30 Hari Setelah Menikah

30 Hari Setelah Menikah

Naniraa

0

"Selamat menempuh hidup baruuuuuu" Kuucapkan dengan lantang untuk teman kantorku Danang dan juga Eva yang sedang melaksanakan pernikahan. Mic masih saja terpegang dengan kokoh ditanganku, berbicara dan berteriak seperti orang yang tidak mempunyai kesadaran. Naik keatas podium dan merebut mic yang tengah dipegang oleh Mc acara pernikahan temanku.


Aku mengucapkannya sesuai permintaan dari temanku Danang, sengaja membuat lelucon diacara pernikahannya. Sebagian orang memandangku dengan pandangan yang menjijikan tapi tidak dengan beberapa teman kantorku. Semuanya mengabadikan moment ini untuk mereka masukan digrup kantor ataupun status WhatsApp mereka sebagai lelucon.


Handphoneku berbunyi nyaring beberapa pesan masuk terdengar, bunyi dering terlalu banyak menandakan bahwa mereka telah mengirimnya digrup WhatsApp kantorku bekerja.


Aku terbiasa menjadi ikon didalam grup, hampir semua isi grup mengunggah beberapa fotoku yang bahkan tidak layak untuk dipertontonkan. Tapi tak mengapa, aku menyukainya. selama teman-temanku terlihat bahagia karena tingkahku aku ikut merasakan kebahagiaan juga.


Ada beberapa orang yang bersorak "turuuuuun BRISIIIIK !!!" tapi aku mengabaikannya, selama bukan pasangan pengantin yang menyuruhku untuk turun dari podium ini aku tetap berada diatas untuk mengucapkan "selamat menempuh hidup baruuu, selamat telah mempunyai partner untuk beradu biji salakmu ! Selamat Danang ! Bravoo ! Hubungi aku jika kau sukses melaksanakannya malam ini !"


Terdengar menjijikan memang, tapi inilah janjiku padanya saat aku kalah taruh dengannya tentang siapa yang akan menikah terlebih dahulu. Nyatanya akulah yang kalah, dan harus melakukan konsekuensi sesuai peraturannya.


Danang terlihat sangat bahagia saat aku berteriak diacaranya, rasa malu kusingkirkan terlebih dahulu untuk rasa solidaritasku pada teman baikku selama dikantor.


Aku diseret turun oleh seorang wanita cantik, yang aku sendiri tidak tahu siapa dia. Dia hanya menarikku dari bagian bawah kakiku, membuatku tersungkur jatuh kebawah podium.


Melihanya yang sedang memandangku dengan sangat kesal, aku bingung dibuatnya. Bukankah aku yang seharusnya kesal karenanya? Menjatuhkanku dihadapan semua orang ?


"Sakit !" terikakku padanya.


"Ya kamu berisik !!!" suaranya terdengar lebih galak dariku, nyaliku dibuat ciut olehnya. 


"Cantik-cantik galak" gerutuku pergi meninggalkan wanita galak itu.


Kembali bercerita dengan beberapa temanku, sebagian dari mereka mengucapkan selamat atas keberanianku berteriak diatas podium. Dan ada sebagian lagi yang menepuk punggungku mengatakan "malu-maluin" sambil mereka tertawa melewatiku.


Aku tidak merasa malu sedikitpun, karena bagiku itu hal biasa yang dilakukan oleh seorang teman kepada teman dekatnya. Aku hanya menghidupkan suasana yang membosankan ini, karena kenyataanya memang semua hanya sibuk dengan pasangan ngobrol mereka masing-masing bukan dengan pengantin yang hanya duduk berdua dikursi pengantin.


Aku berjalan mendekat meja yang berisikan air sirup yang dingin, terlihat begitu menggoda tenggorokanku. kuambil beberapa gelas untukku minum, kutuang sekitar 3 kali berturut-turut gelasku. Tidak menyadari ada seseorang yang tengah menungguku untuk mengambil minuman yang sama denganku.


"Ngapain ???" kutanyai gadis terdiam tepat dibelakangku.


"Mau ambil minum" suaranya lirih, bahkan hampir tidak terdengar.


"Haaah?? ngomong apa sih ??? suaranya kencengin" mataku melotot gereget padanya, bahkan suara kentutku lebih besar dari suara gadis dihadapanku ini.


"AKU MAU AMBIL MINUM ! MINGGIR !" teriakan gadis ini membuat seluruh orang menatap kearah kami berdua, membuatku malu dibuatnya.


Aku berjalan menjauh darinya, membiarkannya mengambil segelas minuman yang dia tunggu sedari tadi. Dia terlihat sangat malu, matanya terus merunduk kebawah. Bahkan saat dia berteriak padaku dia tetap saja memandang kearah lantai.


Tersenyum melihat gadis yang terlihat sangat pemalu ini, dia cantik bahkan sangat cantik tapi mengapa pandangannya selalu saja kebawah ? Pertanyaan itu muncul dibenakku.


Berjalan mengikutinya dari belakang, mencari tahu kemana dia akan pergi. Aku ingin mengujinya sekali lagi, ingin membuatnya berteriak lagi didepanku. Rasanya menyenangkan diteriki gadis pemalu ini.


Entah dia tuli ataupun dia memang benar-benar tidak melihatku, dia tidak menoleh sedikitpun kearahku saat langkah kakiku benar-benar terdengar mengukutinya. Berbalik melihatikupun dia tidak, padahal beberapa orang telah memberitahukan bahwa ada aku dibelakangnya berjalan mengikuti langkah kakinya.


Kuraih tangan gadis ini, gadis yang cukup membuatku penasaran karena tatapan matanya selalu saja melihati lantai. Membuatnya terkejut dan langsung menamparku karena rasa takut dan terkejutnya.


"Plaaak" suara nyaring tangannnya saat mendarat dipipiku. Rasanya sangat sakit, tapi aku tidak bisa marah padanya. Karena bahkan saat dia menamparku dia memejamkan matanya, seperti rasa tidak tega melakukannya. Hanya saja dia takut melihatku terus melangkah mengikutinya.


Kuusap beberapa kali pipi yang tertampar olehnya, merasakan sakit dan perih bercampur menjadi satu.


"....." seperti biasa dia selalu saja mengucapkan kata yang tidak bisa ku dengarkan sekali lagi.


"kamu ngomong apa sih? ngomong sama kentutku lebih gede suara kentutku loh" jelasku padanya. Dia tersenyum saat aku berbicara. Senyum dengan lesung pipi dikedua pipinya membuatku terpesona, betapa cantiknya dia saat tersenyum. Meski dia melemparkan senyum kebawah lantai tapi aku bisa melihatnya dengan jelas karena dia berdiri tepat dihadapanku.


"Kamu ngomong apa ???" tanyaku padanya sekali lagi.


"maaf" terdengar sangat lirih tapi kali ini aku bisa membaca dari gerak bibirnya.


"kamu cantik" kalimat itu keluar dengan sendirinya, tanpa ada rencana aku ingin mengatakannya. Sesaat saat aku mengatakannya dia menengadah melihatku, mata kami saling menatap satu sama lain.


Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku, hanya saja aku aku mulai berdebar melihat tatapan matanya. Tatapan sayu dengan mata bulat sempurna miliknya, aku tertarik hanya dengan melihatnya.


Dia terus melihati wajahku mengamatinya dengan sangat teliti. wajahnya begitu serius, entah apa yang sedang difikirkan gadis cantik ini aku tidak tahu. Aku hanya tau jika dia benar-benar cantik, aku menyukai mata bulat dan lesung pipinya.


"Ada yang salah dimukaku ???" kutanyai dia, dia hanya menggelengkan beberapa kali kepalanya. Tatapannya masih saja melihat kearah wajahku, hingga aku merasa sedikit malu dilihati olehnya.


"Terus ngapain liatin aku terus???" tanyaku padanya lagi.


"Kamu lucu" ucapannya lirih, berbicara sambil melemparkan senyum cantiknya. Rasanya aku tidak bisa berdiri dengan tegak saat ini, aku dibuat jatuh cinta oleh orang yang baru saja kutemui ini.


"Jangan bikin aku seneng, nanti aku terbang" ledekku padanya.


"Kamu bisa terbang???" matanya melotot menanyaiku, seolah-olah percaya bahwa aku memang benar-benar bisa terbang.


"Maksud aku kalo kamu liatin aku terus nanti aku kesenengan, terus bisa-bisa aku suka sama kamu. Emang kamu mau ???"


"Mau" aku terkaget mendengarnya, dia begitu terus terang dengan perasaannya. Aku dibuat salah tingkah seketika oleh gadis yang belum kutau namanya ini. 


Bibirku serasa ditarik kekanan dan juga kekiri, membentuk senyuman terlebar yang pernah kubuat karena gadis yang kutemui dipernikahan temanku ini.