mobil yang di parkirkan tepat di sebelah mobilnya.
Dengan sekuat dia meyakinkan hatinya kalau Tuah bukanlah tercipta untuk nya, tetapi tetap perlakuan manis tuah dan kenangan indah ketika mereka bersamanya hadir datang memporak porandakan suasana hatinya.
Kenapa rasanya sesakit ini Tuhan ?
Nania menyadarkan tubuhnya ke mobil dengan satu tangan di labuhkan tepat di dadanya. Merasakan detakan jantungnya tidak normal semenjak tuah melontarkan kata perpisahan.
Sedih, jengkel, marah, benci semua menjadi satu semakin membuat dia benci terhadap dirinya sendiri. Benci karena terlalu setia di dalam hubungan ini. Bukan tidak ada pria yang mencoba untuk mendekatinya semasa waktu kuliah dulu ,namun kesetiaannya kepada tuah untuk menolak semua ajakan perkenalan yang datang.
Bodoh nania ! Kamu benar benar bodoh !
“Aaarrrgggghhhhh….”Nania berteriak kencang dan bergema memenuhi seisi ruangan parkiran bawah tanah yang sepi .
Tanpa dia menyadari ada seseorang yang memperhatikannya dari dalam mobil yang terparkir tepat di sebrang mobilnya .
“Tak berguna kau tuah !!!!!! Aku benci kamu ! Aku sumpahin kamu mandul. Aku sumpahin kau cepat mati.
Aku sumpahin kamu biar gak memiliki keturunan sampai kamu keliang Lahat !!!!” Nania marah marah sambil dia menatap sinis ke mobilnya ,menganggap mobil itu adalah tuah .
“Saya mau lihat,sejauh mana sih baiknya perempuan yang ibu kamu pilih. Kayanya kurang lebih sifatnya seperti ibu kamu enggak? Huh bagus lah tuh ,kamu bisa hidup dengan dua wanita yang memiliki sama sama sifatnya. Lihat saja sekuat apa kamu bisa bertahan. Jangan kau datang kepadaku untuk memohon , menangis, dan berlutut di hadapan aku untuk meminta kembali supaya mau balikan bersama aku. Sorry tidak ada waktu dan gak mau layan lagi !!! Pergi ke neraka saja kau tanpa hisab, karena sudah menyia nyiakan dan menyakiti perempuan yang baik,setia dan bermartabat seperti aku ini huuft !!” Ban mobil dia tendang dan mobil Mitsubishi Mirage putih miliknya itu di dorong dorong , biarpun mobil itu tidak bergerak langsung akibat dorongannya.
Setelah dia lega dan plong habis, berteriak,mencaci dan menyumpahi dia melompat lompat sambil membobat mabitkan tas nya ke mobilnya menggambarkan mobil yang tidak berdosa itu adalah tuah.
Tuntas menumpahkan rasa amarah dan jengkel ,dia meredakan dengan menarik dan menghembuskan nafas dengan di iringi gerakan tangannya . Sebelum jongkok mengutip barang barangnya yang berserakan keluar dari tas nya sewaktu di banting bantingkannya ke mobil tadi. Sambil mengutip dia menarik ingus dengan lelehan air mata. Terasa Apes sekali hidupnya. Dengan masalah pekerjaan yang belum selesai kini ada lagi masalah beban perasaan perpisahan dengan pacarnya .
“Makkk….” Dia berteriak memanggil Maknya di kampung .
Beres mengutip semua barangnya dia masuk ke dalam mobil lalu menghidupkan mesin dan meluncurkan mobilnya untuk keluar dari kawasan parkiran.
Aaron yang semenjak tadi berada di dalam mobil ,menurunkan kaca mobil. Secarik kartu nama berwarna merah hati yang berada di petak parkiran mobil gadis tadi menarik perhatiannya, pintu mobil di buka lalu kakinya yang memakai sepatu ternama dari A Diciannoveventitre berjalan menuju ke arah benda yang menarik perhatiannya tadi. Pelan dia membungkuk lalu mengambil cad ID tersebut.
“Hanania Kamelia binti Ismail”. Dia membaca kartu nama tersebut.
“Brand Manager of Stillvol .” Dia tersenyum mengingat aksi gadis itu barusan yang melompat lompat dan memobat mabitkan tasnya ke arah mobil seperti orang gila , tapi di waktu yang sama terlihat sedikit lucu terutama waktu dia meniupkan rambutnya yang menjuntai kedepan sesudah amukannya.
“Nania..” dan lagi lagi dia bergumam nama itu.
Bersambung.....