Ini kisahku....
Namaku Angel, usiaku baru menginjak 16 tahun.
Aku bersekolah di SMA Unggulan Bramantara.
Aku baru masuk kesekolah ini sekitar 2 hari yang lalu, ini adalah hari ketiga aku menjalani masa pengenalan sekolah.
Jika ditanya, apasih tujuan hidupku? Maka aku akan menjawab, aku tak lagi punya tujuan hidup!
Sejak aku lulus Sekolah Dasar, orang tuaku telah bercerai. Alasan mereka bercerai hanya satu, tak ada lagi kecocokan. Ah membahas tentang orang tuaku terdengar memuakkan!
Siang itu.
Kaki ku terus melangkah menuju ke arah kelas tempatku berada, namun seorang Gadis perempuan memanggilku.
"Angel" ucapnya.
Mataku teralih oleh panggilan itu, namun saat kulihat wajahnya mataku membulat sungguh aku merutuk didalam hati.
Aku segera menjauh namun tanganku dicekal olehnya.
"Sialan! Kau juga sekolah disini!" umpat nya padaku.
Tanganku terkepal, ia adalah salah satu teman SMP ku di sekolahku yang dulu. Kami pernah berteman namun tak lama setelahnya, ia membenciku tanpa sebab.
Gila bukan? Selain itu ia malah mengajak orang lain untuk membenciku juga, beginilah seputar duniaku. Mentalku terlalu diuji oleh banyak orang yang tak menyukaiku.
Kalau aku bisa berteriak pada Tuhan, maka aku akan berkata aku lebih baik mati daripada hidup di dunia yang memuakkan ini lalu aku akan bertanya, kenapa Tuhan memilih ku untuk lahir?
Ah, jika aku terus mengeluh mungkin Tuhan akan segera mendepakku dari dunia ini...
"Kenapa kau sekolah disini?" tanyanya padaku.
"Aku juga tidak berharap satu sekolah denganmu!" ucapku kesal.
Matanya melotot marah padaku, di masa lalu aku memang diam tapi sekarang aku sudah malas untuk ditindas.
Bullying sudah biasa terjadi padaku di masa lalu.
"Kau sudah berani rupanya?" tanyanya padaku.
"Apa yang harus aku takutkan darimu?" balasku membuatnya semakin marah.
Aku tersenyum meninggalkannya sendiri, aku yakin Anya pasti akan berulah setelah kejadian ini.
___
Siang itu sekolah terasa sangat panas, apalagi saat ini PlS masih berlangsung dan kami diberi waktu untuk istirahat agar makan di kantin membuatku mengibaskan tangan di wajah untuk memberi sedikit angin.
Byur
Seketika seseorang menyiram wajahku dengan air es, siapa lagi pelakunya kalau bukan Anya.
Aku menatapnya dengan tatapan datar, beberapa siswa yang lain kaget dengan tingkah Anya.
"Gimana Njel? Udah terasa dingin" tanya padaku.
Aku tersenyum sinis dengannya, tanganku terangkat membuat salah satu senior mendekat.
"Aku merasa ini adalah salah satu kasus bullying" lirihku pada seorang senior perempuan.
"Apa kau mengenalnya?" tanya senior itu padaku.
Anya tampak menyela.
"Kami satu sekolah dan aku hanya bercanda" lirih Anya menjelaskan.
Aku tersenyum saat melihat senior itu mengangguk, aku rasa Senior itu sudah mengenal dekat Anya.
"Apa hal ini bisa disebut bercanda?" tanyaku menunjuk pada pakaianku yang basah.
Helaan nafas senior itu terdengar.
"Ini sedang istirahat, akan lebih baik kau selesaikan masalahmu menjauh dari tempat ini!" ucap Senior itu.
Aku menatap wajah Anya yang tersenyum bangga, tanganku tiba-tiba meraih gelas minum milikku lalu melemparkan tepat di wajah Anya.
Bruk
Gelas bersama air mengenai wajah Anya membuat Anya berteriak histeris.
Dunia ini memang gila, kadang manusia terlalu berlebihan memainkan perannya seolah ia adalah korban padahal ialah pelaku sebenarnya.
Aku terkekeh.
"Aku hanya bercanda!" lirihku.
Anya marah, ia hendak menamparku dan akhirnya kamipun bertengkar saling menjambak.
Bersambung...
Happy Reading ❤❤