Help Me

Help Me

_Xsirius

5

'Saya bingung harus memulainya dari mana, terlalu rumit untuk di sampaikan melalui kata dan kalimat. Oh bukan! Hanya saja saya yang terlalu takut dan tertekan sehingga setiap kalimat seakan mengambang begitu saja. Saya butuh sanggahan dan cahaya, tetapi tidak ada. Saya sudah lelah ingin bersandar tetapi tidak ada saya terlalu takut dengan tembok yang ada di sisi lorong jalan ini. Sampai kapan saya akan seperti ini. Di keramaian saya merasa sendiri! Siapun itu tolong saya, berikan saya sedikit cahaya hidup mu atau berbagi, berikan saya warna setidaknya satu warna saja' ~ Najmus Saaqib


'Kamu bilang butuh pertolongan, nyatanya banyak tembok di setiap langka tapi kamu abaikan. Itu karena ketakutan berlebih, percayalah setiap tembok itu kuat meskipun ada retak setidaknya masih sanggup untuk menjadi sandaran walau sesaat. Bagaimana kamu akan bertemu cahaya jika kamu tidak pernah membuka mata, kamu menutup mata berjalan di tengah lorong memeluk diri sendiri mengabaikan tembok di sisi jalan! Jangan mencari kambing hitam atas ketakutan ini, cobalah buka mata lihat tembok kokoh memiliki warna cerah menunggu untuk di sandarkan. Setelah itu lihat baik-baik kedepan sebuah pintu siap di buka dan cahaya siap menunggu di balik pintu itu. Dan saya harap itu adalah diri saya' ~ Syamsi wa zakaha.

Ketika dua insan di pertemukan dengan takdir, karena takdir yang sudah tertera dari Allah. Sekalipun mereka mengelak dan berlari, akan ada selalu cara membuat mereka kembali tertarik. 

Luka yang ada pada setiap insan terkadang memang sangat membekas, mempengaruhi kelanjutan hidup mereka. Menjadi seseorang dapat menutup diri dari dunia, membatasi diri dari manusia. Bahkan merasa tidak pantas akan adanya dirinya di antara segerombol manusia, akhirnya menarik diri menjauh.

Mereka membutuhkan bantuan sangat menginginkan seseorang datang, hadir menarik keluar dari lingkaran tiada akhir. Akan tetapi saat datang seseorang mengulurkan tangan, justru mereka menarik tangan kembali. Bukan karena rafu atau apapun itu, alasan nya satu. Takut akan rasa sakit, mereka sudah tidak sanggup merasakan sakit itu lagi.

Terkadang dalam gelap malam, doa di langitkan dengan harapan. Datangkan saja satu manusia untuk menemani di sisiku, membersamai setiap langkah ku dan mampu membuat diri percaya hidup bukan hanya luka. Tapi di balik luka ada bahagia yang akan menyambut, meskipun tidak tau kapan tapi suatu saat pasti akan datang.

Mereka mengasingi diri menangisi diri, membutuhkan tangan-tangan kokoh merangkul. Mereka juga percaya bahwa di dunia bukan hanya mereka yang tersakiti, tapi banyak orang dengan luka lebih dari yang di rasa. Tapi sadar akan diri tidak sekiat itu, dari itu datangkan tangan ku untuk meraihnya.

Mungkin terdengar klise, seseorang terluka karena kehidupan. Tapi percayalah, orang-orang yang bertahan hingga saat ini meskipun sudah lelah dan muak akan dunia ini. Patut di apresiasi, karena mereka lah orang hebat sesungguhnya. Menanti pelangi di tengah angin badai, berdiri sendiri saat terjatuh karena kepercayaan terhadap sesama manuska telah hilang.

Memang benar hidup ini harus ada luka dan sedih, agar ada bahagia dan damai. Karena bahagia tercipta dari duka, duka tercipta dari bahagia. Mengimbangi perasaan manusia, tapi jika berlebih porsi derita di dapat akan menjadikan manusia menjadi rapuh.

Tolong, siapapun itu jika saat datang nanti ingin mengulurkan tangan. Meskipun tangan akan di tepis terus lah raih, karena menepis bukan dari kesungguhan hati. Melainkan adanya keraguan, pada dasarnya hait rapuh ini butuh pertolongan.