Di depan meja kerjanya, seorang gadis sedang sibuk dengan layar laptopnya, beberapa kali tertawa hingga berteriak histeris karena kegirangan. Namanya Casandra Dealova. Keasikannya buyar seketika, begitu sahabatnya, Boni, julid padanya.
"Online mulu!"
Boni mengagetkan Casandra yang tengah asik di depan layar laptopnya.
"Ngapain sih?"
Kali ini Boni mendongakkan kepalanya ke arah Casandra. Casandra mulai gerah karenanya. Dia langsung menutup laptopnya.
"Kok ditutup?"
"Kamu ngapain sih, Bon! Ganggu aja!"
Bukan pertama kalinya, mereka beradu mulut seperti saat ini. Casandra dan Boni adalah sahabat, mereka sudah menjadi sahabat sejak lama. Mereka sama-sama menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan jasa konsultan pertambangan di kota Jogjakarta. Menjadi konsultan, bukanlah satu-satunya pekerjaan Casandra. Waktunya lebih banyak dihabiskan untuk kegiatan menulisnya di beberapa platform online.
"San ... jangan bilang kamu dapet gebetan baru di IG atau FB!"
"Hahaa ... kok kamu tau sih!"
Boni paham benar dengan watak sahabatnya yang satu itu. Berkali-kali ditipu oleh teman dunia mayanya, dia tidak pernah kapok dan selalu meladeni setiap orang asing yang mencoba mendekatinya. Sekalipun itu adalah akun bodong.
"Kamu belum kapok juga dengan tipuan yang serupa, hah?!"
"Kenapa sih emangnya, beberapa memang menyebalkan, tapi ada juga loh yang asik buat ngobrol. Yakin deh!"
Boni menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin bagi Boni, melihat Casandra yang bisa menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk meladeni sebuah obrolan yang belum tentu kebenarannya, adalah hal yang biasa.
"Kamu belum kapok, kena tipu mulu?"
"Santai aja, Bon. Ini kayaknya beneran deh. Mau aku kenalin ga?"
"Ga sudi!"
Itu adalah bentuk perhatian Boni sebagai sahabat Casandra. Dia tidak ingin melihat Casandra sedih dan patah hati untuk kesekian kalinya, gara-gara masalah yang serupa.
"San ... San, bingung aku tuh sama kamu. Kamu cantik, pinter, bule, kalo mau nyari pacar itu, di dunia nyata juga banyak, ngapain harus percaya akun-akun ga jelas begitu?!"
"Ga gitu Bon! Aku ga sengaja-sengaja ketemu. Mereka kenalan, ya udah say hello aja. So far, i'm good."
"I'm good, i'm good! Nanti, bentar lagi juga curhat sambil nangis-nagis."
Boni mendengus kesal dan menepis tangan Casandra yang sejak tadi menempel di lengannya.
Ya, Casandra adalah bule. Dia keturunan Jawa-Autralia. Tapi lebih betah tinggal di Indonesia, alasannya cukup sederhana, di Indonesia, dia memiliki teman yang lebih tulus dan tidak rasis. Casandra juga berasal dari keluarga yang biasa saja. Itulah mengapa, dia harus tetap bekerja untuk menambah uang kebutuhannya sendiri. Sudah sejak lama, Casandra berpisah rumah dengan orangtuanya, meski sama-sama di Jogja, saat ini.
Boni adalah teman dan sahabat Casandra sejak duduk di SMA, mereka pernah terlibat perasaan cinta, namun mengakhirinya. Dan memilih menjadi sahabat kembali untuk saling menjaga.
"Bon, Bon! Dia udah tua ternyata." Sambil memasang muka sedih namun masih tetap antusias.
"Ih ..., bodo amat lah!"
"BONI! Sini deh, liat dulu, he send me a picture! Look at this! How is he handsome men?"
"Iya, iya. Serah kamu, San!"
Casandra begitu antusias dengan kenalan barunya yang mengaku seorang tentara. Boni sudah berulang kali meyakinkan sahabatnya untuk tidak percaya begitu saja.
"San ... kali ini, jangan libatkan aku dalam dilemamu. Aku capek!"
"He em! Kamu ga perlu, biar aku selesaikan sendiri."
"Heh! Sombong, liat aja nanti!"
"Trust in me when i say ...."
Casandra tau, Boni tidak akan benar-benar membiarkan dirinya sendiri ketika sedang kalut dan bermuram durja. Dia akan selalu ada, kapanpun Casandra membutuhkannya.