Dream Crush

Dream Crush

Githarasa

4.7

Kembaliin... kembaliin kacamatanya" teriak Rani gadis kelas 11 semester akhir yang sedari tadi berusaha meraih kacamata nya dari tangan anak kelas atas Clarissa Ayudia bersama Genk ciwi-ciwinya Cinta Athaya dan Violin Ameraksa yang memang sudah terbiasa membuli gadis ini.

"Kalo kita ga mau?, Emang kita peduli"

"Haahahaa" dengan tawa jahat mereka

"Balikin, kalo ga! Gue bakal....."

"Bakal?, Bakal apa? Panggil guru iya? Atau security atau anak kelas lu, ohhh atau pacar lu"

"Eh lupa emang lu punya ya?"

"Hahaha, ga bakal ada yang peduli sama Lo kali... Kecuali sahabat-sahabat Lo yang ga guna itu!"

"Ga guna?, Ga guna apanya maksud lo?" Timpal Ajeng secara tiba-tiba, sembari menyahut kacamata yang sedari tadi belum bisa diraih oleh Rani

"Ck, Lo lagi, Lo lagi, pengganggu hidup orang yang cuma bisa bully di toilet" decak Ajeng jengkel

"Apaan si Lo! selalu ikut campur urusan gue sama Rani" Gertak Clarissa

"Lo kalo berani jangan main keroyokan, lawan gue sini " sahut Ajeng dengan mengambil kuda-kuda andalannya

"Huh, mentang-mentang anak karate Lo, berani sama kita"

"Untung hari ini gue lagi ga mau adu kekuatan sama Lo, tapi awas aja ya Lo bertiga! Gue ga bakal lepasin kalian gitu aja" ucapan kesal Clarissa, meninggalkan toilet dengan genknya sembari membanting pintu toilet dengan jengkel


                                  * * *

Kebanyakan orang selalu menilai orang dari penampilannya, ya begitulah orang-orang. Dan ini yang sedang dirasakan oleh Kirani Syaputri atau sapaannya Rani siswi SMA Harapan Nusa 2 kelas 11 IPA-2 semester akhir, yang mungkin bulan depan sudah menaiki kelas 12. 

Ia berasal dari keluarga sederhana, lugu, tak banyak bicara dan paling ambis di kelas, tak heran karena kebiasaannya membaca buku, entah buku fiksi maupun non-fiksi sudah lahap dibacanya, anak-anak kerap memanggilnya dengan panggilan kutu buku. Karena itu, kadang Ia berfikir, untuk apa bersosialisasi dengan orang lain karena ujungnya mereka hanya akan mengejeknya, zaman sekarang mana ada orang yang suka dengan gadis berkacamata dan kulit sensitif nya yang berjerawat, membuatnya tak ber-ekspektasi tinggi terhadap tanggapan orang tentangnya.

Harapannya tak banyak " Paling Kelas 12 nanti juga sama dengan kelas-kelas sebelumnya, Pengalaman terburukk" ucap Rani berguman pelan yang sedari tadi berjalan keluar gedung sekolah sambil membawa buku pilajaran IPS ditangannya,

"Rannnn" Teriak panjang Hana sambil berlari cepat kearahnya

"Apa hanaa" Sahut Rani dengan membalikkan tubuhnya kearah sahabatnya itu

"Eh lu tadi bisa ga ujiannya, huhuu kenapa mapel IPS tadi yang keluar kebanyakan sejarah, apes banget mana yang gue pelajarin kemarin malah sedikit yang keluar! kebanyakan sejarah coba ihh!!" gerutu Hana yang membuat Rani tertawa karena renggekkannya, yang entah mengapa membuat humor Rani bangkit

"Kok malah ketawa sih ran, lu suka ya kalo gue apes hari ini" timpal Hana menambah volumenya

"Eh ga kok han, lu tuh lucu makanya gue ketawa" ngelesnya

"Btw Ajeng masih piket ya Han? Kok tumben jam segini belum keluar gedung dari tadi"

"Hmmm iya juga ya, atau gue susul dulu deh, siapa tau lagi kerepotan"

" Gue ikut deh Han"

"Ga usah lu tunggu sini aja ya ran"

"Lahh itu dia yang kita tunggu" ujar Hana dengan menunjuk ke arah Ajeng dari kejauhan yang belum sempat melangkahkan kakinya untuk menyusulnya

"Aduhh maaf banget guys tadi gue ke toilet dulu mules banget soalnya"

"It's okay kok Jeng, yaudah yuk langsung pulang, takut keburu hujan udah mendung banget soalnya nih" sahut Rani sembari menaikkan tasnya yang agak turun dari bahunya


                                 * * *

"Ajeng, Hana nanti gue belok duluan boleh ga? Ga ikut kalian beli buku, soalnya gue ada urusan penting"

"Hmm oh gitu, gapapa kok Ran santai ya ngak jeng?"

"Iya lah santai aja"

"Makasih banyakk"

"Hmm ran.. gue boleh tanya sesuatu ga?"

"Ini soal Clarissa anak kelas 11 IPA-7 itu.. sebenarnya dia ada urusan apa sih sama lu?, kelihatannya sampai benci banget"

"Dari sehabis ujian gue perhatiin, lu juga murung terus"

"Hmmm soal itu ya... Pliss maafin gue"

"Gue belum bisa terbuka ke kalian soal masalah itu, maaf kalo gue bukan sahabat yang baik" ucapnya menyesal seraya menunduk rasa bersalah

"Eh ran gapapa kok kalo lu belum bisa cerita kita gpp, tapi saat lu siap dan lagi punya masalah jangan sungkan buat cerita sana kita ya" yang dibalas anggukan Hana seraya meminta hal yang sama kepada Rani

"Makasih banyak ya kalian udah mau ngertiin gue"

"Iya ran sama-sama" sahut Ajeng sambil tersenyum kearahnya

Sebenarnya ran ada masalah apa sih? Lu sama Clarissa sampai-sampai lu ga bisa cerita sama kita, apa Lo pernah trauma? Atau malah terluka karena dia? Gua masih butuh jawabannya Ran