"Hay berhenti! Tunggu aku" teriak seorang gadis cantik bernama Arsyifa sambil terus berlari mengejar kereta yang sudah mulai berjalan.
Erlangga yang masih berdiri di pintu kereta segera mengulurkan tanggannya ketika mendengar teriakan seorang gadis.
"Ayo cepat!" Pinta Erlangga membuat Arshifa segera mempercepat larinya sambil mengulurkan tangan untuk menggapai tangan Erlangga hingga akhirnya ia berhasil.
Bruk...bunyi dua orang yang terjatuh di dalam kereta. Siapa lagi kalau bukan Erlangga dan Arshifa yang ditolongnya tadi, entah karena menarik tangan si gadis tadi yang terlalu kuat atau karena laju kereta api yang mulai melaju dengan cepat sehingga membuat mereka terjatuh dengan posisi bibir Erlangga mencium bibir Arshifa. Beberapa saat mereka terdiam nampak saling mengagumi satu sama lain.
"Masyaallah, tampan sekali lelaki ini. Bawa Shifa ke penghulu om" batin Shifa bergejolak karena terpesona oleh Erlangga.
"Cantik, bibirnya juga manis" Erlangga mengagumi Arshifa
hingga akhirnya kesadaran menguasai Arshifa lalu ia segera berdiri dari tubuh Erlangga.
"Aaaaa...." Teriak arshifa
"Berisik" kata Erlangga sambil berusaha berdiri dengan mengelus elus pinggang belakangnya yg terasa sakit.
"Dasar om-om mesum, pedofil, nggak kenal kok main sosor saja." Geram Arshifa menatap tajam Erlangga yang sudah berdiri di depannya
"Dasar gadis gila, sudah di tolong bukannya terimakasih" ujar Erlangga lalu pergi meninggalkan Arshifa.
"First kiss gue. Ayah bunda maafin Shifa, bibir Shifa sudah tidak perawan. Hiks..hiks" ucap Arshifa terisak.
"Dasar gadis Barbar, gadis gila sudah di tolong malah arah-marah, untungnya cantik." gerutu Erlangga sambil mencari tempat duduknya. Setelah menemukannya dia segera duduk.
"Dasar, om-om mesum, sok ganteng, awas saja nanti kalau ketemu lagi aku kebiri." Gerutu Arshifa sambil mencari tempat duduknya dengan berjalan pelan untuk menjaga jarak dengan pria yang di depannya.
Braak.. Arshifa yang masih mencari tempat duduk tidak sengaja terjatuh kesamping karena bertabrakan dengan emak-emak berbadan besar, sehingga membuatnya terduduk di pangkuan seorang pria yang dengan reflek memegang pinggang Arshifa.
"Aaaaa....." teriak Arshifa, karena kaget
"Ini bukan hutan, jangan teriak-teriak." Kata erlangga dengan muka datar. Ya ternyata pria itu adalah Erlangga.
"Kamu...Aaaa......" Arshifa kembali berteriak
Sehingga membuat beberapa penumpang lainnya kaget.
"Woy, kalau mau pacaran jangan dikereta, tidak tau malu." Tegur emak-emak yang merasa terganggu dengan teriakan Azalea
" Dasar anak zaman sekarang, pacaran gak tau tempat." Gerutu bapak-bapak berbaju batik
"Kasihan orangtuanya, pasti malu mempunyai anak gadis seperti itu." Ucap penumpang laiinnya.
"Mau sampai kapan kau mau duduk dipangkuanku?" Tanya erlangga tetap dengan muka datar tanpa ekspresi.
Arshifa, yang masih syok mendengar hujatan tentang dirinya barusan langsung berdiri setelah mendengar suara Arkana.
"Maaf." Ucap Arshifa sambil membungkukkan sedikit badan ke penumpang lainnya dan segera duduk di kursi depan Arshifa
"Ini semua gara gara om om mesum ini dan emak-emak Hulk tadi aku jadi apes seperti ini. Bunda maafin Arshifa mungkin ini karma karena nggak nurut sama bunda ." Kata Arshifa dalam hati
"Tidak usah mengumpat, ini minum." Ucap Erlangga sambil menyodorkan air mineral dalam botol yang masih tersegel.
"Jangan sok baik, aku tau itu hanya modus yang biasa di lakukan oleh, om om mesum sepertimu. Kamu memberikan air minum biar aku tertidur, jika nanti aku sudah tertidur pasti kamu akan menculikku, lalu meminta tebusan kepada orangtuaku dan kalau orangtuaku tidak bisa menebus, kamu akan menjualku ke para lelaki hidung belang. Maaf mengecewakanmu, karena aku tidak sebodoh yang kamu kira, perlu kamu tahu aku ini juara 1 tae kwondo sekecamatan dan kamu segeralah bertobat atau nanti aku sendiri yang akan menghajarmu" Jawab Arshifa panjang kali lebar sambil menatap tajam Erlangga. Sedangkan Erlanga hanya kagum dengan kata-kata yang di lontarkan Arshifa hanya dengan satu tarikan nafas.
"Dasar anak kecil." Ujar Erlangga sambil menyentil kening Arshifa
" Hei, aku bukan anak kecil. Aku sudah dewasa, usiaku 18 tahun." Arshifa tak terima di katai anak kecil
"Minum atau diamlah aku mau tidur, jangan berisik." Erlannga melemparkan minumannya ke pangkuan Arshifa yang berada di depannya lalu memejamkan mata dengan tangan disilangkan di depan dada.