Aku... Anak bungsu, yang katanya paling disayang seluruh keluarga dan paling dimanja.
Tidak dipungkiri bahwa memang kasih sayang itu selalu ada untuk ku, mungkin memang lebih daripada kepada semua kakak ku.
Tapi aku juga sayang mereka. Sayang ayah dan mama, sayang abang dan kakak perempuan ku.
Aku lahir lebih muda 5 tahun dari kakak perempuan ku, membuatku tidak ingin jauh darinya walaupun dia selalu kesal setiap kali aku mencoba ikut bermain dengannya.
Aku anak bungsu yang selalu ingin jadi seperti kakak. Menjadi seseorang yang punya banyak teman dan selalu menjadi pusat perhatian dan memiliki kepercayaan lebih pada diri sendiri.
Aku anak bungsu yang kalau ada apa-apa pasti bertanya harus bagaimana, harus ambil keputusan seperti apa, dan pada akhirnya aku hanya akan diam karena yang mengambil keputusan adalah orang tua ku atau kakak ku.
Aku anak bungsu yang selalu merasa bingung dengan bagaimana cara pandang dunia ini pada orang seperti ku. Ketika aku mencoba berbuat baik orang memanfaatkan ku, ketika aku egois orang akan memandang hina.
Aku anak bungsu yang serba takut dengan setiap langkah yang ku ambil. Takut merugikan orang, takut membuat malu keluarga, takut tidak bisa jadi seperti yang orang tua ku inginkan.
Aku anak bungsu yang ingin jadi sekuat kakak lelakiku, seberani kakak perempuan ku, tapi berakhir jadi anak yang tidak memiliki keinginan selain tenang menjalani hidup dan takut menghadapi masalah.
Pada akhirnya aku adalah aku. Tidak bisa jadi seperti kakak atau seperti yang orang tua ku inginkan. Terlalu takut untuk mengejar mimpiku sendiri, takut untuk menjadi seseorang yang aku impikan.
Aku terlalu takut sampai badan ku lemas dan tidak bisa konsentrasi. Takut sampai selalu bangun dia tengah malam dan berakhir tidak tidur sampai pagi.
Takut orang akan menyalahkan ku untuk setiap kesalahan yang tidak sengaja aku buat, takut membuat orang tua sedih dan takut kakak kecewa padaku.
Orang bilang semua pikiran itu hanya ada dalam pikiran ku, tapi setiap kali matahari terbit dan pagi datang, semua pemikiran itu terasa nyata. Seperti seseorang akan benar-benar datang pada ku dan mulai menyalahkan ku akan setiap tindakan yang aku lakukan.
Rasanya akan lebih mudah jika aku tidak ada, tidak perlu memikirkan akan jadi bagaimana kau nanti, tidak perlu memikirkan apakah ayah dan mama akan sedih melihat ku gagal jadi seperti yang mereka impikan, dan tidak perlu melihat semua kakak ku kecewa karena aku tidak seperti yang mereka pikirkan.
Aku... Anak bungsu yang tidak bisa menjadi apapun yang bisa dibanggakan oleh keluarga.
*****
"Abang sayang sama kamu, abang percaya kamu bisa lebih sukses dari abang"
"Kakak sayang sama kamu, dan kamu itu berharga, inget kamu itu pinter, jangan takut buat ngadepin masalah"
"Ayah sayang sama dede. Dede jangan takut ya, gak ada yang ninggalin kamu"
"Mamah gak berharap dede jadi apapun, asalkan itu baik buat kamu, mamah pasti dukung"
Kata-kata itu seakan jadi penyemangat ku untuk terus hidup dengan baik. Tapi entah sejak kapan, setiap kali aku mengingatmu semua kalimat itu rasanya seperti beban untuk ku.
Aku tau masalahnya bukan ada pada mereka, tapi ada padaku.
Aku kewalahan menghadapi diriku sendiri, kewalahan menghadapi pemikiran bahwa setiap cinta yang ku Terima harus dibayar dengan kesuksesan dan uang untuk menopang setidaknya kehidupan ku sendiri.
Aku kewalahan menjadi pribadi yang mampu terbuka pada keluarga ku, dan kewalahan menjadi sosok anak baik yang bisa membuat keluarga tenang.
Seperti yang aku katakan aku tidak punya banyak keinginan, aku hanya ingin hidup tenang dan memiliki pekerjaan yang mampu aku kerjakan.
Tidak perlu terlalu overthinking tentang apa yang akan terjadi, tapi juga tidak menjadi malas hanya karena aku tidak memiliki tekanan dalam hidup.
Aku... Berharap aku bisa menjadi lebih dewasa, menjadi lebih kuat dan sabar menghadapi dunia ini dan diri ku sendiri.
Aku berharap setiap cinta yang aku Terima bisa aku ubah menjadi energi dan semangat untuk menjadi pribadi baru yang mampu bertahan dalam setiap badai kehidupan yang datang.
Aku... Bisakah aku menjadi versi terbaik untuk diriku sendiri tanpa memikirkan orang lain bahkan keluarga ku?
Bisakah aku menjadi apa yang aku mau walaupun itu menjadi kekecewaan bagi keluarga ku?
Sekali lagi... Rasanya semua itu tidak mungkin. Aku selalu berpikir Setiap cinta dan kasih sayang itu harus dibayar dengan setidaknya kemandirian ku tanpa harus membuat keluarga ku malu apalagi menimbulkan masalah bagi mereka.
Aku mungkin mempunyai standar terlalu tinggi untuk diriku sendiri, dan disitulah letak masalahnya. Tapi... Salah kah aku begitu? Lalu bagaimana caranya agar aku tidak seperti itu?
Aku buntu dan selalu berakhir mencoba menyesuaikan diri dengan apa yang menimpa ku sekarang.
Aku ingin seperti kakak tapi aku tidak sekuat mereka, aku ingin menjadi seperti orang tuaku, tapi aku juga tidak sesabar mereka.
Aku ingin jadi seperti orang lain yang bebas menjalani hidup mereka, tapi aku tidak seberani mereka dalam mengambil keputusan.
Aku... Serba kurang dalam apapun, dan aku buntu harus bagaimana.
Apakah ini adalah proses kehidupan? Apakah semua orang memiliki masa dimana mereka bahkan tidak tau harus berbuat apa agar hidup mereka lebih baik?
Aku berdoa, meminta dan berharap agar masa depan lebih baik, agar aku tidak terlalu berpikir negatif tentang apa yang akan terjadi nanti.
Ayah... Mamah... Kakak...
Jika mungkin apakah tidak apa-apa jika aku mengecewakan kalian?
Maaf sudah menjadi anak bungsu yang sulit kalian tangani, maaf sudah manjadi anak bungsu yang tidak bisa menjadi seperti yang kalian inginkan.
Ayah... Mamah... Kakak....
Tolong jangan kecewa, tolong jangan membenci, tolong Terima aku yang seperti ini, yang tidak tau apa yang dia inginkan dan tidak tau mau jadi seperti apa dia nanti.
Dan untuk diriku...
Tolong tetap kuat, tolong tetap bertahan. Kamu hampir 26, sudah saatnya kamu memikirkan apa yang penting, bukan apa yang kamu inginkan.
Berhentilah berangan bahwa kamu akan menjadi seperti seseorang yang kamu lihat di TV. Berpikirlah tentang apa yang kamu mau dan kejarlah, berhentilah melakukan apa yang kamu tidak suka hanya demi pengakuan.
Dan mulailah berpikir kalau kamu tidak akan pernah mencapai apapun kalau kamu belum menghargai dirimu sendiri.
Untuk ku, aku tau kamu bisa walaupun prosesnya begitu sulit. Tapi tolong percaya pada dirimu sendiri, tolong percaya bahwa kamu cukup baik untuk menerima cinta yang telah kamu Terima, untuk menerima setiap perhatian yang kamu dapat dan untuk semua air kasih sayang yang telah tercurah untuk kamu bahkan sebelum kamu lahir.
Tbc