“Dek, dulu aku pernah jatuh dari pohon jambu saat masih kecil.” Aku membuka pembicaraan dengan seseorang yang baru saja ku nikahi itu.
“Iyakah, Mas...gimana ceritanya?” dia tersenyum tipis.
“Ceritanya nggak penting, yang jelas saat itu aku harus ke Sangkal Putung untuk membenahi tulangku yang patah. Sejak saat itu, aku bersumpah untuk membuatku tidak terjatuh lagi,” jawabku.
“Bagian mana Mas, kaki yang pernah jatuh itu? Bisakah aku menjadi dokter untukmu?” jiah, dia bisa aja menggodaku. Aku pun tak mau kalah.
“Tapi, sejak aku menikah denganmu Ranum. Justru aku ingin jatuh berkali-kali!”
“Kalau ngomong yang bener lho Mas, ucapan itu doa...,” ujarnya lembut sambil masih memeriksa kakiku.
“lho!bener ini Dek, aku ingin jatuh cinta padamu berkali-kali, kalau perlu setiap hari, sampai aku mati.”
“Udah deh mas, malam jumat masih lama!”. Ia ngeloyor pergi meninggalkanku sendiri.Nah lho? Apa hubungannya gombalanku kali ini dengan malam jumat.
***
Pagi hari setelah acara gombalan tadi malam yang belum pernah kuluncurkan sebelumnya pada wanita manapun yang tersebar di atas muka bumi ini. Aku bersiap-siap mencoba mematahkan hatinya untuk yang kesekian kali.
Aku menikmati teh manis buatannya, sembari menikmati paras ayu yang belum lama ini kusadari.
“Mas, sebentar lagi ada tes seleksi CPNS, Ranum boleh ikut daftar?” tiba-tiba ia mengajukan pertanyaan tentang pendaftaran pegawai negeri sipil.
“Buat apa Dek daftar CPNS, daftar juga belum tentu diterima. Daftar aja jadi bidadari hatiku, dijamin diterima tanpa tes.” Satu bongkahan bawang putih meluncur di jidatku.
“Mas, ingat nggak desa yang pernah kita kunjungi saat kita bulan madu di Jogja?” ia malah mengalihkan pembicaraan.
“Iya,ingat. Pingin kesana lagi?”
“Nggak Mas, dari seluruh desa yang pernah kulihat dan kunjungi selama ini, hanya satu desa yang membuatku merasa nyaman dan bahagia.” Jawabnya sambil tersenyum.
“Desa mana?biar kita agendakan mengunjunginya.”
“Desa At aku bersama dirimu.” Skak mat, aku kalah. Aku tak pernah tahu kalau Ranum juga bisa ngegombal, harusnya aku yang membuatnya tersipu malu,justru sekarang tinggal aku yang tertuduk diam seperti tanpa tulang di badan, dibalut bunga-bunga bermekaran memenuhi ruang hati yang paling dalam. Terimakasih Ranum istriku, telah menjadi tempat yang tepat untuk gombalan mautku. Untukmu jomblo, jangan buang gombal sembarangan!