Gelora Cinta Pria Miskin

Gelora Cinta Pria Miskin

arafah_25

0

"Zain.... Bangun nak sudah subuh. Ayo segera sholat setelah itu bantu bapakmu menyiapkan gerobak" ucap ibu sambil membangunkan Zain yang masih terlilit selimutnya.

"Hooaaammmmm iya Bu"

Dalam rumah 1 petak yang dikontrak pak di daerah Bandung. Pak Muhsin memiliki 5 orang anak. 2 diantaranya sudah menikah dan berkeluarga masing-masing.

Siti anak pertama yang kini sudah menikah dengan Yugo dan bekerja di pabrik plastik. Zaki anak kedua yang bekerja sebagai tukang tambal ban yang menikah dengan Endang. Zain adalah anak ketiga yang baru saja lulus SMA. Rumi anak ke empat yang kini kelas 1 SMP dan Risa anak terakhir yang kini kelas 2 SD.

Kehidupan yang pas pasan membuat Zain terpaksa tidak berkuliah karena tidak memiliki biaya.

Pak Muhsin hanya seorang tukang bubur ayam dan Bu zaroh hanya ibu rumah tangga.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari saja kadang kurang apalagi untuk kuliah. Zain pernah melamar bekerja di pabrik di Jakarta, namun karena ketiadaan biaya Zain tidak bisa membayar tes masuk pabrik tersebut.

Akhirnya hari-hari Zain kini hanya membantu sang ayah berjualan bubur ayam.

Pukul 5 tepat, waktunya Zain dan sang ayah berangkat. Mereka biasa mangkal di depan kantor perusahaan milik keluarga Bagaskara.

Karena karyawan yang banyak sehingga membuat bubur ayah Zain laris setiap pagi nya.

Zain membantu menghantarkan pesanan dan mencuci piring bekas pelanggan nya.

Semua dilalui Zain tanpa ada rasa malu sedikitpun.

Tak jarang juga ia berpapasan dengan teman SMA nya yang akan berangkat kuliah.

"Pak sepertinya bubur kita sudah habis, Zain akan mencuci beberapa centong dulu nanti baru kita pulang" ucap Zain.

"Kamu pulang duluan ya membawa gerobak, bapak mau ke tukang beras" jawab bapak.

Setelah semua siap bapak dan Zain berjalan pulang ke rumah.

Tampak ibu yang sedang menjemur baju didepan rumah mereka.

"Assalamualaikum Bu" ucap Zain.

"Waalaikum salam nak, bapakmu mana?" Jawab ibu.

"Bapak sedang membeli beras dulu Bu" ucap Zain.

Bergegas Zain masuk untuk melanjutkan pekerjaannya.

Selain membantu bapak berjualan, Zain juga menjual jasa nya untuk menge sol sepatu yang rusak.

"Alhamdulillah pak, kita bisa makan ya hari ini" ucap ibu.

Jika dilihat dagangan bapak memang laris, namun keuntungan nya tidak seberapa. Belum lagi untuk membayar sisa hutang ketika dulu menebus ijazah Zain. Dan juga membayar uang kontrakan yang relatif mahal.

Tak jarang keluarga itu hanya makan dengan lauk seadanya.

Disisi lain Ayumi dibangunkan oleh beberapa pelayan nya untuk pergi sekolah. Hari ini adalah jadwal nya melaksanakan ujian sekolah karena Ayumi kini kelas 3 SMA.

"Bangun non, sudah siang ini" ucap salah satu pelayan Ayumi.

Ayumi memang hidup dengan mewah, bahkan dia memiliki pelayanan khusus untuk mendandani nya ketika akan berangkat ke sekolah. Belum lagi supir dan bodyguard peribadi yang setia menemani diparkiran sekolahnya.

"Bisa gaksih gausah bangunin dulu heran deh sama kalian semua" ucap Ayumi sambil marah-marah.

Dia terbiasa melakukan semua hal dengan dibantu para pelayan dan pembantu nya.

Ayumi juga adalah Putri tunggal dari keluarga Bagaskara, pemilik perusahaan besar yang bergerak dibidang obat herbal.

Ayumi sama sekali tidak pernah merasakan hidup susah, bahkan saat ulang tahun ke 17 nya ayah dan ibu nya menghadiahi Ayumi sebuah mobil sport terbaru yang tentunya harga nya milyaran.

"Papih sama mamih udah berangkat ke kantor??" Tanya Ayumi sambil didandani perias pribadi nya.

"Sudah non, tadi berangkat subuh-subuh katanya ada meeting dengan beberapa investor" jawab pelayan.

"Meeting meeting sampe sintinggg!!! Anaknya boro-boro pernah ditanya. Kayanya kalo gue mati seminggu kemudian juga mereka baru ngeliat jasad gue" cetus Ayumi dengan nada kesal.

Ayumi memang sangat kurang kasih sayang, hidupnya hanya dihabiskan untuk bersenang-senang dan menghambur kan uang.

Itu dilakukan Ayumi karena dia sangat kesepian, hal ini juga karena kurangnya kasih sayang dari papih mamih nya.

"Udah belom sih, gue mau sekolah bukan mau jadi pengantin. Dandanin nya biasa aja!!" Ucap Ayumi.

"Maaf non, ini karena blush-on nya kurang terlihat jadi saya timpa lagi" jawab pelayan.

"Tampolin aja semua ke muka gue!! Heran deh kenapa sih pagi ini orang-orang pada nyebelin semua. Dah deh gue mau cabut" ucap Ayumi sambil menarik tas nya.

Zayn tengah sibuk menyelesaikan pekerjaan nya, hingga ibu datang menghampiri zain.

"Kamu sudah sarapan nak?" Ucap ibu.

"Belum bu, nanti saja kalau siang" jawab Zain.

"Lohh kok kamu begitu, bukan nya tadi makan bubur sekalian" ucap ibu.

"Tidak Bu nanti kalau Zain makan, nanti yang harusnya bisa dijual malah masuk perut Zain." Ucap Zain.

Ibu hanya merasa terisak melihat putra nya begitu memahami keadaan nya. Zain tidak pernah menuntut apapun, dia selalu mensyukuri apa yang ada.

Siang itu Zain disuruh untuk menjemput adiknya Rumi di sekolah nya. Zain langsung bergegas dengan menggunakan sepeda nya.

Zain melewati sebuah internasional school dan berhenti didepan nya. Betapa megah bangunan sekolah itu.

"Pasti yang sekolah disini anak-anak orang kaya semua" gumam Zain dalam hati nya.

Sekolah Rumi berasa 100 meter dari sekolah internasional tersebut. Keadaan jalan yang terik membuat Zain memilih menunggu di samping halte busway di depan internasional school.

BRUGHHHHHH !!!!!

Sebuah benda menimpa kepalanya, Zain meringis kesakitan karena tertimpa benda itu. Ketika dia lihat ternyata itu adalah tas milik Ayumi.

Melihat ke arah gerbang samping ternyata Ayumi dan teman-teman nya sedang memanjat pagar berusaha untuk bolos sekolah.

"Heyy hati-hati ini tinggi loh nanti kamu bisa jatuh" tegur Zain.

Para gadis itu tidak mendengarkan dan langsung melompat.

Ayumi berhasil melompat dulu dan diikuti Salsa.

GUBRAKKKKK!!!!!

Ayumi dan salsa telah berhasil lompat dari pagar sekolah nya. Tersisa Sisca yang masih berada di balik pagar.

Satpam melihat ulah mereka, belum sempat Sisca ikut melompat satpam telah meraih tas nya dan langsung membawa ke sekolah, karena ketakutan Ayumi dan salsa reflek menaiki sepeda Zain yang tengah terparkir. Beberapa satpam akhirnya mengejar Ayumi dan Sisca yang kabur dengan menggunakan sepeda Zain.

Zain yang masih meringis kesakitan menyadari sepeda nya dibawa 2 gadis yang sedang bolos sekolah itu.

"Heyyy berhenti!!!! Itu sepeda ku!!!" Teriak Zain sambil mengejar 2 gadis itu.

Ketiga nya terlibat kejar-kejaran di jalan raya.

Salah satu petugas satpol PP melihat kejadian itu. Karena melihat pakaian Zain yang amat kumuh hingga membuat satpol PP mengira Zain akan menjambret Ayumi dan Sisca yang masih mengayuh sepeda milik Zain.

"Heyyy berhenti kamu!! Kamu mau menjabret yah!!" Teriak petugas satpol PP.

"Tidak pak, mereka yang mencuri sepeda saya" ucap Zain sambil terus berlari.

"Jangan bohong kamu berhenti sekarang juga!!!" Ucap petugas satpol PP.

Zain ketakutan dan berlari sangat cepat hingga menyalip Ayumi dan Sisca.

Petugas satpol PP terus mengejar namun tertinggal cukup jauh. Saking takutnya Zain sampai menyalip Ayumi dan Sisca tanpa menghiraukan sepeda nya.

"Ehhh ini sepeda Lo mau kemana woi" teriak Ayumi.

Zain tidak menjawab dan hanya terus berlari.

Petugas satpol PP terus meneriaki jambrettt pada Zain hingga para warga ikut mengejar.

Zain tentu saja panik dan berlari sekencang mungkin untuk mengindari warga.

Dibelakang terlihat satpam dengan pakaian seperti polisi yang ikut mengejar hingga membuat warga panik karena takut dikira main hakim sendiri dan akan masuk penjara.

Setelah menyalip Ayumi dan Sisca mereka berdua merasa kebingungan karena bukanya merebut sepeda nya dia malah berlari melalui 2 gadis itu.

Akhirnya kini giliran Ayumi dan Sisca yang mengejar Zain.

"Heyy berhenti ini sepeda Lo woiii mau kemana Lo?????" Teriak Ayumi.

Zain sangat ketakutan karena jika dia tertangkap pasti tidak ada warga yang mendengar jawaban Zain dan pasti akan diamuk warga.

Satpam, petugas satpol PP, warga, Ayumi dan Zaki terlibat kejar-kejaran yang tidak jelas.

Satpam mengejar Ayumi dan Sisca karena bolos sekolah, tapi petugas satpol PP dan warga malah mengira Zain ingin merampok Ayumi dan Sisca karena melihat bajunya kumuh dan robek. Zain yang awalnya mengejar Ayumi kini berlari sangat cepat hingga menyalip Ayumi. Kini bukan nya Zain yang mengejar Ayumi malah Ayumi yang mengejar Zain. Warga juga merasa dikejar-kejar satpam sekolah yang berpenampilan seperti polisi.

Ayumi dan Sisca terus mengejar Zain hingga masuk ke gang-gang sempit.

Masuk ke ruas-ruas gang tikus yang sangat sempit. Hingga berhenti di tepi sungai.

"Lo gimana sih kok sepeda Lo malah ditinggalin" ucap Ayumi.

"Saya takut dikira jambret tadi saya dikejar satpol PP" ucap Zain sambil ngos-ngosan.

"Hahh mana jambret??? Tolong ada jambrettt tolonggg!!!!!!!" Teriak Sisca.

Warga yang mendengar teriakan Sisca kini berlari ke arah Zain.

"Bukan Sisca Lo bego banget sihh ahh dia bukan jambret" ucap Ayumi.

"Ohh kirain"

Namun warga terlanjur mendengar teriakan Sisca dan menemukan Zain.

"Nahhh mau kemana lagi kamu" ucap petugas satpol PP.

"Ampun pak, saya bukan jambret suerrr deh, mereka yang mengambil sepeda saya" ucap Zain sambil ketakutan.

"Mana mungkin saya tidak percaya, lihat pakaian kamu saja yang kumuh pasti kamu akan menjambret 2 gadis ini kan" ucap petugas satpol PP.

Zain langsung berlari "heyyy tunggu " ucap Ayumi.

Ayumi mengejar Zain dan akhirnya kedua nya berhasil bersembunyi di bawah jembatan sungai.