CUM LAUDE

CUM LAUDE

Attar Darnis

0

 Hari ini Ardhan wajib mengikuti rangkaian acara Pesta Mahasiswa Genius yang diadakan oleh pihak kampus. Semacam ospek namun acaranya dilaksanakan secara meriah dan mewah. Acara yang dilaksanakan di dua tempat kampus dan hotel.

Kini Ardhan sudah berada di lobby fakultasnya, ia sedang sarapan roti bersama dengan lima teman angkatannya di Prodi Ilmu Perpustakaan. Ketika sedang asyik sarapan, tiga kakak panitia acara langsung marah dan menampar wajah Aldo, teman Ardhan.

PLAK

PLAK

PLAK

"Lo ngapain disini? Ini bukan piknik di pantai, pakai makan roti, susu, dan minuman segala!!!" bentak salah satu kakak panitia yang saat ini menginjak semester lima.

"Ngapain kakak menampar sahabat kami.. Kami dari rumah belum sempat sarapan, wajar dong kalau kami lapar.." ucap Daniel, sahabat Ardhan.

"Iya Kak, bisa kan bicaranya yang sopan." kata Ardhan menahan amarah.

"Lo berani sama gua, Erlangga Nathan Yudhistira, ketua BEM Universitas Rajawali Erlangga.. Sudah jelas kalau ada peraturan dilarang makan!!! Kalian boleh makan nanti jam 19.30 malam." kata Nathan atau orang-orang menjuluki Raja Elang.

"Peraturan dari mana itu, Kak? Kok bisa ya mahasiswa disuruh puasa sampai jam 19.30 malam. Coba lu ada di posisi mereka kuat nggak?" Seluruh panitia acara hanya bisa terdiam dan tertunduk semua.

Dihadapan mereka adalah alumni terbaik Universitas Rajawali. Mereka berlima datang karena diundang oleh rektor dalam acara ospek mahasiswa baru. Mereka juga yang akan menjadi pembicara dalam kegiatan mahasiswa.

"Lo bisa aman, tapi lihatlah saja nanti semua rahasia BEM selama lima tahun akan gua bongkar.." bisik Bastian, mantan ketua BEM tahun 2015 dengan tatapan tajam.

Jam menunjukkan 09.30 acara baru dimulai, yang seharusnya 07.30 pagi malahan seluruh mahasiswa disuruh menunggu di tengah lapangan tanpa adanya konsumsi dan tidak boleh menyapa teman-teman.

"Hallo, apa kabar semuanya? Maaf ya teman-teman acaranya lama karena rektor dan dosen sedang ada acara di Bandung, jadi saat ini kami dari BEM yang akan memandu acara ini. Akan ada penyampaian informasi terkait tentang acara selanjutnya." ucap Andre, selaku ketua pelaksana acara.

"Kak, ada yang pingsan karena dari dua hari yang lalu ospek makannya sedikit.." ucap salah satu mahasiswi dengan panik.

"Biarkan aja dia kayak gitu.. Nanti juga bangun kok.." jawab Natasha, selaku bendahara BEM.

Seluruh mahasiswa yang mendengar perkataan Natasha merasa terkejut dan kesal.

"Kok mereka bisa ya bicara seperti itu.."

"Iya loh emang mau mereka bertanggung jawab jika perempuan itu meninggal.."

"Kalian berdua bisa gak jangan ghibah gua.. SEKARANG LO BERDUA MAJU KE DEPAN, CEPATTT!!!" ucap Natasha dengan suara lantang.

"Apaan sih bendahara doang gayanya kayak ratu.. Kalian berdua duduk saja, nggak usah dengarkan bendahara yang gak jelas ini." kata perempuan memakai jaket panitia tersenyum sinis.

"Lo ngapain pakai jaket dan pakaian sesuai dengan warna dresscode sama seperti panitia. Datang juga terlambat, sekarang lo lari dua ratus kali.." Temannya yang berada tak jauh dari tempat Natasha memberikan kode agar tak melanjutkan marah-marah.

"Jadi gini katanya Natasha mahasiswa kedokteran yang selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelas, namun sayangnya kok tidak sama dengan akhlaknya." Rasanya Natasha ingin sekali menendang perempuan ini.

"Lo ngapain disini, Luna.. Yuk kita makan bakso di depan kampus itu loh.." bisik David, sahabat Luna sekaligus suaminya.

"Sorry Kak Luna aku nggak bermaksud untuk menyakiti kakak.."

"Maaf saya untuk lo tidak akan pernah gua kabulkan.. Karena ini bukan sekali lo dan teman-teman melakukan perlakuan kasar tetapi..." Percakapan mereka terjadi ketika melihat sekitar lima mahasiswa yang telah meninggal dalam keadaan tragis.

FLASHBACK OFF

  Alasan panitia mengapa mengundurkan waktu mulai acara adalah karena ini. Jam 08.00 pagi, kelima mahasiswa ditemukan oleh dua mahasiswi di toilet masjid kampus. Mereka sudah dalam keadaan meninggal dengan secara tragis.

"TOLONG!!!TOLONG!!!TOLONG!!!" teriak perempuan dari mahasiswa Psikologi dan Teknik.

"Ada apa ini?" tanya tiga mahasiswa yang sedang berada tak jauh dari toilet.

"Tolong kak ada yang meninggal dua perempuan.." kata Raisa dan Tania.

"Kok bisa ada jenazah yang sudah membusuk gini.." gumam tiga laki-laki.

"David lo cepat panggil Luna dan orang-orang.." perintah Bastian tegas.

"Oke.."

Ternyata bukan cuma dua jenazah, melainkan tiga jenazah di salah satu toilet di pojok ruangan. Bastian, Tommy, dan Danny tak habis pikir siapa yang melakukan ini semua..

FLASHBACK ON

 Jam menunjukkan 12.00 siang, istirahat sholat. Setelah melaksanakan shalat, banyak mahasiswa yang pergi menuju luar gerbang kampus untuk membeli makan siang. Namun ada saja halangannya terdapat sepuluh orang panitia yang sudah stand by di berbagai titik kampus. Bukan hanya nggak boleh makan, namun semuanya harus diwajibkan menginap di kampus. Untuk kamar sudah dibagi-bagi oleh panitia.

"Selamat siang semuanya.. Masih pada semangat kan semuanya. Gua punya kabar baik untuk kalian semua, karena kita baru saja mendapat musibah meninggalnya mahasiswa. Maka dari itu gua dan seluruh panitia akan memberitahuakan tiga fakultas yang boleh pulang yaitu... SELAMAT ISLANDS DIAMOND, ALASKA GOLD PLAZA, & FOREST GARDEN dipersilahkan untuk pulang dan sisanya harus stay disini sampai hari Minggu nanti." Seluruh mahasiswa tak menerima omongan dari pihak panitia.

"Dan untuk yang tadi pagi melanggar aturan silahkan untuk maju ke depan.." perintah ketua panitia tegas.

Ketika seluruh mahasiswa yang lain sedang mengikuti kegiatan, salah satu perempuan melihat dari arah jauh Ardhan dan teman-temannya sedang dihukum.

"Ya Allah jadi semua yang dibicarakan oleh Tante Santi semalam benar. Jika para mahasiswa harus menginap dan merasakan bagaimana sakitnya dibunuh dan dihina oleh para panitia." batin perempuan mahasiswa Psikologi bernama Aurora.

"Kamu harus menyelediki semua rahasia yang disimpan oleh pihak kampus.." bisik seseorang di telinga kiri Aurora.

Dari kecil Aurora memang bisa berbicara, melihat, dan merasakan mereka. Mereka yang telah mati. Salah satunya adalah perempuan yang selalu teror dirinya agar mau membongkar rahasia besar dari rektor, dosen, dan mahasiswa.

"Sekarang pulanglah, nanti malam kamu datang kesini untuk memantau kegiatan ospek mereka. Jangan sampai ketahuan, karena nyawamu taruhannya.." ucap sosok perempuan dengan berbisik.

***

POV AURORA 

 Sampailah Aurora di rumahnya. Sesampainya di rumah, ia disambut oleh mama dan papanya dengan perasaan bahagia.

"Hallo, Aurora.. Gimana ospekmu seru kan? Mama dan papa bangga sama kamu akhirnya jurusan Psikologi masih menjadi jurusan favorit dan selalu kompak. Yel-yel dari jurusanmu telah menjadi trending topik di sosial media. Bahkan sampai pemerintah memberikan uang senilai 100 juta rupiah kepada jurusan kamu.." kata Mama tersenyum.

"Ini juga berkat papa juga dong, jurusan Hukum menjadi jurusan favorit nomor satu di Indonesia.." Aurora hanya bisa tersenyum tipis. Ia sudah tahu semua rahasia yang selama ini disembunyikan oleh kampusnya dan keinginan kedua orang tuanya yang ingin memajukan kampus Rajawali.

"Oh iya kamu sudah ada yang nempel belum?" goda papa tertawa.

"Tempel apa, Pa? Aku nggak tempel kertas di tembok.." jawab Aurora polos.

"Ya Allah lucu banget kamu.. Maksud papa nggak ada laki-laki yang suka sama kamu?" tanya papa tertawa.

"Oh gitu, nanti mau papa dan mama jodohkan dengan laki-laki bernama Bastian. Dia adalah mahasiswa dari jurusan Hukum loh. Papanya seorang pengusaha tambang dan pengacara sedangkan mama seorang dokter lulusan luar negeri.." Aurora melihat wajah mamanya hanya datar tanpa ekspresi.

"Mama it's okay?" tanya Aurora khawatir.

"Nggak apa-apa, mama mau ke toilet dulu, kamu nambah lagi udang dan cuminya." jawab mama tersenyum.

"Oke.."

Jam menunjukkan 02.00 pagi, aku terbangun karena berasa lapar dan kebelet pipis. Dengan langkah gontai, aku segera turun ke bawah. Sesampainya di toilet, aku mendengar papa dan mama sedang bertengkar.

"Sampai kapan kamu mau sembunyikan semua ini, Amanda?" tanya Raffi, papa Aurora.

"Aku takut jika suatu ketika Madam akan marah kalau rahasia akan terbongkar.." gumam Aurora panik.

"Apa yang disembunyikan oleh papa dan mama?" batin Aurora penasaran.

"Pokoknya mama tidak setuju kalau Madam akan ambil anak kandungnya.." kata mama tegas.

"Loh kok gitu, Ma.. Aku sudah anggap Aurora anak kandungku." ucap papa tak terima.

"Emang kamu mau kita kembali miskin lagi dan dituduh ikut campur dalam kejadian di masa lalu?" Aurora kaget mendengar percakapan orang tuanya. 

Dirasa sudah aman kedua orang tua sudah tidak ada di ruang tamu, ia dengan langkah cepat menuju ke kamar. 

Sesampainya di kamar air mataku tak bisa ditahan. Setelah aku mendengar semua kenyataan pahit yang selama ini ditutupi oleh kedua orang tuaku.

Aku tidak bisa memejamkan mata, rasanya ingin pergi dari bumi ini. Biarkan papa dan mama hidup kesepian dan miskin tanpa adanya diriku. Karena jam sudah menunjukkan 02.00 pagi aku coba mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran agar bisa terlelap. 

Ketika sedang membuka whatsapp, banyak teman-temanku menghina diriku hingga akhirnya aku terkejut melihat postingan status whatsaap foto diriku sedang bersama Bastian di rumah mewahnya di Lombok.

Aku hanya bisa sabar, lalu matikan handphone. Biarkan saja mereka menghina diriku, capek meladeni orang-orang iri dan suka ghibah. Hingga akhirnya diriku ini capek, lalu tidur.

***

Bersambung..

Maaf apabila ada kesalahan dan kata-kata yang menyinggung hati pembaca..:)

Terima kasih..

Salam hangat,

matcha~latte