Bentala Yang Tak Di Kepala

Bentala Yang Tak Di Kepala

Ayanay

5


Lahir dari keluarga berkecukupan dan bahagia menjalani rutinitas sehari-hari sebagai anak tentara. Ya benar ayahku kapten Ridal berprofesi sebagai kuli negara matra udara dengan seragam khusus berloreng dan ibunda ku Lika berprofesi sebagai “ibu rumah tangga” yang penghasilannya bisa melebihi suaminya.

Hal itu tak membuat sang kapten berkecil hati seperti pria di luar sana yang sering kali minder dengan uang yang dihasilkan istrinya, alih-alih minder ayahku hanya berpesan agar hati-hati dan tidak mudah ditipu oleh rekan kerjanya, pasalnya pekerjaan sampingan “ibu rumah tangga” yang dijalani ibundaku itu perbuatan illegal jika dikerjakan oleh istri dari laki-laki abdi negara.

Aku dua bersaudara, dimana Avif adik laki-laki ku bentang umurnya 4 tahun dibawahku. Mempunyai sifat berbanding terbalik denganku, ia suka menghabiskan waktunya dirumah dan bermain dengan gadgetnya dan serial kartun yang ada di televisi.

Mungkin karena masih duduk dibangku Sekolah Dasar dan aku mulai proses menuju dewasa di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Hanya berharap Ketika lulus dari bangku sekolah dasar aku bertemu dengan circle pertemanan tahan lama tidak seperti sebelumnya, mengapa aku berharap begitu karena selama ini aku sudah keluar masuk sekolah dasar lima kali dan tidak lain karena pekerjaan ayahku yang mengharuskannya dan semoga kali ini aku bertahan hingga lulus.

Yaa kali ini benar-benar diluar ekspetasiku dan pendewasaan sebelum waktunya. Menjalani pertemanan dengan konsep “GENG” yang harus meluangkan perhatian dan kehati-hatian yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Semoga kuat sampai akhir garis graduation ke tiga masa pendidikan. 

Aku tinggal di kawasan perumahan sederhana yang baru saja ayahku beli kredit dengan gajinya yang padahal ia mampu membeli cash dengan tabungannya, tapi memilih menyicil dengan gajinya. sebelumnya kami sekeluarga tinggal dirumah dinas yang ada di lingkungan kantor ayahku tapi ayahku memutuskan pindah dengan harap agar tidak dipindah tugaskan kembali.

tentang pekerjaan sampingan ibundaku Lika sebagai "ibu rumah tangga" ia bisa melakukannya dimana-mana bahkan jika ada kawasan baru dengan orang baru itu bisa dijadikan target selanjutnya dalam mengembangkan bisnisnya. hal itulah yang berbanding terbalik antar keinginan orangtuaku, dimana sang kapten ingin menetap di satu kota saja menghabiskan masa pensiunnya kelak sedangkan Lika wanita cantik jelita ingin terus ada di lingkungan baru dengan begitu bisnisnya bisa berjalan lebih cepat. 

jikalau aku sudah pindah TK dan SD sebanyak 5 kali, adikku merasakan hal serupa yakni 3 kali dia singgah dan pergi kembali menemukan tempat sekolah baru. dia cukup oke dengan problem tersebut sedangkan aku yg terus meronta menginginkan teman tetap yang berada disisiku.

walau terlihat seperti keluarga sempurna aku kerap kali merasakan kesepian dan iri jika melihat keluarga lain. sering kali iri jika keluarga lain dapat quality time hanya dengan makan se piring mie instan yang dibagi rata untuk satu keluarga hal ini kulihat di televisi hehe so i want it the time but not the condition..... :)). 

bersyukur dan bersyukur kunci menikmati hidup di dunia. tidak akan ada habisnya jika terus diiringi rasa ingin bersaing dan sepadan. begitu pula yang kurasakan saat masuk di SMP. entah tergolong sangat dini untukku bisa merasakan sifat jiwa yang mengerikan atau memang wajar?

apakah wajar gadis SMP merasakannya?

*maaf jikalau masih amatir. this first time hehe*