Cinta Segitiga

Cinta Segitiga

Abdul fahmi

0

Saat Dio masih tertidur di pagi hari jam 07.00,Kala itu langit cerah dan udara segar berhembus masuk dari sela sela pentilasi jendela rumahnya, Dio yang kini menganggur di rumahnya, tiba tiba saja terdengar dering telpon dari samping bantalnya.


"Kring! Kring! Kring!" dering ponsel berbunyi.


"Halo Dio!" Sapa Faraz dengan nada sedikit berteriak.


"Oy, Iya halo." ucap Dio dengan kondisinya yang terbangun dari tidurnya.


"Yo bangun yo, cepat lihat berita pagi ini di E-TV," ujar Faraz dengan nada terengah engah.


"Gak ah, malas Raz, aku mau tidur lagi." jawab Dio


"Cepatan lihat, kalau tidak kamu akan menyesal?" teriak Faraz pada Dio,"Ini tentang ZTcoin, Ztcoin sekarang harganya sangatlah tinggi sekitar empat puluh ribu dollar amerika yo." sambung Faraz


"Hah, yang benar kamu Raz?" teriak Dio kaget karna perkataan Faraz dan dengan raut wajah yang seperti tidak percaya.


"Eh sudah aku bilang, cepetan kamu lihat beritanya sekarang." ucap Faraz


Lalu Dio beranjak dari tempat tidurnya tanpa membalas Faraz di telpon.


Beberapa Tahun sebelumnya,


Pagi hari senin jam 06.15, seorang pria yang bernama Dio dari keluarga sederhana berumur 17 thn siswa sekolah SMA terbangun dari tidurnya di karenakan ada suara seseorang yang sudah memanggilnya.


Tok..!! tok..!! tok..!! "Dio...! Diooo..! bangun nak, ini sudah pagi, nanti kamu telat loh kesekolahnya" ucap seorang perempuan di balik pintu kamarnya itu bernama Ibu Nuruk, Ibu Nurul adalah Ibu dari Dio.


Dio dengan keadaan yang masih belum tersadar dari tidurnyapun perlahan membuka kedua matanya dengan memaksakan dirinya untuk bangun


"Hoooaaaammm, iya iya bu dio sudah bangun" ucap dio dengan nada malas. "aaah ibu, baru juga jam segini" dio bergumam dalam hati.


"Cepat sana mandi, Ibu sudah buatkan sarapan dan bekal buat kamu di sekolah" ucap Ibu Dio yang bernama Nurul.


"Iya,iya Bu" Dio menjawab Ibunya dengan nada loyo di karenakan masih stengah sadar dan masih dengan rasa malas yang belum sepenuhnya sadar Dio mulai beranjak dari tempat tidurnya memaksakan dirinya untuk bangun dan lekas mandi.


**Sedangkan di ruang tamu yang sekaligus menjadi ruang tempat makan di karenakan rumah nya yang kecil, hanya dua kamar, satu ruang tamu, dan satu kamar mandi yabg bersebelahan dengan dapur. Kini Ibu Dio yang sedang menyiapkan sarapan untuk Dio dan suaminya itu sedang sibuk dengan aktivitas paginya, oh iya suami dari Ibu Dio bernama Pak Nando, dan dia adalah seorang kurir dan ojol, sedangkan Ibu Nurul adalah seorang ART dekat rumahnya, di karnakan jaraknya hanya 100 meter dari rumahnya tentu bisa pulang ke rumah kapanpun dia mau.


"Bu, ibu sudah bangunkan Dio?" ucap Pak Nando sembari menyeruput segelas kopi dan bersiap-siap untuk mencari nafkah.


"Sudah yah, Dio juga sudah bangun" ucap Ibu Nurul.


"Ayah juga sarapan dulu, nanti Ayah sakit loh kalo gak sarapan dulu" ucap Ibu Nurul.


"Iya Bu, sebentar lagi Ayah sarapan"Ucap Pak Nando.


Namun tiba2 celetuk Pak Nando berkata


"Bu, mudah-mudahan Dio bisa menjadi orang sukses ya Bu dan bisa angkat derajat kita ya Bu


di hari nanti" ucap Pak Nando dengan harap.


Ibu Nurul yang mendengar suaminya berbicara seperti itupun langsung menghentikan sejenak aktifitasnya dan menjawab perkataan suaminya.


"Iya yah, Ibu juga berharap Dio gak seperti kita ya Yah" ucap Ibu Nurul.