Jemari Luellla meremas tepian buku di tangannya erat-erat. Tidak lama setelahnya dia menaruh buku itu ke atas bantal dengan kasar. Dia yang kesal juga ikut membanting diri ke kasur. Dia benar-benar kesal setelah membaca buku itu sampai habis. Benar-benar terlalu drama dan tidak masuk akal. Ya, ya, dirinya juga yang tidak masuk akal karena membaca buku ini. Tapi, dia tentu saja bisa berdalih kalau semua ini karena rekomendasi Amanda. Sahabatnya itu bilang untuk membaca buku romansa demi menarik perhatian Jason, gebetannya di sekolah. Namun, apa sih yang bisa diharapkan dari buku romansa yang terlalu berlebihan ini?
Pemeran utama pria terlalu sempurna dan mencintai pacarnya sampai membabi buta. Lalu, penyakit budak cinta ini juga menular pada pria-pria lain di buku ini. Mereka benar-benar hilang akal. Penulisnya sih yang tidak waras, bisa-bisanya mendramatisasi cerita sampai seperti ini. Bisa bertahan hidup dan keluar tanpa cacat setelah masuk jurang, ini luar biasa *&^%$##*&^. Luella berdeham pelan, luar biasa konyol maksudnya.
Lalu yang terkonyol dari semua hal adalah nama tokoh utama perempuan yang tangguhnya melebihi Superman sama dengan miliknya, Luella. Kebetulan menyebalkan yang membuatnya jadi ingat alasan Amanda memaksanya membaca buku ini bukan karena soal belajar cara pedekate, tetapi hanya mengerjainya saja. Semacam, kamu yang pintar itu jadi bodoh saat di dalam buku. Cih, padahal sifat dirinya dan Luella dalam buku sangat bertolak belakang. Okelah, Luella itu tangguh, gigih, pemberani dan dibekali kualitas untuk menjadi pemeran utama. Selain itu, juga sangat baik dan kebaikannya itu kebangetan sampai jadi sedikit bodoh. Salah satu hal yang membuatnya sebal sepanjang cerita. Sudah berulang kali ditipu, tetapi tetap saja percaya. Benar-benar jenis karakter yang terlalu sempurna hingga rasanya tidak masuk akal.
Kalau dirinya jadi Luella maka dia tidak akan sudi bersusah payah hanya untuk menjadi istri pangeran pujaannya, akan lebih baik dia jadi mengejar kekuasaan dan hidup tenang dengan kekayaan melimpah. setelah itu cowok ganteng pasti datang mengantre, cowok ganteng bukan hanya pangeran, kan?
Tidak ada gunanya juga memaksa menikah dengan pangeran yang punya ibu tiri jahat dan hobi meracuni orang. Kalau kepentingannya untuk happy ending, hey happy ending itu bukan melulu soal pernikahan dan ciuman.
Ah, sudahlah. Toh, ini hanya hiburan di sela-sela jadwal les yang padat. Lagi pula, dia bisa meminta Amanda mencarikan buku yang lain nantinya. Sekarang dia hanya perlu belajar saja karena ujian tengah semester semakin dekat dan dia perlu persiapan untuk masuk universitas idaman. Ketika mendadak merasa ingin buang air kecil, Luella bangun dari posisinya. Dia juga melipat buku bersampul ungu itu dan menaruhnya ranjang begitu saja. Sialnya ketika dia bergerak turun dari ranjang, buku itu tersenggol dan jatuh dalam posisi terbuka. Posisi jatuh yang agak aneh Namun, Luella memilih mengabaikannya dan tidak ingin berlama-lama memikirkan hal tidak penting semacam itu karena dia ingin segera ke kamar mandi untuk menuntaskan urusannya.
Tungkainya melangkah cepat menuju toilet yang berada tidak jauh dari ranjangnya dan masih ada di ruangan yang sama. Jemarinya memutar kenop pintu dan langsung berjalan masuk. Dia bahkan belum sempat menutup pintu ketika kakinya menginjak sesuatu yang licin. Napasnya tersentak keluar ketika tubuhnya oleng dan kehilangan keseimbangan. Pekikan tertahan terdorong keluar dari mulutnya. Tubuhnya kini membentur lantai kamar mandi dan bagian belakang kepalanya berdenyut nyeri.