YANG BERAWAL BENCI TAK SELAMANYA AKAN MEMBENCI
⭐⭐⭐
Hari ini, hari pertama bersekolah setelah libur semesteran. Siang ini sekolah lebih cepat pulang karena adanya rapat para Guru. Langit masih lelah menjatuhkan rintikan air ke permukaan tanah.
Alya Nova Estellaria sedang menatap langit yang meneteskan rintik hujan dengan sendu, semakin lama semakin deras tak kunjung teduh. Gadis bermata coklat itu melamunkan banyak hal, berkat langit yang bersedih ia dapat memakai sweater sepanjang jam sekolah menutupi gores goresan penyalur kesedihan di lengannya. Alya juga tak ingin menggoreskan benda tajam pada tangannya, ia juga takut orang tau dan menganggapnya gila. Tapi hanya itu yang bisa ia lakukan, walau sesudahnya rasa bersalah akan menggerogoti hati karna tak mencintai diri sendiri. Bagaimana bisa Alya mencintai diri sendiri saat orang sekitar terkadang menganggapnya tak berarti.
Hujan, langit selalu ikut bersedih saat suasana hatinya sedang tak baik, seolah ikut menutupi raungan diri dengan derasnya rintikan yang diturunkan.
Orang lihat memang tidak ada kekurangan dari seorang Alya Nova E. Hidup berkecukupan, wajah cantik, sahabat yang selalu ada, otak yang cemerlang, tak ada skandal, keluarga yang utuh. Sempurna bukan? Namun keluarga yang utuh itu seakan mengecualikan Alya, terkadang seperti ada dan tiada. Tak bisa di utarakan jika menyangkut hal sensitif itu.
Kedatangan Stella di sebelahnya membuyarkan lamunannya, "Astagahhh gila aja! sudah sejam kurang 17 menit ni hujan ga teduh teduh, percuma dong pulang cepat kalo ginii" rengek Stella yang tak henti-henti nya mendesah frustasi.
"Eh dasar lebay lo! Kita semua juga pengen pulang kali," sahut Gisel yang menahan diri ingin sekali menoyor kepala Stella.
"Ya habisnya hujannya lebar banget ga cape apa ya ngeluarin air ber ton-ton begini,"
"Aku sih sebenernya ada payung di loker" ucap Alya dengan polosnya membuat mereka membulatkan mata. Tak menyangka seharusnya sudah ada dirumah menghemat waktu, ini malah sahabatnya itu sedang melakukan pemborosan waktu.
"Kenapa ga bilang mulai tadi si lo!! oon ya?" sahut kesel Gisel, "Emang ya sahabat gue gak ada yang normalnya," sambungnya.
"Ye oon bilang orang oon, satu ya mana cukup buat kita bertiga, yang ada bakal tetap kena hujan, lagian payung yang aku punya itu kecil" jawab Alya ikut kesal karna dibilang oon, "Yaudah ayok ah cus".
"kemana lagi elah? masih hujan tau" tanya Gisel menghentakkan kaki dia sudah cape menunggu hujan sudah cukup menunggu Ka Dewa.
"Mau kagak si pulang!! " ujar Alya sudah berjalan jauh di depan.
***
Alya
Lelahnya Alya demi sahabatnya pulang dengan keadaan tak terkena air hujan, dengan baik hatinya Alya bolak balik mengantar para besti nya ke gerbang dan saat gilirannya dia malah ditinggal sendiri.
'ini ni aku yang bantuin ke depan buat pulang, lah aku yang di tinggal sendirian'
Tak hentinya alya mencek mencek. Saat ini langit sore masih mendung gelap tak berwarna seperti dirinya. Tapi yang menyenangkan dari hujan, hujan menenangkan, hujan teman bersedih, dan hujan punya sejuta cara memberinya sebuah peringatan. Sampai tiba tiba...
Sterttttttttttts!!
KOTOR. ROK. SEPATU. SEMUA. fix lebay emang, bukan hanya masalah bajunya yang jadi kotor saja, tapi juga hampir jantungan. Sebuah motor melaju cepat menyemprotkan air jalanan pada Alya yang berdiri di depan halte sekolah.
"Gila aja!!! Siapa sih yang bawa motor? kaga punya mata emang ya" Alya memicingkan mata melihat sepeda motor hitam yang berhenti tak jauh di depannya.
Pria bermotor hitam itu berhenti di bawah rintikan hujan, membuka helmnya. Tampak wajah tampan dengan mata tajam.
Alya yang berlari menghampiri pria itu, " EH KAMU PUNYA MATA DI PAKE DONG".
".... "
" Oh atau kamu punya penyakit rabun dekat ya?"
"BUSET, kaga bisa ngomong ya" sungguh Alya kesal setengah mati dengan pria mengesalkan didepannya itu. Kesabarannya sungguh diuji hari ini.
Mata tajamnya menatap Alya,"Udah? Sorry! ".
'Ha gitu doang?' Alya yang masih cengo hingga tidak sadar si pria bermata tajam sudah pergi dengan kecepatan di atas max mungkin.
"EH RABUNNN! BANCI AMAT LANGSUNG PERGI !! " Teriak Alya marah.
(Saat Alya membersihkan baju pakai tisu, ya kagak bersih bersih banget sih sebenernya).
" NENGG ALYAAA," mang Asep yang ngos-ngosan menghampiri "Aduh..h..h neng mamang cariin mulai tadi, eh nunggu di bawah pohon beringin ternyata."
"Loh loh loh, kok baju neng kotor semua, kaya kecebur di got".
"Au dah, pokoknya ini salah mamangg" ujar Alya cemberut sambil berjalan menuju mobil.
"Kok salah saya sih non gelies?"
Alya yang menghentak hentakkan kakinya, "Mamang kenapa lama sih? harusnya kan dari sejam lalu mamang dateng nya" tanya Alya penasaran.
" Maaf atuh non" ujar mang Asep sambil membukakan pintu mobil nona nya.
"Mamang jemput non Gea dulu, tai mobilnya non Gea mogok, jadi mamang disuruh nyonya nyamperin," jelas mang Asep. "Loh Kak Gea kan udah besar, kalo gak dijemput juga bisa pulang sendiri,"
"Atau gak ya minimal kabarin aku kek, biar aku bisa nebeng atau cari angkot," benar benar hari ini kesabaran Alya sedang diuji.
"Iya atuh non mamang salah, mohon maaf ya non geulis" ucap mang asep merasa bersalah.
" Udah ayok ah!! buruan pulang! " Lagian ini gak salah mamang juga, harusnya mama lebih bijak, emangnya gak inget apa sama anak bungsunya? saat seperti ini lah pikiran liar bercabang akan membuat kepala sakit dan turun kehati.
" Ashiiyappp. Jalan" ucap Asep semangat.
***
Ditempat lain seorang cowok melempar asal tasnya.
Hari pertama saja ia sudah sial. Bagaimana tidak, Dion anak 11 IPS lagi-lagi mencari masalah padanya, malam ini mereka melakukan taruhan jika Mahesa kalah ia harus bersujud mengakui kekalahan dan menjadikan Dion sebagai ketua Raja Wali yang baru. Tentu saja Mahesa tidak akan membiarkan itu terjadi. Belum lagi hari ini ia bertemu gadis menyebalkan yang mengatai cowok terganteng SMA Prismatama rabun. "Awas aja tuh cewek"
"Berani bener ngatain seorang COGAN rabun dekat-_-"
' tapi imut sih' bayang nya kembali mengingat mata coklat yang membulat dan wajah yang memerah menahan amarah.
"AKHH! NGOMONG APA SIH GUE !!"
Mending gue siapin mental buat lihat kekalahan Dion. Tapi tak bisa di bohongi ia kembali teringat gadis bermata coklat tadi terus menerus seperti sudah terkena ramuan sihir, ada sesuatu pada gadis itu yang membuat seorang Mahesa tak bisa menyingkirkannya dari pikiran.
Malam ini diarea balap akan ada sesuatu yang akan mengikat takdir mereka....
bersambung....
Hai,
Terimakasih yang sudah mampir membaca .
Untuk kelanjutannya segera di update , buat kalian jangan lupa tinggalkan jejak
dengan komen dan vote ya❤️ lopyuu